bachkim24h.com, Jakarta – Pemerintah Kota Busan pada Jumat, 2 Februari 2024 mengumumkan adanya kasus campak di wilayah tersebut yang ditemukan pada Kamis, 1 Februari 2024. Pasien tersebut adalah pria berusia 40 tahun yang tinggal di Busan dan saat ini dirawat di rumah sakit.
Jejak dan kontak dekatnya saat ini sedang diselidiki. Namun, pemerintah kota telah mengaktifkan sistem tanggap darurat untuk memantau kemungkinan terjadinya lebih banyak kasus.
Kejadian ini merupakan yang pertama sejak 2019, totalnya ada enam kasus. Sementara itu, terdapat delapan kasus campak di negara tersebut pada tahun lalu dan satu kasus (tidak termasuk Busan) pada tahun ini. Semuanya diketahui tertular dari luar negeri, seperti dilansir situs Surat Kabar Internasional 국어신문 pada Jumat malam.
Campak adalah infeksi saluran pernafasan yang ditularkan melalui udara melalui batuk atau bersin dan sangat menular. Gejalanya berupa demam, ruam di sekujur tubuh, dan luka di mulut.
Risiko infeksi yang tinggi dapat terjadi ketika orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah berinteraksi dengan pasien. Namun penyakit campak dapat dicegah dengan vaksinasi standar MMR (measles, mumps dan rubella) pada usia 12 hingga 15 bulan dan 4 hingga 6 tahun, dalam dua dosis.
Pusat Pengendalian Penyakit Korea mengatakan terus terjadinya kasus campak yang diimpor dari luar negeri telah mendorong dilakukannya tindakan pencegahan yang lebih ketat.
Selain itu, Pusat Pengendalian Penyakit Korea menyatakan bagi mereka yang berencana bepergian ke luar negeri dan tidak memiliki riwayat vaksinasi campak, sebaiknya mendapatkan vaksinasi sebelum keberangkatan, sebanyak dua dosis setidaknya empat minggu sebelum keberangkatan.
Selain itu, sejak awal, 119 negara telah ditetapkan dan dioperasikan sebagai Daerah Pengendalian Epidemi. Siapa pun yang pernah mengunjungi, tinggal, atau melewati kawasan ini wajib mengisi formulir kesehatan dan melaporkannya kepada petugas karantina di tempat kedatangan.
Pemerintah kota Busan mengantisipasi peningkatan kemungkinan wabah campak karena infeksi yang tidak diketahui atau berasal dari luar negeri, terutama seiring dengan meningkatnya pertukaran lintas negara dan kunjungan ke luar negeri sehubungan dengan pemulihan kehidupan sehari-hari setelah pandemi COVID-19.
Sebagai tindakan pencegahan, pihak berwenang telah mengirimkan peringatan deteksi dini campak ke puskesmas di berbagai rumah sakit kabupaten dan kota pada 25 Desember 2023.
Kolaborasi sedang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pelaporan campak. Aspek kunci dari kerja sama tersebut antara lain peningkatan pemantauan riwayat perjalanan ke luar negeri melalui pemeriksaan kesehatan saat pasien mengunjungi rumah sakit, dugaan campak saat muncul gejala ruam atau demam, pelaksanaan tes diagnostik bagi pasien suspek campak, dan pemberitahuan ke fasilitas kesehatan setempat. .
Selain itu, Dewan Pengendalian Penyakit Menular kota tersebut meminta kerja sama untuk mendorong identifikasi dini dan pelaporan kasus campak dengan menggunakan pendekatan yang sama pada tanggal 30 Januari 2024.