Categories
Kesehatan

Panduan Komprehensif Ibadah Haji Sehat bagi Jemaah dan Petugas Menurut Dokter

bachkim24h.com, Jakarta – Dicky Budiman, seorang dokter dan mantan pejabat kesehatan haji berbagi panduan umum menjaga kesehatan bagi jamaah haji.

Pedoman ini tidak hanya bisa diikuti oleh jamaah haji, namun otoritas haji juga bisa mengikuti pedoman ini untuk mencegah penyakit saat puncak musim haji. Apalagi cuaca tahun ini sangat panas, risikonya berkaitan dengan berat badan dan kelelahan.

Panduannya meliputi: Konsultasi medis sebelum keberangkatan

Harap pastikan Anda melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum keberangkatan. Membawa obat-obatan resep yang diperlukan, terutama bagi jamaah dengan kondisi medis kronis. Sediakan banyak air saat membersihkan lantai

Minumlah setidaknya 2-3 liter air setiap hari. Hindari minuman berkafein yang dapat menyebabkan dehidrasi.

“Bawalah botol air sendiri dan isi ulang secara rutin dari sumber air yang aman,” pesannya dalam keterangan tertulis yang diterima Healthbachkim24h.com, Senin (20/6/2024). pola makan seimbang

Makan makanan yang sehat dan bergizi yang mencakup buah-buahan dan sayuran. Jangan terlambat untuk makan malam. Hindari makanan tinggi lemak atau tinggi lemak. Makanlah dalam porsi kecil namun sering untuk menjaga energi. Perlindungan panas

Gunakan kacamata hitam dan tabir surya SPF tinggi. Percikkan wajah dan tubuh Anda dengan air untuk menenangkan diri.

Dicky juga menyarankan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas tanpa istirahat yang cukup. Manfaatkan waktu istirahat Anda sebaik-baiknya di tenda atau tempat berteduh. Gunakan alas tidur yang nyaman dan tahan panas. menjaga kebersihan pribadi

Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet.

Kenakan masker di tempat keramaian untuk mencegah penyakit pernafasan. Hindari menyentuh wajah Anda dengan tangan yang tidak bersih.

Untuk mencegah serangan panas atau heat stroke, carilah tempat berteduh dan segera minum air jika merasa pusing, lelah, atau mual.

Mandi dengan air dingin untuk menurunkan suhu tubuh. Waspadai gejala serangan panas, seperti kulit merah, panas, kering, dan detak jantung cepat. Jika gejala ini terjadi, segera dapatkan bantuan medis.

Dickey juga menyampaikan tindakan khusus di bidang tertentu. Tindakan khusus dapat diambil di Mekah: hindari keluar rumah pada siang hari saat suhu sangat panas. Gunakan AC di masjid atau shelter. Pastikan untuk memakai sandal atau sandal jepit untuk melindungi kaki Anda dari lantai yang panas.

Tindakan Khusus Arafa: Gunakan payung besar atau tenda ber-AC saat salat di Arafa, Padang. Bawalah sebotol semprotan air untuk menyegarkan diri. Pastikan sirkulasi udara di dalam tenda baik.

Tindakan khusus dalam tindakan: Jaga kebersihan tenda dan sekitar tempat tidur. Pastikan sirkulasi udara di dalam tenda baik. Saat cuaca sedang panas, jangan terlalu lama berada di luar tenda.

Tindakan khusus Muzdalifah : Membawa alas tidur yang nyaman, ringan dan tahan panas.

Sementara itu, perhatikan hal-hal berikut untuk menghindari kepadatan jemaat Anda: Hindari tempat keramaian pada jam-jam puncak ibadah. Ikuti instruksi otoritas haji untuk menghindari kepadatan yang berlebihan. Sesuaikan kecepatan berjalan Anda dengan kondisi fisik Anda. Jika Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk meminta bantuan. Gunakan waktu henti secara efektif untuk memulihkan energi.

“Dengan mengikuti pedoman kesehatan ini, kami berharap jamaah dan petugas dapat menunaikan ibadah haji dengan aman dan andal, bahkan dalam cuaca yang sangat panas. Selain itu, terdapat tantangan kepadatan penduduk dan kelelahan,” kata Hope Dickey semoga ibadah haji tahun ini lancar dan penuh keberkahan.

Categories
Kesehatan

Jemaah Haji 2024 Meninggal Capai 1.301, Tertinggi Ketiga Setelah Tragedi Mina 2015 dan 1990

bachkim24h.com, Jakarta – Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahd bin Abdulrahman Al-Jaljal melaporkan pada Minggu (23/6/2024) terdapat 1.301 jemaah haji yang meninggal pada tahun 2024.

Menurut Associated Press, 83 persen jamaah yang meninggal adalah jamaah haji ilegal atau tidak sah.

Angka kematian tertinggi disebabkan oleh cuaca yang sangat panas, antara 46 hingga 49 derajat Celcius, yang menyebabkan banyak pelancong muntah atau pingsan. Khususnya pada hari kedua dan ketiga haji.

Dari 1.301 korban meninggal tersebut, 660 jemaah berasal dari Mesir, 165 dari Indonesia, 98 dari India dan masih banyak lainnya dari Yordania, Tunisia, Maroko, Aljazair, dan Malaysia.

Menurut laporan, gereja di Mesir penuh dengan gereja ilegal, 629. Menteri mengatakan bahwa proses pencarian lokasi tersebut tertunda karena sebagian besar korban tewas tidak memiliki identitas dan mereka akan dimakamkan di Mekah tanpa rincian lebih lanjut.

Tahun 2024 diprediksi menjadi tahun ketiga jumlah kematian jemaah haji tertinggi sepanjang sejarah ibadah haji. 

Namun, pemerintah Saudi telah menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan infrastruktur pengendalian massa dan langkah-langkah keselamatan bagi para pelancong.

Namun, banyaknya jamaah haji membuat memastikan keselamatan mereka masih menjadi tantangan besar.

Sebelumnya, terdapat tahun dimana jumlah jemaah haji yang meninggal cukup banyak, yaitu pada tahun 1990 dengan meninggalnya 1.426 orang.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 2 Juli 1990 dan disebabkan oleh para jamaah yang saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.

Dari seluruh korban, 631 di antaranya berasal dari Indonesia.

Tragedi bermula ketika massa, baik yang ingin melempar juri maupun yang hendak pulang kampung, berjuang keras memasuki satu-satunya terowongan yang menghubungkan kawasan Mar Python dan Haratul Lisan. Situasi menjadi kacau dan menakutkan, suasana menjadi tipis dan masyarakat berkumpul.

Panas matahari yang mencapai 44 derajat Celcius memperburuk keadaan. Jemaah, khususnya lansia dan penyandang disabilitas, tak kuasa menahan panas dan tekanan.

Saksi mata mengatakan, arus orang di dalam terowongan tiba-tiba terhenti, sementara di luar, beberapa wisatawan tetap bertahan untuk melindungi diri dari panas. Sehingga terowongan yang tadinya hanya mampu menampung 1.000 jamaah, kini terisi 5.000 jamaah.

Kurangnya oksigen menyebabkan banyak peserta pingsan dan meninggal. Seorang saksi mata, New York Times, tertanggal 3 Juli 1990, mengatakan: “Yang berada di dalam terowongan itu ramai, bahkan ada yang terinjak-injak.

Peristiwa yang disebut-sebut paling berbahaya dalam sejarah haji ini terjadi pada 24 September 2015 di kota Mina, Arab Saudi. Sekitar 2400 orang terinjak hanya dalam 10 menit.

Pembantaian itu terjadi saat jutaan jemaah haji sedang melakukan upacara rajam. Di 204th Street, situasi berubah menjadi kacau dan mematikan.

Pada pukul 09.00 waktu Saudi, Jalan 204 dipenuhi kerumunan jamaah haji dalam jumlah besar. Keadaan semakin parah ketika massa didorong dari 223rd Street yang seharusnya kosong, ke 204th Street.

Akibatnya, lalu lintas utama di Mena terhenti total sehingga jamaah haji tidak bisa langsung menuju Jembatan Jamrat. Padatnya massa membuat jemaah terjebak dan tidak bisa bergerak.

Terlepas dari foto-foto dan ingatan para korban yang terbatas, hanya satu hal yang pasti: orang-orang yang berada dalam kerumunan tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

Tekanan massa menyebabkan banyak gereja tumbang dan terinjak. Situasi semakin parah ketika terjadi “efek domino” yang menyebabkan jemaah mencapai 10 orang.

Kematian jamaah haji kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan massa. Bahkan banyak saksi mata yang melaporkan bahwa jenazah Jemaat dimutilasi.

Selain itu, ada pula kejadian berbeda yakni jatuhnya derek di Masjidil Haram Makkah pada tahun yang sama yang menewaskan 111 orang.

Categories
Kesehatan

Dokter Ingatkan Jemaah Haji Perhatikan Kelembapan Kulit dan Gunakan Tabir Surya Saat di Tanah Suci

bachkim24h.com, Jakarta – Salah satu hal yang harus diperhatikan para jamaah haji Tanah Suci adalah penggunaan produk perawatan kulit seperti pelembab dan tabir surya atau tabir surya dengan SPF yang sesuai. Hani Nilasari, Sp.D.V.E, Subsp.VEN, FINSDV, FAADV, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) mengatakan hal tersebut.

Menurutnya, mengingat panasnya suasana di tanah suci, maka perlu menggunakan krim pelembab dan sering mencuci muka.

“Kalau untuk perawatan, saat ini suasana sedang panas, sehingga menggunakan pelembab dan tidak sering mencuci muka dengan sabun menjadi hal yang harus diperhatikan oleh calon haji, dan menggunakan tabir surya yang SPFnya juga harus disesuaikan,” kata Hani. . Jakarta, Senin, dilansir ANTARA.

Tingkat faktor perlindungan sinar matahari (SPF) yang disarankan di dalam ruangan, kata Haney, minimal SPF 35. Namun, orang dengan kebutuhan kulit tertentu bisa menggunakan hingga SPF 50 untuk melindungi kulitnya dari sinar matahari.

Ia mengatakan tabir surya dengan kadar SPF 50 biasanya lebih cocok untuk konsumen berusia di atas 40 tahun yang memiliki aktivitas paparan sinar matahari tinggi. Sedangkan jika berada di dalam ruangan sebaiknya juga menggunakan tabir surya dengan SPF karena lampu sorot juga mengandung UV.

 

Untuk memilih tabir surya yang sesuai dengan jenis kulit, Haney mengatakan, Anda harus benar-benar memperhatikan kondisi kulit agar produk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.

“Kalau berminyak pasti pilih yang water based biar cepat meresap, kalau kering basenya mineral atau agak berminyak biar meresap, terus SPF-nya bagus banget. Stick biasanya dipakai untuk kulit normal.” dia menjelaskan.

 

Selain itu, Hani juga mengingatkan kita untuk selalu menggunakan tabir surya atau produk perawatan kulit yang telah mendapat persetujuan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kandungan dan komposisi zat.

Perawatan kulit juga harus sesuai dengan kondisi kulit agar produk dapat bekerja sempurna pada kulit terutama pada wajah dan tidak menimbulkan reaksi yang tidak perlu seperti ruam, kemerahan atau jerawat akibat bahan yang tidak cocok.

“Kita memang harus melihat apakah kulit kita benar-benar sensitif, berminyak atau tidak, tentu kebutuhan kulit kita berbeda-beda,” ujarnya.

Categories
Kesehatan

Jemaah Haji Jarang Berkeringat dan Buang Air Kecil Selama di Arab Saudi, KKHI: Waspada Gejala Dehidrasi

bachkim24h.com, Jakarta – Jamaah haji berangkat ke Tanah Suci secara bertahap mulai Minggu, 12 Mei 2024. Para jamaah diberangkatkan saat cuaca di Arab Saudi dinilai terlalu panas.

Menurut Kementerian Agama (Kamenag), cuaca di Arab Saudi sangat panas dan kering. Oleh karena itu, jemaah seringkali tidak mengeluarkan keringat saat beraktivitas, bahkan terkadang jarang buang air kecil.

Perhatian jemaah perlu diarahkan pada situasi ini. Di tengah cuaca panas dan kering, jamaah perlu minum lebih banyak untuk menghindari dehidrasi.

Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Dakar Medina, Karmijono menjelaskan, jemaah haji hendaknya mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan di Indonesia.

“Banyak jemaah haji yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami dehidrasi selama beraktivitas di Saudi,” kata KKHI mengutip orang-orang kikir di Madinah dalam keterangan pers, Minggu.

Dia mencontohkan jamaah haji yang kerap merasa sulit buang air kecil. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh dehidrasi.

“Ini tanda-tanda dehidrasi. Jamaah haji minimal harus buang air kecil setiap jam. Ini tandanya tubuh terhidrasi dengan baik,” kata Curmijono.

Padahal, lanjutnya, semakin sering buang air kecil semakin baik. “Lebih baik ke toilet daripada harus ke rumah sakit lagi dan lagi,” ujarnya.

Para pejabat mengimbau jamaah haji untuk banyak minum air putih meski tidak haus. Karmijono menganjurkan agar jamaah meminum air Zamzam yang tidak dingin agar tubuh dapat segera menyerapnya dengan baik.

Di Arab Saudi, jamaah haji hampir tidak mengeluarkan keringat, mengikuti arus yang kikir. Sebab, saat cuaca hangat dan panas, keringat yang dihasilkan langsung menguap.

Panitera berharap jamaah haji yang sudah lanjut usia dan memiliki penyakit bawaan tidak memaksakan diri menunaikan shalat sunnah agar tidak cepat lelah. Hal itu hanya untuk menjaga kesehatan jamaah menjelang puncak rangkaian haji.

“Tidak ada otoritas yang melarang jamaah untuk beribadah, tapi agar jamaah juga sadar akan kemampuannya masing-masing,” kata Curmijono.

“Kalau capek jangan dipaksa, istirahat terus,” sarannya.

Sebelumnya, pada Minggu, 12 Mei 2024, kloter pertama sebanyak 388 jemaah haji berangkat ke Makkah. Menteri Agama Yakut Cholil Koumas hadir di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dalam rangka pelepasan jemaah haji.

Dalam publikasinya tersebut, Yakut berpesan kepada jemaah untuk menyesuaikan kembali niatnya. Ia berharap jemaah fokus menunaikan ibadah haji.

Niat kalian ke Tanah Suci adalah untuk beribadah. Mohon jangan ada niat apa pun selain niat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci,” kata akrabnya. Panggil Gus Man kepada jemaah di pesawat. .

Yakut juga mengingatkan pentingnya menjaga kebugaran jasmani karena cuaca di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.

“Cuaca di Tanah Suci panas sekali. Jadi jaga kondisi fisik. Makan yang cukup, minum yang cukup, vitamin juga harus diminum,” ujarnya dalam keterangan pers.

Yakut mengingatkan jemaah untuk tidak segan-segan meminta bantuan pihak berwajib jika membutuhkan sesuatu. Dia meyakinkan, petugas akan membantu dengan ikhlas.

“Kalau nanti ada butuh apa-apa, sampaikan saja ke pihak yang berwajib. Kami bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama sudah menyiapkan pejabat yang siap melayani bapak ibu dan melayani bapak dan ibu. ke pihak berwajib, jangan sungkan,” kata Gus Man.

Yakute tak memungkiri jemaah tentu akan menghadapi banyak tantangan. Meski demikian, ia yakin jamaah dengan bantuan pihak berwenang bisa melaksanakan ibadah haji dengan mudah.

“Sekali lagi saya ingatkan untuk menjaga jasmani, jaga kesehatan, ini ibadah jasmani, tantangannya tentu tidak mudah. ​​Tapi saya yakin semua siap dan kuat untuk beribadah di tanah suci,” dia menekankan

“Kami di tanah air berdoa semoga kalian semua mendapat gelar Mabarur Haji. Dan berdoa semoga Indonesia menjadi negara yang Baldatun Tayyabatun Wo Rabbun Gafur (negara yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang maha penyayang). Selamat di jalan.” dan berharap Engkau sampai di Abhinandan,” kata Yakut.

Categories
Lifestyle

Kenangan Shireen Sungkar Saat Ibadah Haji, Alami Sunset Tersedih Saat Wukuf di Arafah

bachkim24h.com, Jakarta – Shireen Sungkar dan suaminya, Teuku Wisnu, pernah menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu. Masih muda, keduanya bisa menunaikan ibadah haji dengan visa asing dan undangan langsung dari Kerajaan Arab Saudi.

Meski sudah lama berlalu, pengalaman haji mengingatkan mereka berdua. Shireen Sungkar pun menceritakan momen tak terlupakan saat bertemu dengan umat Islam lainnya di Tanah Suci.

“Yang haji bakalan ketemu banyak orang, padahal sepi kalau ke sana. Satu setengah juta, nggak seramai tahun ini,” ujarnya di awal video yang diunggah akun resmi @shireenwisnu. 2 Juni 2024.

Di tengah lautan umat yang berkumpul untuk memohon ampun kepada Tuhan dan memohon agar diajak berjalan-jalan di Tanah Suci, Shireen teringat melihat pakaian putih seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia. Dimana semua orang di Arafah kiri dan kanan menangis, mereka punya keinginan dan tujuan masing-masing yang ingin mereka dapatkan dari Allah,” ujarnya.

“Nah, lihat saya, siapa yang ingin berbangga, bagaimana bisa mereka tetap menjadi orang yang bangga? Padahal di luar sana banyak orang yang sudah puluhan tahun menabung untuk haji,” kata mantan aktris Cinta Fitri. menahan air mata.

Ia merasa pengorbanan jamaah lain untuk menunaikan rukun Islam yang ke 5 harus lebih besar darinya. Ia merasa malu kalau dirinya salah, karena dihadapan Tuhan orang yang paling utama adalah orang yang paling baik ibadahnya.

“Saat haji, saya merasa malu, seolah-olah saya sombong, padahal saya ingin mengatakan bahwa semua orang mengejar surga,” tambah perempuan berusia 32 tahun itu.

Satu hal yang mengejutkan Shireen adalah saat dia terbangun di Padang Arafah. Wukuf adalah puncak ibadah haji. Berbeda dengan sunset lainnya yang terasa indah dan menyenangkan, saat tenggelamnya matahari di Padang Arafah justru meninggalkan rasa sedih. 

“Ini Arafah, ini Sunset paling menyedihkan dalam hidupku, biasanya Sunset di Bali indah banget, sedih banget,” kata suami Teuku Wisnu sambil berlinang air mata, dikutip dari akun TikTok, Kamis, 2 Mei 2024. 

“Ibaratnya bilang: ‘Ya Tuhan, berarti Arafat sudah selesai, bolehkah saya kembali ke sini? Bolehkah saya menunaikan haji lagi, bolehkah saya shalat lagi kali ini dengan taufik Allah. Bolehkah saya menjadi tamu Allah lagi?” katanya lagi.

Selain banyak berzikir dan berdoa, saat ini Shireen Sungkar juga bertaubat menyadari segala kesalahannya di masa lalu. “Dan lingkungan masyaallah sahabat kiri dan kanan, tidak ada yang berhenti shalat, banyak masalah kan? Sampai ustaz juga bilang, kalau tidak tahu harus berdoa apa, bertaubat saja. Banyak dosa,” jelas Shireen. 

Dia mengingat kesalahannya satu per satu. Ternyata, ada perbuatan di masa lalu yang ia sesali di masa kini. “Dan rasanya aneh, aku ingat dulu dulu aku bertengkar dengan orang tuaku, aku tidak berhijab, aku menutupi auratku, bagaimana aku menonton sinetron sampai sekarang?” 

Jika diberi kesempatan lagi menunaikan ibadah haji, Shireen Sungkar akan meningkatkan ibadahnya yang dirasa kurang. Ia berharap ibadah haji tahun 2022 bukan menjadi pengalaman terakhirnya. 

“Ini magrib, sedih banget, kayanya ya Tuhan sudah berakhir, kenapa kamu datang ke sini lagi, Arafah sedih banget, jadi aku ingin mengulanginya lagi. Saya seperti, saya salah dalam hal ini, saya melewatkan poin ini karena saya pikir akan lebih baik jika saya naik haji lagi, kemarin adalah pengalaman pertama saya,” pungkas ibu tiga anak ini.

Usai menunaikan ibadah haji tahun 2022, Shireen juga akan menunaikan umroh di bulan Ramadhan bersama teman-temannya di Geng Cendol. Salah satunya adalah Paula Verhoeven yang kini berhijab.

Selebriti Tanah Air nampaknya sangat bersyukur bisa menunaikan umroh di bulan baik ini. Mereka senang beribadah maksimal di Mekkah dan Madinah bersama ribuan umat Islam dari seluruh dunia.

Paula merasa bersyukur bisa berbuka puasa di Madinah. Scroll ke Perjalanan Madinah 🤍 alhamdulillah #allahummabarik, katanya di Instagram, Sabtu, 23 Maret 2024.

Selain teman-temannya, Shireen juga berangkat ke Tanah Suci bersama ibu tercintanya. Ia membagi waktu bersama ibunya ketika berada di Madinah.

“Mama 🤍الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَِهِ تَِمُّ الصَّالِحَاُ” ujarnya pada keterangan foto yang diunggah di Instagram.

Di penghujung tahun 2023, Shireen pun berangkat umrah bersama suami sekaligus putra sulungnya, Teuku Adam Al Fatif. Bertepatan dengan berakhirnya libur tahunan.

Shireen dan Wisnu sengaja mengajak Adam menunaikan umrah karena keinginannya beribadah di Tanah Suci. Saat umrah, bintang sinetron Cinta Fitri itu kerap terlihat mengenakan jilbab saat keluar kediaman.

Categories
Kesehatan

Suhu Panas di Arab Saudi Rentan Bikin Jemaah Haji Kena Infeksi Saluran Napas dan Penyakit Lain

bachkim24h.com, Jakarta Suhu di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia. Jika suhu di Indonesia mencapai 36 derajat, maka suhu rata-rata mencapai 43 derajat.

Cuaca panas meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan penyakit lainnya bagi jamaah.

“Menjalankan ibadah haji, terutama di musim panas, dapat meningkatkan risiko penyakit pernafasan dan penyakit lainnya,” kata Dr. Dickey Budiman, penanggung jawab kesehatan haji pada tahun 2008 dan 2010.

Ada dua alasan mengapa suhu panas dapat menyebabkan infeksi pernafasan dan penyakit lainnya pada manusia. Pertama, dehidrasi.

Suhu yang sangat panas membuat tubuh mudah dehidrasi. Dehidrasi dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan, jelas Dickey dalam keterangannya, Sabtu, 1 Juni 2024.

Kedua, cuaca panas menyebabkan stres fisik dan mental. Kondisi ini juga menyebabkan imunitas tubuh menurun.

“Hal ini membuat jamaah lebih rentan tertular,” kata Dickey.

Faktor lain:

Dickey juga menjelaskan, kondisi di Tanah Suci kerap dilanda polusi dan debu yang tinggi. Kondisi ini memungkinkan partikel pembawa penyakit masuk ke saluran napas dan menyebabkan iritasi serta infeksi.

Partikel yang terbawa angin ini dapat membawa patogen berupa bakteri atau virus, jelasnya.

Di sisi lain, saat pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, jutaan orang dari seluruh dunia datang secara bersamaan.

“Kepadatan dan kontak fisik yang intens menyebarkan penyakit dengan mudah,” jelas Dickey.

Vaksinasi penting untuk mencegah penyakit pernafasan dan penyakit lainnya selama haji. Jadi bukan hanya vaksin COVID-19 dan meningitis saja, Dickey berpendapat mendapatkan vaksinasi pneumonia dan flu juga penting.

Bagi yang sudah berada di Tanah Suci, lakukan hal berikut untuk mencegah pneumonia dan penyakit lainnya:

– Jaga kebersihan diri

Bagi jamaah haji yang sudah sampai di Tanah Suci, wajib selalu mengamalkan kesucian. Mulailah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air menggunakan hand sanitizer, hindari menyentuh area wajah dengan tangan.

 

– Kenakan masker

Saat berada di ruangan ramai dan tertutup, Dickey menyarankan untuk menggunakan masker. Hal ini dapat mengurangi penularan penyakit yang ditularkan melalui udara.

 

– Penyiraman secukupnya

Pastikan untuk minum sebelum Anda merasa haus agar tubuh mendapat cukup cairan

– Istirahat yang cukup

“Pastikan tubuh istirahat agar imun optimal. Pilih aktivitas penting saja agar tubuh siap menunaikan ibadah haji penting,” kata Dickey.

– Perkuat sistem pertahanan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi

– Hindari kontak dengan orang sakit

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Daqr Makkah, Noor al-Jamal, mengatakan hingga pekan lalu, pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak diderita jamaah.

Saat ini ada tiga kasus besar yaitu pneumonia, jantung, dan diabetes, kata Jamal seperti dikutip Intra di Makkah.

Agar tidak banyak jemaah yang jatuh sakit, Jamal mengimbau para jemaah di masa penantian ini untuk menjaga kondisi fisik dengan baik menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024.

Beliau bersabda: “Haji itu mimpi, persiapkan kesehatan sebelum berangkat ke Arafah, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu, terimalah nasehat petugas kesehatan.”

Categories
Kesehatan

Sebelum Berangkat ke Tanah Suci, Ini Hal yang Harus Disiapkan Calon Jemaah Haji yang Memiliki Diabetes

bachkim24h.com, Jakarta – Penderita diabetes yang ingin menunaikan ibadah haji perlu mempersiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke tempat suci. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Departemen Endokrinologi, Metabolisme dan Diabetes RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr Farid Kurniawan SpPD mengatakan, calon jemaah diabetes bisa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk bersiap.

Untuk mengatasi risiko tersebut, sebaiknya penderita diabetes melakukan persiapan khusus sebelum berangkat haji, dimulai dengan berkonsultasi dengan dokter, kata Farid dalam diskusi online di Jakarta, Sabtu, dilansir ANTARA.

Menurutnya, calon jamaah haji yang mengidap penyakit kencing manis perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan komplikasinya dan menyesuaikan dosis obat atau jenis insulin yang digunakan, serta meminta dokter untuk memberikan surat keterangan tentang kondisi dan pengobatan penyakit kencing manis yang diderita pasien. diterima. bicara. Surat keterangan Dokter

Pembuktian kondisi diabetes dan pengobatannya diperlukan untuk memudahkan petugas kesehatan haji dalam bertindak jika pasien memerlukan perawatan medis di Tanah Suci.

Farid menjelaskan, surat keterangan tersebut memuat nama pasien, contact person, dan jenis obat yang diminum.

“Di dalamnya terdapat nama mereka, kontak, kelompok atau kelompok yang dapat dihubungi, dan informasi tentang obat apa yang mereka konsumsi,” kata Farid “Sehingga seringkali memudahkan kelompok kesehatan atau panitia penyelenggara untuk mengidentifikasi kebutuhan jamaahnya.”

Penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji juga disarankan untuk membawa obat-obatan secukupnya atau lebih agar selalu tersedia saat dibutuhkan.

Farid mengatakan, jemaah diabetes harus memastikan obat-obatan yang digunakannya dalam waktu 3 x 24 jam selalu disimpan di tas jinjingnya dengan bukti identitas selama beraktivitas di tempat suci.

Penderita diabetes yang membutuhkan insulin sebaiknya memasukkan insulinnya ke dalam tas jinjing atau tas pendingin di pesawat dan menyimpannya di lemari es segera setelah tiba di akomodasi agar tetap dalam kondisi baik, katanya.

Ia juga mengingatkan para penderita diabetes untuk memastikan kecukupan pasokan pena dan jarum suntik insulin selama menunaikan ibadah haji.

“Jika memungkinkan, ukur gula darah sebelum dan sesudah shalat seperti tawaf dan sa’i untuk menjaga kadar gula darah. Hati-hati juga dan membawa sumber gula seperti permen atau makanan ringan untuk menghindari hipoglikemia,” ujarnya.

Penderita diabetes juga perlu mendapatkan vaksinasi meningitis, influenza, dan pneumonia untuk mengurangi kemungkinan tertular saat menunaikan ibadah haji, ujarnya.