Categories
Teknologi

Gunakan Teknologi Smart Water Meter, PDAM Tirta Asasta Kelola 8.000 Pelanggan

JAKARTA – PT Tirta Asasta Depok (Perseroda), perusahaan air minum daerah di Depok, berhasil mendapatkan solusi digital Smart Water Meter (SWM) dari Indibiz Energi untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnisnya.

SWM memungkinkan pemantauan penggunaan air secara real-time, pengukuran yang akurat, dan deteksi dini endapan pipa di instalasi pelanggan.

Direktur Operasional Tirta Asasta Sudirman mengatakan, pemanfaatan teknologi Internet of Things seperti SWM akan membantu operasional bisnis khususnya di tingkat pelanggan untuk proses pengukuran dan pemantauan penggunaan air dari waktu ke waktu.

“Dengan SWM, volume kubik air yang dikonsumsi pelanggan dapat terbaca secara akurat, real time, dan dapat dideteksi secara dini jika terjadi kebocoran air pada instalasi pelanggan,” kata Sudirman.

Setelah Tirta Asasta menggunakan solusi SWM digital Indibiz Energi, jumlah pelanggannya kembali meningkat. “Dari sebelumnya hanya 1.000 pelanggan di wilayah kecil di Depok, kini meningkat menjadi 7.000 pelanggan yang dipantau dengan solusi digital. Jadi total ada 8.000 titik pelanggan yang kami kelola,” ujarnya.

Solusi digital Smart Water Meter dari Indibiz Energi merupakan tambahan ekosistem Indibiz yang dapat digunakan oleh pelaku usaha di sektor energi, pasokan air, dan manufaktur.

Bagi Telkom, Indibiz Energi memperkuat basis Telkom dengan fokus menggarap pasar business-to-business (B2B), khususnya bagi para pengusaha di sektor air, manufaktur, dan energi, khususnya bagi UKM di wilayah Indonesia.

Keunggulan Meteran Air Pintar Tirta Asasta :

1. Meningkatkan akurasi dan efisiensi: SWM menyediakan data konsumsi air yang akurat dan relevan, sehingga Tirta Asasta dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air dan meningkatkan efisiensi pengelolaan.

2. Deteksi Kebocoran Dini: Fitur deteksi kebocoran pada SWM membantu Tirta Asasta mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan kebocoran pipa dengan lebih cepat.

3. Peningkatan pelayanan pelanggan: Dengan data penggunaan air yang jelas dan akurat, Tirta Asasta dapat memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik dan responsif.

Categories
Teknologi

AI Membuat Perangkat Pintar Semakin Mudah Diretas, Ini Cara Tetap Aman

JAKARTA – Kemajuan teknologi ibarat pedang bermata dua. Jika tidak dimanfaatkan dengan bijak maka akan menimbulkan kerugian. Di satu sisi, kehadiran teknologi juga memudahkan pekerjaan, namun risiko kejahatan dunia maya selalu ada.

Hal ini juga berlaku untuk perangkat pintar seperti jam tangan, bel pintu, sistem keamanan rumah, lampu, dan perangkat Internet of Things (IoT) lainnya. Karena perangkat berkemampuan AI memerlukan penyesuaian pengguna untuk menyimpan data penting.

Produsen juga mengumpulkan banyak data pengguna untuk memastikan perangkat pintar ini responsif dan adaptif. Hal ini tentu membuat pengguna berisiko dieksploitasi oleh penjahat dunia maya seperti peretas yang ingin mencuri data.

Diluncurkan oleh The Conversation Rabu (17/4/2024) Ketika AI menjadi lebih umum, konsumen juga harus menjadi lebih pintar. Mereka perlu menyadari pentingnya perlindungan yang diperlukan agar tetap aman dari serangan dunia maya.

Konsep Internet of Things lahir ketika teknologi mulai menghubungkan perangkat fisik sehari-hari seperti lemari es, penyedot debu, dan kamera bel pintu ke Internet. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 17 miliar perangkat IoT di seluruh dunia.

Perangkat IoT pra-AI umumnya memiliki fungsi yang lebih sederhana dan statis, sehingga mengurangi risiko privasi dan keamanan data. Perangkat ini dapat terhubung ke Internet dan melakukan tugas tertentu yang telah diprogram untuk dilakukan, seperti mematikan lampu dari jarak jauh.

Namun, perangkat ini tidak dapat belajar dari interaksi pengguna atau menyesuaikan fungsinya seiring berjalannya waktu. Produsen mengintegrasikan AI ke dalam perangkat IoT untuk membantu mereka “memahami” kebutuhan dan perilaku pengguna serta beradaptasi dengan lebih baik.

Namun, hal ini juga membuatnya kurang aman. Dengan adanya AI yang terintegrasi pada perangkat-perangkat ini, hal ini membuka peluang baru bagi penjahat dunia maya. Misalnya, seorang peretas dapat menggunakan masukan tersebut untuk secara sengaja menyebabkan AI pada perangkat. Mereka juga dapat “meracuni” data pelatihan model AI untuk membuatnya berperilaku tertentu.

Selain itu, penjahat dunia maya dapat memperoleh data pelatihan AI melalui serangan inversi model. Jika model AI dilatih pada data pribadi atau sensitif, mereplikasi model tersebut dapat mengungkapkan informasi yang seharusnya dirahasiakan.