Categories
Kesehatan

Cek Kesehatan dan Kelola Stres Jadi Cara Jaga Tubuh Sehat Usai Lebaran

bachkim24h.com, JAKARTA — Dr. Ngabila Salama mengatakan, memantau kesehatan secara umum dan mengelola stres merupakan beberapa cara yang harus dilakukan pemudik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran usai merayakan Idul Fitri. Masyarakat perlu memastikan tekanan darah dan gula darahnya baik.

Tips sehat kembali bekerja setelah lebaran bisa diterapkan pada gaya hidup yang sering disebut CERDIK, tujuannya agar tetap bugar dan produktif, kata Ngabila dalam pesan singkat di Jakarta, Senin (15/04/2024).

Ngabila mengatakan, masyarakat harus memastikan tekanan darahnya berada pada level normal atau di bawah 140/90 mmHg saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Hal yang sama juga harus diperhatikan untuk jenis gula darah, kolesterol, lemak dan asam urat.

Penderita diabetes seharusnya memiliki kadar HbA1C di bawah 6,5 persen. Jika nilainya naik menjadi 5,7 hingga 6,4 persen, pasien disarankan untuk memeriksakan kembali kesehatannya setiap enam bulan sekali, karena hal ini menunjukkan kemungkinan terkena diabetes.

Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk berhenti merokok karena dapat berdampak pada kesehatan keluarga lainnya.

Ia menjelaskan, perokok aktif yang sembarangan mengeluarkan asap dapat menyebabkan orang lain ikut menghirup asap tersebut dan menjadi perokok. Misalnya batuk, pilek, dan sesak napas.

Penyakit lain yang dapat menyerang perokok adalah terkait dengan risiko penyakit jantung dan serangan jantung akibat kerusakan pembuluh darah bahkan kanker, demikian dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan.

“Jangan menjadi perokok atau pasif, karena akan mengurangi perlindungan Anda. “Orang yang merokok disebut perokok pasif, yang merokok langsung disebut perokok pasif, dan yang menempelkan sisa asap rokok pada benda disebut perokok pasif,” ujarnya.

Dibandingkan merokok, Ngabila mengatakan masyarakat sebaiknya memulai dengan aktivitas fisik secara rutin, setidaknya dengan meregangkan paru-paru selama 15 hingga 30 menit di kantor setiap pukul 10.00-14.00. Pilihan lainnya adalah dengan target 8k hingga 10k per hari.

Kemudian mengenalkan pola makan seimbang untuk menurunkan berat badan dengan cepat dengan puasa intermiten dengan puasa minimal 14-16 jam dalam 24 jam atau puasa Syawal mana yang lebih baik dan mengubah puasa lengkap Ramadhan sebelumnya.

Puasa berselang dapat dilakukan sesuai jam yang diinginkan, misalnya puasa pada pukul 20.00 hingga pukul 10.00 hingga pukul 12.00 pada jam 14-16. Saat berpuasa, semua orang boleh minum yang manis-manis, namun di luar puasa, boleh mengonsumsi makanan sesuai jumlah kalori per hari.

“Penderita diabetes sebaiknya menghindari makanan ini dan tetap mengonsumsinya di bawah pengawasan ahli gizi atau dokter. “Yang terpenting makan sayur dan buah, kurangi asupan gula, garam, dan lemak,” ujarnya.

Terakhir, untuk menjaga berat badan, sebaiknya masyarakat istirahat dengan tidur minimal tujuh jam sehari. Anda dapat mencapainya dengan tidur siang singkat (power nap) selama 15 hingga 30 menit di sela-sela istirahat kerja.

Tujuannya untuk menambah energi agar badan kembali bugar dan cepat hilang rasa kantuk serta meningkatkan kemampuan konsentrasi dalam bekerja.

Selain menjaga pola tidur, Anda bisa mengelola stres dengan cara berkunjung langsung ke orang lain, berbagi cerita dengan rekan kerja, dan berinteraksi dengan saling menyayangi.

“Rekomendasi SMART dapat meningkatkan imunitas dan melindungi masyarakat dari penyakit menular dan tidak menular. Untuk penyakit menular disarankan untuk menghilangkan vaksinasi gratis melalui program pemerintah, misalnya untuk COVID-19 atau yang berbayar untuk Influenza,” ujarnya. .

 

Categories
Kesehatan

Psikolog: Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

bachkim24h.com, JAKARTA – Nirmala Ika Kusumaningram, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, mengatakan manajemen stres merupakan salah satu cara meredam emosi yang sebaiknya terus dipraktikkan setiap hari. Tujuannya agar Anda tidak mudah emosi ketika dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai ekspektasi.

Katanya, “Kalau kita tidak terbiasa menanganinya, pasti mudah sekali kita meledak atau rusak dalam keadaan seperti itu. Kalau kita tidak terbiasa menanganinya, kita harus melakukannya setiap hari.” Dihubungi di Jakarta pada Rabu (24/4/2024).

Nirmala mengatakan, biasanya seseorang mengendalikan emosinya dengan melakukan sesuatu agar lebih energik dan merasa lebih rileks. Namun, seringkali cara menghilangkan stres adalah dengan melakukan sesuatu yang berdampak buruk bagi kesehatan, seperti merokok, menggunakan obat-obatan terlarang, atau makan berlebihan.

Hal ini hanya akan menghilangkan stres sementara dan justru akan menimbulkan masalah kesehatan baru yang mungkin menjadi lebih buruk.

Ia berkata, “Yang terbaik adalah mencoba mencari cara lain untuk menghilangkan stres yang memiliki efek jangka panjang yang lebih baik, seperti olahraga, meditasi, penjurnalan, latihan pernapasan atau latihan mindfulness, ini adalah hal-hal yang bisa kita lakukan secara bertahap. Anda bisa belajar mengelola menekankan.”

Nirmala juga mengatakan, hindari menghilangkan stres dengan menonton sinetron berjam-jam di ponsel atau gadget karena akan membuat tubuh tidak bisa bergerak dan radiasi yang terpancar dari gadget akan membuat tubuh tidak nyaman yang pada akhirnya akan menimbulkan stres baru.

“Kalau terpaksa, cobalah melihatnya sebagai film yang berumur pendek dan cobalah beralih ke bioskop,” ujarnya.

Cara lain untuk mengelola stres dengan cara yang sehat adalah dengan sentuhan, seperti memegang jari untuk menghilangkan stres atau teknik refleksi yang menenangkan.

“Sebenarnya sentuhan bisa membantu menghilangkan stres, jadi ada teknik yang bisa dilakukan, salah satunya berpegangan jari, tapi perlu dilatih,” kata Nirmala.

Psikolog Enlightmind yang memberikan layanan kesehatan holistik juga mengatakan, idealnya jika seseorang merasa stres selama tiga bulan, jika lebih dan perasaan stresnya tidak mereda, segera cari bantuan profesional agar tidak berdampak pada mentalnya. Kekacauan.