Categories
Bisnis

Kemacetan Panjang Terjadi saat Mudik Lebaran 2024, Bagaimana Langkah ASDP Indonesia Agar Tak Terulang?

bachkim24h.com, Jakarta – PT ASDP Indonesia Ferry Management akan terus mengkaji pengelolaan pelabuhan dan operator bersama pemangku kepentingan untuk mengurangi kemacetan saat peak season.

Hal ini menyikapi kemacetan panjang di Pelabuhan Merrick, Benin saat musim mudik lebaran 2024. Penyebab utama kemacetan tersebut adalah banyaknya penumpang mudik yang datang sebelum keberangkatan sehingga berkumpul di pelabuhan.

“Kami sudah melakukan review dengan pemangku kepentingan lainnya, ASDP adalah pengelola dan operator pelabuhan. Ada sekitar 70 kapal di Merck, dimana ASDP memiliki 15 kapal,” kata CEO PT ASDP Indonesia Ferries, Ira Paspadevi kepada mingguan tersebut. Singkat bersama Sandy Uno, Selasa (16/4/2024).

Ira mengatakan, menjelang Lebaran 2024 lalu lintas yang keluar dari Pelabuhan Merik dipenuhi 42.000 kendaraan, sedangkan kapasitasnya bisa mencapai 26.000 kendaraan. Sehingga hal ini juga menyebabkan kemacetan panjang.

“Kemarin kawan, kalau baca di koran, hari puncak kemarin ada 42.000 mobil, mobil bukan orang, jadi jumlah mobil di Merck dan Bakuhini sekitar 8.000 hingga 9.000 mobil setiap hari.” , sebenarnya 42.000, itu kapasitas sebenarnya. Kapasitas maksimal 26.000, ujarnya.

Meski sempat macet saat arus melintas, Ira mengatakan saat arus balik dari Sumatera menuju Jawa, pengguna jasa menunjukkan kerja sama yang luar biasa. Sekitar 98% penumpang sudah memiliki tiket sebelum memasuki pelabuhan.

Alhamdulillah dalam arus balik ini, dari sisi pengguna jasa, kami telah menunjukkan kerja sama yang luar biasa dengan 98 persen yang memiliki tiket sebelum berangkat ke pelabuhan, kata Ira.

Reporter: Siti A

Sumber: Merdeka

Sebelumnya diberitakan, penyebab kemacetan panjang saat puncak arus balik Idul Fitri 2024 diungkap PT ASDP Indonesia Ferry. Jumlah penumpang terbesar sepanjang sejarah perusahaan menjadi salah satu penyebab kemacetan panjang di Pelabuhan Merrick.

Pada arus balik Idul Fitri 2023, jumlah kendaraan yang melintas dalam sehari hanya 39.000, pada tahun ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Kemacetan yang terjadi sejak Sabtu, 6 April 2024, baru teratasi pada Senin, 8 April 2024.

Sabtu malam dan Minggu tertinggi, jumlah kendaraan lebih banyak 42 ribu dibandingkan tahun lalu sekitar 39 ribu, sehingga merupakan waktu tertinggi atau hingga ditetapkannya ESDP, musim lebaran paling banyak dilewati satu hari . Tahun,” Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merik, Selasa (9/4/2024).

Dari 42.000 kendaraan pulang pergi, sekitar 20.000 tiba sekaligus, mengakibatkan ular panjang dari Pelabuhan Merrick.

Kemudian, pada puncak arus balik Lebaran 2024, terdapat sekitar 19.700 kendaraan mudik yang tidak memiliki tiket dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang keluar dari Pelabuhan Merrick.

Catatan umum bagi ESDP dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam operasi penyeberangan lebaran ini adalah 32 persen dari 42.000 kendaraan atau total 19.700 kendaraan tiba di hari yang sama, hanya untuk menerima tiket di hari yang sama, ujarnya menjelaskan. .

Di tengah penutupan penyeberangan hingga Senin, 9 April 2024, terungkap bahwa PT ASDP Indonesia Cabang Ferry Merik menjual 42.000 tiket dari kuota hariannya pada puncak lalu lintas pulang pergi. Dimana menurut Ira Puspadewi, tersedia 25.000 tiket.

Ira Puspadevi beralasan, pihaknya tidak mungkin menolak penumpang yang tiba di Pelabuhan Merrick, sehingga pembelian tiket tetap dilakukan melalui Faroe.

“Memang kapasitasnya sekitar 25.000, tapi kalau peminatnya banyak, ibarat berada di jalan tol yang tidak ada uang elektronik, kalau tidak dilayani akibatnya berantai panjang. ” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulsabadi mengomentari kemacetan parah menuju Pelabuhan Merik, Bintan yang terulang kembali pada puncak mudik Idul Fitri 2024.

Menurut dia, kemacetan parah ini selalu berulang setiap musim lebaran. Sayangnya, dia menilai PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Kementerian Perhubungan tidak bisa lepas dari ancaman tersebut.

“Antrian sepuluh jam dan tiket terjual habis di Pelabuhan Merck seharusnya sudah diantisipasi sejak awal oleh operator PT ASDP Indonesia Ferries, dan/atau Kementerian Perhubungan. Apalagi itu terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” kata Toles dalam salah satu wawancaranya. Status di aplikasi WhatsApp, dikutip Selasa (9/4/2024).

Menteri Perhubungan (Minhab) Budi Kirya Samadi pun membeberkan penyebab padatnya kemacetan di Pelabuhan Merik. Hal ini disebabkan banyaknya penumpang yang masih belum memiliki tiket angkutan, namun terpaksa masuk ke pelabuhan.

Menteri Perhubungan kemudian mengonfrontasi penumpang Kereta Api Jarak Jauh (KA) yang memesan tiket terlebih dahulu sebelum berangkat pulang menggunakan moda transportasi tersebut.

“Seperti yang disampaikan Presiden, jumlah puncaknya melebihi, dan saya mohon maaf atas ketidaktaatan masyarakat pengguna,” kata Menhub pada Senin, 8 April 2024.

“Kereta ini punya tiket, tiba 2 jam lebih awal.” Kalau dia tidak punya tiket, maka besok pagi dia datang. Lalu ada antrean sepanjang 10 km,” jelasnya.

Belajar dari kasus tersebut, Menhub menyimpulkan bahwa pelabuhan Merck harus dilengkapi dengan kapasitas untuk mengangkut kapal penumpang lebih banyak, dengan kecepatan lebih cepat. Selain itu, diperlukan juga dermaga tambahan.

Usulannya itu ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). RI 1 sepakat untuk memasukkan kapal dermaga dan angkutan penumpang.

“Kalau misalnya kapal (kecepatan) bertambah 15 knot, tentu kurang maksimal, atau kurang dari 500 (kapasitas penumpang), jadi kapalnya lebih besar dari 1.000 (kapasitas penumpang). kapal dengan kecepatan lebih dari 15 knot, bahkan 20 knot sehingga bisa dioperasikan dengan kecepatan tersebut,” jelasnya.