bachkim24h.com, Jakarta – Ford Motor Company sedang mempersiapkan rangkaian kendaraan listrik terjangkau di tengah ancaman dari Tesla dan rivalnya dari China untuk diluncurkan pada tahun 2026, untuk sementara membatalkan rencana SUV listrik tiga baris.
Sebelumnya pada Mei 2023, Ford mengungkapkan rencananya untuk fokus pada kendaraan listrik. Rencana ini bertujuan untuk menguasai pangsa pasar mobil listrik melalui SUV listrik tiga baris yang akan diluncurkan pada 2025.
Namun laporan Bloomberg pada Senin (18/3/2024) menyebutkan bahwa Ford akan ikut serta dalam perlombaan kendaraan listrik berbiaya rendah dengan mengalihkan fokusnya untuk menunda rencana SUV listrik, menurut orang dalam yang mengungkapkan rencana internalnya.
Langkah tersebut diambil Ford setelah menyaksikan stagnasi pasar kendaraan listrik antara lain karena harga jual yang tinggi.
Model pertama proyek kendaraan listrik terjangkau Ford akan tiba pada akhir tahun 2026 dengan harga mulai US$25.000 atau sekitar Rp392,9 juta. Ini sama dengan harga mobil listrik dasar yang sedang dikerjakan Tesla.
Mobil listrik Ford, yang belum diketahui namanya, rencananya akan menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP), yang harganya sekitar 30 persen lebih murah dibandingkan baterai lithium-ion tradisional.
Namun, merek kebanggaan Amerika ini sedang menjajaki teknologi baterai alternatif yang memungkinkan penghematan lebih besar.
Proyek ini akan dikerjakan oleh tim berdedikasi yang terdiri dari 100 orang di Irvine, California, yang telah bekerja selama dua tahun untuk mengembangkan platform listrik untuk SUV kompak, van, dan kendaraan berbagi tumpangan.
Namun dengan perubahan rencana saat ini, masih belum jelas jenis kendaraan terjangkau apa yang akan diproduksi, namun yang pasti lebih kecil dari SUV besar tujuh penumpang sebelumnya.
Keberadaan tim khusus tersebut dikonfirmasi oleh CEO Ford Jim Farley pada awal Februari lalu. Ke-100 peserta tersebut dipimpin oleh Alan Clark, mantan kepala proyek Tesla Model Y.
“Mereka telah mengembangkan platform fleksibel yang tidak hanya akan diterapkan pada beberapa jenis kendaraan, tetapi juga akan menjadi basis besar untuk menginstal perangkat lunak dan layanan,” kata CEO Jim Farley seperti dikutip Inside EV.
“Semua tim EV kami sangat fokus pada biaya dan efisiensi produk EV kami. Pesaing utamanya adalah Tesla dan OEM Tiongkok yang lebih terjangkau,” tutupnya.