bachkim24h.com, Jakarta – Keamanan siber menjadi penting di tengah pesatnya adopsi layanan digital, sayangnya negara-negara Asia Pasifik masih kekurangan setidaknya 2,5 juta talenta digital.
Budi Ari Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, mengatakan Indonesia membutuhkan rata-rata 458.043 orang bertalenta digital per tahun pada tahun 2023-2030.
“Kecepatan untuk mengisi kembali kapasitas digital nasional sangatlah penting. Keamanan siber khususnya berperan penting dalam mewujudkan transformasi digital,” kata Budi Ari Setiadi di Dinas Komunikasi dan Informatika. Kamis (12/9/2024)
Sayangnya, Cominfo sendiri tidak bisa memenuhi kemampuan digital tersebut, kata Budi sehingga memerlukan kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat yang memiliki keterampilan digital perlu dipenuhi. Terutama yang fokus pada keamanan siber.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison, Mastercard Indonesia dan Kominfo telah meluncurkan akademi online untuk mempersiapkan satu juta masyarakat Indonesia dalam bidang keamanan siber.
Dengan menggunakan platform beasiswa talenta digital Kominfo, akademi online ini berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar keamanan siber dan keterampilan praktis bagi individu dan usaha kecil.
Dengan ini, para pelaku UMKM semakin siap berjuang di dunia digital. Inisiatif ini juga mempromosikan dan mengembangkan kemampuan keamanan siber Indonesia. Baik pakar yang sudah ada maupun talenta baru
Di satu sisi, Indoset dan MasterCard akan memainkan peran penting dalam menggabungkan upaya pengembangan talenta digital yang kuat.
MasterCard juga terkenal dengan solusi keamanan sibernya. dan memberikan pelatihan keamanan siber yang komprehensif di Asia Pasifik dan banyak negara di dunia.
Peserta program DTS ini nantinya akan memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam ekonomi digital saat ini.
Misalnya, cara menginventarisasi perangkat, aplikasi dan akun, pembaruan perangkat lunak inti, dan keamanan online. Lindungi diri Anda dari serangan phishing dan malware. Dan lindungi data bisnis dengan cadangan.
Dengan inisiatif ini diharapkan Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam keamanan digital. Tidak hanya di Asia Tenggara namun secara global.
Direktur, Chairman dan CEO Indosat Oredu Hutchison Vikram Sinha mengatakan timnya di Indosat percaya bahwa kemampuan digital adalah kunci masa depan Indonesia.
“Melalui kemitraan kami dengan MasterCard, kami berkomitmen untuk mempercepat perjalanan Indonesia menuju negara yang maju secara digital dan aman. Memberdayakan Indonesia sekaligus siap bersaing di kancah dunia,” kata Vikram.
Sementara itu, Aileen Goh, country manager dan presiden MasterCard Indonesia, mengatakan selain pertumbuhan ekonomi digital, frekuensi dan cakupan serangan siber terus meningkat.
“Kejahatan dunia maya diperkirakan menimbulkan kerugian sebesar $13,8 triliun pada tahun 2028. Survei tersebut menemukan bahwa 72 persen serangan siber di Asia disebabkan oleh kurangnya pakar keamanan siber yang terampil.
Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat. Ada kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan dan mengembangkan bakat keamanan siber.
Hal ini merupakan kunci untuk membangun ketahanan dunia maya dan ekonomi digital yang aman.
“Kemitraan ini akan membekali talenta Indonesia dengan keterampilan, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk mengatasi ancaman di masa depan. dan memperkuat kepercayaan terhadap ekonomi digital sekaligus melindungi masa depan digital Indonesia,” kata Aileen.
Kerja sama ini merupakan bagian dari Cyber Security Center of Excellence yang diluncurkan oleh IOH dan MasterCard pada bulan April, yang menyoroti pentingnya upaya bersama untuk memberdayakan tenaga kerja digital Indonesia.