bachkim24h.com, Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya PT Global Onkolab Farma (GOF) akan membangun fasilitas manufaktur radioisotop dan radiofarmasi untuk diagnosis dini penyakit kanker, khususnya fluorodeoxyglucose (FGD). Budi Gnadi Sadeki, Menteri Kesehatan Republik Indonesia; Pj Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), L Rizka Andalucia; Sugeng Sambarjo, Pj Direktur Badan Pengatur Tenaga Atom; Vijongtius, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, turut hadir dalam pembukaan lembaga tersebut.
“Membangun fasilitas manufaktur radiofarmasi in-house merupakan bagian dari komitmen klub untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, khususnya dalam deteksi kanker,” kata Presiden PT Kalbi Pharma Tbk Vijongtius. Vijongtius menekankan kepatuhan perkembangan tersebut terhadap UU Kesehatan 17 Tahun 2023 dan Inpres Nomor 6 Tahun 2016 untuk mempercepat pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
Fasilitas manufaktur radiofarmasi yang memproduksi fluorodeoxyglucose (FGD) sangat penting untuk pengujian Positron Emission Tomography dan Computed Tomography (PET/CT-Scan) di rumah sakit. Vidjongtius berharap produksi radiofarmasi klub dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit untuk pengujian PET/CT-Scan, sehingga memperluas akses pasien kanker terhadap pengobatan kanker yang komprehensif.
“Pabrik radiofarmasi ini merupakan kontribusi perusahaan terhadap kemandirian kesehatan Indonesia,” tambah Vijongtheis.
Kanker merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia, namun sebagian besar pasien kanker datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium terminal. Oleh karena itu diperlukan upaya deteksi dini penyakit kanker.
Sementara itu, menurut Direktur PT Kalbe Farma Tbk Molya Lee, kerja sama dengan rumah sakit untuk penggunaan radiofarmasi tidak hanya untuk penanganan kanker/onkologi saja, namun juga untuk kardiologi, neurologi, evaluasi penyakit Alzheimer. , menjadi penyakit kejiwaan / Gangguan jiwa dan bidang dunia medis lainnya.
“Kerja sama ini dapat memberikan nilai tambah terhadap layanan pusat onkologi di rumah sakit, seperti penyiapan dan pengembangan berbagai obat kemoterapi, penyediaan layanan radioterapi untuk mendukung layanan PET-CT di masa depan, serta layanan kanker lainnya. seperti produk nutrisi untuk pengobatan kanker,” imbuhnya.