JAKARTA – Film Tulang Belulang Tulang yang disutradarai Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat akhirnya tayang di bioskop. Film ini menjadi bukti nyata keberhasilan hasil inkubasi program Film Indonesiana 2021 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendukung inisiatif masyarakat di bidang kebudayaan.
Diproduksi oleh Adhya Pictures dan Pomp Pictures, film ini akhirnya hadir di layar lebar di bioskop dan menceritakan tradisi Mangokal Holi, yaitu kebiasaan memindahkan tulang belulang leluhur dengan cara membongkar kembali kuburan untuk mengumpulkan sisa tulang belulangnya. dan lokasinya di bangunan cagar budaya.
Baca juga: 900 Seniman dari 15 Negara Meriahkan Festival Bertutur Indonesia 2024
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, pemutaran Tulang Belulang Tulang di bioskop menunjukkan bahwa ekosistem perfilman dunia Indonesia tetap terjaga dan diperkuat.
“Bagus sekali untuk memperkuat ekosistem perfilman Indonesia. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senantiasa mendukung dan memfasilitasi sineas Indonesia untuk lebih berkembang, khususnya melalui program-program yang kami laksanakan,” ujarnya dalam siaran pers dilansir, Minggu (10/06/2024).
Selain itu, Hilmar juga memberikan apresiasi terhadap film Tulang Belulang Tulang yang merupakan hasil inkubasi program Film Indonesiana 2021 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan tayang di bioskop tanah air dalam waktu dekat.
Baca juga: Festival Mendongeng Subak Indonesia, Dian Sastro: Transformasi Seni Tradisional Menjadi Modern
Direktur Film, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ahmad Mahendra memastikan pemerintah selalu ada untuk memberikan dukungan kepada sineas Indonesia dalam berupaya memperkuat ekosistem perfilman tanah air.
“Setelah produksi yang sistematis, selamat atas keluarnya Tulang Belulang Tulang. “Kami di Kemendikbud akan terus mendukung karya kreatif para sineas guna meningkatkan kesuksesan film Indonesia di kancah internasional di masa depan,” kata Mahendra.
Pada akhirnya, Mahendra berharap ke depan, melalui inkubasi perfilman Indonesia, akan semakin banyak lagi film-film sineas nasional yang bisa melangkah, membuka pintu lebar-lebar bagi sineas nasional untuk tampil di festival film internasional.