Categories
Sains

Deteksi Kanker Paru dengan Kamera Video dan Ultrasound

JAKARTA – Kanker paru-paru merupakan penyakit serius dan salah satu kanker yang paling banyak ditemui di Indonesia. Penyebab utamanya adalah kebiasaan merokok, namun faktor lain seperti paparan asap rokok (perokok pasif), zat berbahaya seperti asbes, radon, dan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pada paru-paru.

Menurut Dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), dokter spesialis paru di RS Siloam MRCCC Semanggi, kanker paru terjadi ketika pertumbuhan sel paru tidak dicegah.

Ada dua jenis utama kanker paru-paru: kanker paru-paru primer, yang dimulai di paru-paru itu sendiri, dan kanker paru-paru sekunder, yang menyebar ke bagian tubuh lain.

Gejala tidak selalu terlihat pada tahap awal, namun beberapa tanda awal yang biasa terlihat adalah sesak napas, suara serak, batuk terus-menerus dengan atau tanpa dahak dan darah, nyeri dada, dan rasa lelah, kata dokter. Arum.

Jika kanker paru sudah menyebar, gejala yang mungkin muncul antara lain sakit kepala, penurunan berat badan secara tiba-tiba, gangguan keseimbangan, mata dan kulit menguning, nyeri sendi dan tulang, serta pembesaran kelenjar getah bening.

Untuk mendiagnosis kanker paru, beberapa langkah yang dapat dilakukan: rontgen dada untuk mendeteksi kondisi abnormal, CT scan untuk mendapatkan gambaran lebih detail, sitologi dahak untuk mengidentifikasi sel kanker pada dahak, dan biopsi yang dilakukan dengan menggunakan bronkoskopi. mengambil sampel jaringan yang dicurigai.

Lebih lanjut, dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, pengobatan kanker paru-paru disesuaikan dengan jenis kanker dan tingkat penyebarannya. Pilihan pengobatan lainnya termasuk pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, terapi bertarget, dan imunoterapi. Setiap pasien menerima rencana perawatan berdasarkan situasi individualnya.

EBUS adalah prosedur yang dirancang untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan mengambil sampel saluran udara, paru-paru, dan kelenjar getah bening. Metode ini melibatkan penggunaan selang kecil berisi kamera video dan USG yang dimasukkan melalui mulut dan tenggorokan.

Pencegahan kanker paru-paru sangat penting. Merokok merupakan faktor risiko utama, sehingga berhenti merokok merupakan langkah pencegahan yang penting.

Pola makan yang baik untuk kesehatan paru-paru, pola hidup sehat, pemeriksaan rutin ke dokter spesialis paru, dan penggunaan alat pelindung diri terhadap paparan bahan kimia juga dapat membantu mencegah kanker paru-paru.

Categories
Kesehatan

[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Perlunya Skrining Kanker Paru, Terutama yang Berisiko Tinggi

bachkim24h.com, Jakarta Kanker paru-paru merupakan penyebab kematian akibat kanker yang penting di dunia. Menurut Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), sekitar 1,8 juta orang meninggal karena kanker paru-paru setiap tahun di seluruh dunia. Di antara mereka, beberapa nama rumah tangga di Indonesia juga meninggal karena kanker paru-paru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 85 persen penderita kanker paru-paru terkait dengan kebiasaan merokok. Secara umum, ada dua jenis kanker paru-paru, yaitu “karsinoma non-sel kecil – NSCLC”) dan kanker paru-paru sel kecil (“karsinoma sel kecil SCLC”).

NSCLC lebih umum dan tumbuh lambat, sedangkan SCLC jarang terjadi dan tumbuh lebih cepat.

Kanker paru-paru sering kali terlambat didiagnosis, ketika penyakitnya sudah stadium lanjut dan pilihan pengobatannya semakin kecil. Oleh karena itu, skrining terhadap kemungkinan kanker paru-paru menjadi penting, terutama pada kelompok risiko tinggi.

Skrining memungkinkan deteksi dini dan sangat meningkatkan hasil pengobatan.

Pada hari Minggu tanggal 25 Februari 2024 akan diadakan screening kanker paru-paru di lokasi Car Free Day, terlihat dari foto saya berdiri pagi ini di atas sepeda.

.

Seringkali, informasi rinci tentang kanker paru-paru diberikan. Gejala umum yang dialami pasien adalah batuk kronis, nyeri dada, sesak napas, lemas, batuk darah, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan infeksi paru berulang.

Langkah pencegahan terbaik adalah berhenti merokok. Hindari juga paparan asap rokok, polusi udara, dan kontaminan di tempat kerja seperti bahan kimia dan asbes.

.

Diagnosis kanker paru-paru meliputi pemeriksaan fisik, pencitraan (seperti rontgen, CT scan, dan MRI), bronkoskopi untuk memeriksa saluran napas di paru-paru, pengambilan sebagian kecil jaringan paru-paru (biopsi), dan tes molekuler untuk mengidentifikasi perubahan genetik. atau biomarker dapat memandu pilihan pengobatan terbaik. Pengobatan pada dasarnya bergantung pada jenis kanker, seberapa jauh penyebarannya, dan riwayat kesehatan pasien.

Pilihan pengobatan termasuk pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi. Perawatan suportif juga diperlukan untuk mengatasi gejala, mengatasi rasa sakit, dan memberikan dukungan emosional.

.

*Penulis adalah Direktur Studi Pascasarjana Universitas YARSI/Profesor FKUI/Mantan Direktur Penyakit Menular Asia Tenggara di Organisasi Kesehatan Dunia.