Categories
Hiburan

Booth IMDE Jadi Primadona di Edufair Jakarta Barat 2024, Suguhkan Pengalaman Langsung di Dunia Media

bachkim24h.com, Jakarta Digital Media Institute Emtek (IMDE) menjadi pusat perhatian pada acara MGBK West Jakarta Edufair 2024 yang digelar di Ballroom Lantai 5, Mall Taman Palem, Cengkareng Timur. Meski dikelilingi puluhan universitas lain, IMDE tetap tampil menonjol dengan booth interaktifnya yang menarik ratusan pelajar SMA/profesional pada Kamis (14 November 2024).

IMDE bukan sekedar stand biasa; menyediakan photo booth dan teleprompter gratis sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana rasanya menjadi pembawa acara TV. Syaratnya sederhana, Anda hanya perlu mengisi daftar hadir dan memfollow akun media sosial IMDE di Instagram dan TikTok. Tak heran, konsep tersebut menarik banyak minat, tidak hanya dari kalangan siswa, namun juga dari para guru dan panitia yang antusias untuk mengujinya.

Dengan dukungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi, IMDE menghadirkan photo booth yang memungkinkan mahasiswa langsung mencetak foto sebagai kenang-kenangan. Di sisi lain, UKM Broadcasting IMDE menawarkan teleprompter bagi mahasiswa yang menginginkan pengalaman berbicara di depan kamera sebagai presenter profesional. Konsep unik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih jauh tentang dunia media digital, sebuah pengalaman yang jarang ditemukan di pameran pendidikan lainnya.

Tidak hanya tertarik dengan photo booth dan teleprompter, mereka juga antusias mencari informasi mengenai program gelar, peluang karir dan beasiswa yang disediakan oleh IMDE. Edufair ini merupakan kesempatan bagi IMDE untuk memperkenalkan berbagai program seperti Sarjana Film, Televisi dan Studi Media; Sarjana Bisnis Digital; lulusan insinyur dalam produksi hiburan; Produksi media D4; dan D3 Periklanan Media Digital, sekaligus memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai prospek karir di dunia media digital.

 

Selain itu, banyak mahasiswa yang terkejut mengetahui bahwa IMDE berada di bawah payung Grup Emtek, yang memiliki hubungan dekat dengan industri media melalui jaringan SCTV, Indosiar, dan Moji TV. Hal ini membuka peluang bagi mahasiswa IMDE untuk bekerja langsung dengan industri media selama masa studinya. Dengan pendekatan praktis yang dipadukan dengan teori, IMDE bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya bersaing dalam dunia industri media digital yang dinamis.

Kehadiran IMDE di MGBK Jakarta Barat Edufair 2024 tidak hanya fokus pada promosi akademisi, namun juga memberikan gambaran realistis kepada mahasiswa mengenai karir yang menjanjikan di bidang media digital. Pengalaman hands-on di booth IMDE menjadikan booth ini menjadi pusat perhatian dan daya tarik utama dalam acara tersebut.

 

Naura Syifa, siswa kelas 12 SMAN 65 Jakarta berbagi kesannya: “Boot IMDE ini keren banget! “Kita bisa memiliki photo booth dan merasa seperti pembawa acara TV, membaca berita langsung melalui teleprompter,” ujarnya. Menurutnya, pengalaman dunia nyata yang dipadukan dengan peluang beasiswa yang tersedia inilah yang semakin menggugah minatnya.

Sementara itu, Naila Nandini, teman sekelas Naura juga berkomentar, “Bagi yang berminat mengambil jurusan komunikasi atau penyiaran, IMDE adalah tempat yang tepat untuk menimba ilmu. Segalanya menjadi lebih mudah di sini, apalagi IMDE mempunyai hubungan langsung dengan industri seperti SCTV dan Indosiar. “Jadi ke depannya pasti akan lebih mudah mencari pekerjaan,” kata Naila.

Categories
Teknologi

ATVI-IMDE dan Google Siap Berkolaborasi Dorong Pendidikan Digital di Indonesia

bachkim24h.com, Jakarta – Akademi Televisi Indonesia (ATVI) yang akan bertransformasi menjadi MTech Digital Media Institute (IMDE) menunjukkan komitmennya dalam mengadopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran.

Hal ini dibenarkan oleh pimpinan ATVI-IMDE yang mengunjungi kantor Google Indonesia untuk mempelajari berbagai layanan Google dan pemanfaatan pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan tinggi.

Direktur ATVI, Totok A. Soefijanto mengatakan kampus ATVI-IMDE sangat menekankan pada penggunaan dan penerapan berbagai perangkat teknologi digital.

“Tidak mungkin kami bekerjasama dengan Google dalam penggunaan berbagai produk dan aplikasi teknologi pembelajaran dari Google dan layanan lainnya,” kata Totok dalam keterangan resminya, Kamis (15/8/2024).

“Tujuannya agar dosen dan mahasiswa dapat menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mudah dengan bantuan alat dan aplikasi digital,” ujarnya.

Sementara itu, Ganis Samoedra, Partner Strategy Manager Chrome OS Indonesia, menjelaskan penggunaan Google Workplace dan Chromebook merupakan sinergi yang jarang terjadi dalam proses pembelajaran dan digunakan oleh banyak institusi di pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Indonesia.

“Google telah mendistribusikan 1,5 juta laptop Chromebook ke sekolah-sekolah dan universitas negeri di seluruh Indonesia. Google tidak memiliki referensi universitas,” ujarnya.

Seperti diketahui Chromebook merupakan salah satu perangkat komputer/laptop yang biasanya menyerupai laptop. Yang membedakan hanyalah sistem operasi yang digunakan yaitu Chrome OS.

Chromebook dilengkapi dengan Chrome Device Management (CDM), software yang berfungsi untuk mendaftarkan (mendaftarkan) Chromebook ke domain learn.id. Pendaftaran oleh penyedia layanan dengan syarat tertentu.

 

Sementara itu, Google Edu Cloud Indonesia Sugianto Yonnathan mengatakan penggunaan AI di bidang pendidikan, termasuk kajian teknis dan proses kreatif teknologi, sudah meluas.

“Misalnya AI sudah dimanfaatkan untuk menemukan ide orisinal suatu lukisan, ide kurator dalam desain analisis lukisan, dan kurikulum jurusan seni bisa menggunakan AI,” ujarnya.

Totok juga mengamini bahwa AI sangat penting dan perlu digunakan dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi.

Sebab, AI tidak mematikan kreativitas, malah mendorong lahirnya teknologi baru dan berbeda, tutupnya.  

Direktur Program Pemasaran Google Education, Tiffany Santosa, menjelaskan apa yang telah dilakukan Google Workspace untuk membantu dunia pendidikan di Indonesia dan seluruh dunia.

Ia mengatakan Google Workspace for Education adalah layanan yang dirancang untuk membantu sekolah dan siswa lokal berkolaborasi, memfasilitasi pengajaran, dan mengamankan proses pembelajaran.

Platform tersebut menawarkan banyak cara untuk memenuhi kebutuhan dunia pendidikan, terutama untuk membantu proses belajar mengajar, seperti Classroom, Google Meet, Google Docs, Google Forms, dan Google Chat.

“Google Workspace for Education Standard Edition serupa dengan infrastruktur pendidikan, namun dengan fitur keamanan tingkat lanjut dan pengelolaan yang ditingkatkan,” kata Tiffany.

Sementara itu, Google Workspace for Education Plus mencakup semua fitur Pendidikan standar dengan tambahan fitur belajar mengajar serta peningkatan pada layanan tertentu seperti pelacakan kehadiran di Google Meetings.