Categories
Teknologi

Belajar dari Kasus Suap SAP, Kemandirian Teknologi Jadi Kunci

bachkim24h.com, Jakarta – Penguasaan teknologi menambah otonomi untuk menentukan arah negara akan melangkah. Dengan leluasa memanfaatkan teknologi akan mengurangi potensi risiko ketergantungan yang akan menurunkan ketahanan nasional dan menghambat pengambilan keputusan strategis bagi pembangunan bangsa dan negara.

Di era digital yang semakin maju, peran teknologi informasi dan komunikasi sangat penting bagi ketahanan suatu negara. Di sisi lain, jumlah penduduk yang terus bertambah, kemudahan akses informasi dan media sosial sehingga memudahkan pemalsuan informasi di dunia maya menimbulkan tantangan yang kompleks dalam pengelolaannya.

Berkaitan dengan itu, untuk menjamin kemandirian negara dalam adopsi teknologi, negara harus mempunyai kendali penuh terhadap informasi dan data warga negara, termasuk sistem teknologi dan keamanan informasi dan tentunya institusi.

Skandal suap perusahaan ERP global Jerman, SAP yang pertama kali terungkap di pengadilan AS, diduga melibatkan Badan Telekomunikasi dan Akses Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (kini Kominfo). dalam perilaku yang kurang etis Contoh. Dan ternyata perusahaan global kelas dunia seperti SAP pun pernah melakukannya.

Kasus suap SAP baru-baru ini terungkap berdasarkan berita resmi Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang menyebutkan terdapat dokumen pengadilan terhadap SAP untuk membayar denda dan administrasi sebesar USD 220 juta atau setara Rp 3,4 triliun.

Menanggapi kejadian tersebut, pakar teknologi dan keamanan Jolinto Sutandang menekankan pentingnya kebebasan mengadopsi teknologi. Hal ini tidak hanya menjaga ketahanan ekonomi tetapi juga mendorong ketahanan dan keamanan nasional, kemandirian, ketersediaan sumber daya lokal serta kreativitas dan inovasi.

“Kebebasan kita dalam mengadopsi teknologi informasi adalah hak mutlak untuk memberikan kita otonomi yang sesungguhnya, bukan lagi menjadi tanduk di antara dua gajah yang bersaing,” ujar CEO PT Equinix Business Solutions.

 

Menurutnya, ada lima alasan mengapa kebebasan mengadopsi teknologi dapat membawa perbaikan lebih lanjut: 1. Fleksibilitas ekonomi

Dengan keahlian yang kami miliki, kami berupaya memenuhi kebutuhan pasar domestik, sehingga pelanggan selalu memiliki pilihan dan harga yang lebih kompetitif tanpa bergantung pada solusi eksternal. 2. Ketahanan dan Keamanan Nasional

Memanfaatkan sumber daya lokal untuk leluasa menguasai teknologi sehingga tidak ada kemungkinan sabotase atau pembatasan yang dapat mengganggu keleluasaan penerapan fleksibilitas dan keamanan. 3. Otoritas

Sumber daya turunan (solusi dari sumber daya teknologi informasi, berasal dari sumber daya jenis lain) tidak mempunyai ketergantungan teknis atau hukum pada pihak asing sehingga pengendalian dapat tercapai. 4. Ketersediaan sumber daya lokal

Sumber daya terpenting bagi suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Suatu negara hanya bisa maju jika sumber daya manusianya berkualitas dan mendukung pilar-pilar dasar pembangunan negara yang mandiri dan mandiri. Jika teknologi tidak bisa dikuasai secara leluasa, maka besar kemungkinan akan keluarnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencari peluang yang lebih baik dalam mewujudkan dirinya. 5. Kreativitas dan inovasi

Dengan membuka pasar bagi pemanfaatan sumber daya lokal, kreativitas akan tumbuh subur. Kreativitas yang dikembangkan dengan baik suatu saat akan melahirkan inovasi, akan banyak penemuan yang dihasilkan dan akan tercipta kreasi lainnya dan seterusnya.

 

Julianto mengatakan, upaya kebebasan menguasai teknologi adalah dengan menggunakan solusi TI berbasis open source. Platform open source diprediksi akan menjadi platform masa depan karena menawarkan efisiensi, kebebasan, kemandirian, dan otonomi dalam mengadopsi teknologi.

Meskipun ini adalah pertanyaan masa depan, dunia modern kita saat ini praktis menggunakan sebagian besar perangkat lunak yang berasal dari sumber terbuka. Mulai dari sistem operasi Linux, database relasional PostgreSQL, dan masih banyak lagi lainnya yang seringkali tanpa kita sadari sudah lama kita gunakan.

Selain Android-nya, Google juga memanfaatkan keberadaan perangkat lunak berbasis open source seperti kernel Linux dan banyak open source lainnya sebagai solusi bisnisnya. Amazon dan Alibaba melakukan hal yang sama, menggunakan open source sebagai solusi cloud mereka. Di seluruh dunia, ratusan perusahaan melakukan hal yang sama untuk kebutuhan bisnis. Tentu saja, hal ini menciptakan produk yang dapat dieksploitasi dan didukung secara komersial.

 

Dari segi keamanan, Equinix tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan produk tangguh turunan Postgres, dengan kemampuan enkripsi cepat yang tetap aman karena memenuhi standar industri keuangan, untuk memperkuat keamanan siber. Salah satu faktornya adalah penggunaan HSM (Hardware Security Model) sebagai bagian dari manajemen kunci. Produk bernama 11DBX ini dikembangkan berdasarkan penelitian dan open source postgres, memiliki fitur enkripsi kelas dunia, keamanan data yang sangat baik, cepat dan bukti kuantum, sehingga sangat aman.

Kecepatan yang tidak ada duanya dibandingkan kompetitor lainnya, karena tidak seperti produk lain yang menggunakan tablespace/file system, proses enkripsi hanya terjadi pada data yang disimpan. Tantangan dalam teknologi enkripsi seperti perlunya indeks khusus untuk membuat proses pemindaian data yang tidak mendekripsi data secara konsisten. Sistem indeks paten untuk data terenkripsi merupakan inovasi yang kuat dan solusi terbaik untuk memenuhi persyaratan enkripsi data dalam UU PDP. Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan keamanan akses dengan MFA (Multifactor Authentication).

Seluruh fungsi keamanan ESE yang kuat diterapkan pada produk 11DBX dan akan diluncurkan secara resmi oleh Equinix pada kuartal pertama tahun 2024 dan diluncurkan secara bertahap hingga tersedia untuk semua platform dan pengguna.

“Untuk mencapai kemandirian dalam keahlian teknologi, negara harus menginvestasikan sumber daya dalam penelitian dan pengembangan teknologi lokal, memutuskan ketergantungan pada sumber daya asing, memperkuat kebijakan dan peraturan terkait, serta bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas dalam inovasi dan pengembangan teknologi. Berkolaborasi,” kata Jolinto. .

Dikatakannya, selain meningkatkan sistem pengawasan dan pengelolaan sumber daya manusia, suatu organisasi perlu memperkuat kapasitasnya dalam mengembangkan teknologi karya anak bangsa melalui kolaborasi dengan lembaga penelitian dan universitas serta melalui pemanfaatan open source. Kebebasan kita untuk mengadopsi dan berspesialisasi dalam teknologi membantu meningkatkan ketahanan suatu negara.

“Upaya kemandirian menguasai teknologi akan memperkokoh negara menuju tingkat kemandirian nasional yang mandiri dan berdaulat, menyongsong Indonesia Emas 2045,” tutupnya.

Menteri Penerangan Budi Iri Setiyadi pun menanggapi hal tersebut. Dia mengatakan bahwa suap tidak akan ditoleransi. Budi Ari Setiyadi pun memerintahkan inspektur mengusut kasus suap tersebut. 

Segala bentuk suap dan harga berapa pun sama sekali tidak dapat diterima, Kominfo sudah menunjuk Irjen untuk mengusut hal ini, sudah dilaporkan, kata Bodi Eri, Kantor Kominfo, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/1). 2024). 

Menkominfo pun mengklarifikasi kasus suap yang melibatkan Bekti Kominfo. Menurut dia, hal itu terjadi saat BAKTI Kominfo masih bernama BP3TI (Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika) dan kasus ini terjadi beberapa tahun lalu. 

“(Kasusnya terjadi) tahun 2015 sampai 2018, namanya BP3TI, belum BAKTI. Jadi dirutnya meninggal (meninggal dunia), tapi kami masih terbuka dari Kominfo, kalau ada masalah hukum yang ditemukan,” kata Budi Eri. 

Mereka tak mau menutup telinga jika ada akibat hukum. Buddy Erie mempersilakan aparat penegak hukum mengambil jalur hukum. 

Silakan ke aparat penegak hukum, kalau mau proses (kasus suap SAP) secara hukum, kami hormati hukum yang berlaku di Indonesia, kata Bodi Eri.