Categories
Lifestyle

Idul Fitri Artinya Kembali kepada Fitrah, Simak Penjelasan Al-Qur’an

bachkim24h.com, Jakarta – Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Siyawal yang juga menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan. Namun lebih dari sekedar perayaan, Idul Fitri memiliki makna yang lebih dalam dalam ajaran Islam. Secara etimologis, Idul Fitri juga berarti kembalinya fitrah manusia yang suci dan dekat dengan Tuhan.

Prakriti menunjukkan keadaan asli atau sifat manusia yang bersih dari dosa dan keburukan.

Menurut tafsir Kuan berarti sifat manusia, keadaan alamiah manusia yang diciptakan Tuhan dalam kesucian dan kesatuannya. Hal ini ditegaskan dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang mengajak manusia untuk menjaga hakikat Tuhan yang menciptakan manusia menurut kodratnya.

Maka jagalah wajahmu terhadap agama Allah; (tetaplah) sesuai dengan sifat Tuhan yang menciptakan manusia. Sifat Tuhan itu tidak ada perubahan. (Itu) agama yang sederhana, tetapi kebanyakan orang tidak. Mengetahui.

Idul Fitri juga menjadi momen untuk memperkokoh kemenangan spiritual umat Islam. Seperti kata pepatah Arab, seorang Yahudi bukan hanya milik mereka yang mempunyai pakaian baru, tapi milik mereka yang bertumbuh dalam kebajikan dan menjauhi dosa. Jika iya, Idul Fitri memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Baca pengumuman selengkapnya.

Berikut ulasan bachkim24h.com lebih mendalam mengenai Idul Fitri yang berarti kembali ke alam dan uraiannya dalam Al-Quran pada Selasa (26/3/2024).

Idul Fitri menurut Kementerian Agama (Kemenag Ri) memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Dimaknai sebagai momen kembalinya jati diri manusia yang fitrah atau suci dan dekat dengan Tuhan.

Idul Fitri bukan hanya sekedar perayaan tapi juga puncak puasa di bulan suci Ramadhan. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa sebagai pengingat akan pengendalian diri dan nilai-nilai spiritual. Sampai saat itu tiba, Idul Fitri akan menjadi momen yang sangat berharga, menandai berakhirnya puasa dan dianggap sebagai hari kemenangan.

Asal kata “Edul Fitri” berasal dari bahasa Arab, yang meliputi kata “Idul Fitri” yang berarti hari raya atau perayaan, dan “Al Fitr” yang berarti berbuka puasa. Secara harfiah, Idul Fitri mengacu pada hari raya atau perayaan yang ditandai dengan berbuka puasa. Namun makna Idul Fitri yang lebih dalam terungkap melalui penjelasan etimologis.

Dalam buku “Daqwa Serdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Haj, Dan Idul Adha” karya Udji Asia, kata “Id” berasal dari akar kata “Aada – Yaudu” yang artinya kembali, “Fitri” artinya bersih. . . Dosa dan keburukan. Jika demikian, maka Idul Fitri dapat menunjukkan makna utuh kembali ke keadaan suci atau terbebas dari segala dosa sehingga manusia kembali pada kesucian atau kodratnya seperti dilahirkan kembali.

“Atas keterangan Abu Hurairah, Allah merahmatinya dan memberinya kedamaian, yang bersabda: Rasulullah bersabda, ‘Setiap anak yang dilahirkan, ia dilahirkan sesuai kodratnya, jadi tergantung kedua orang tuanya yang menjadikannya. Seorang Yahudi, Nasrani, atau Penyihir. .pernahkah Anda melihat telinga yang terpotong pada hewan yang lahir utuh?”(Har al-Bukhari).

 

Ayat-ayat dalam Al-Qur’an juga memberikan petunjuk tentang makna hakikat manusia yang suci. Dalam surat Ar-Rum ayat 30 Allah menyebutkan pentingnya menjaga alam manusia yang diciptakan sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini menegaskan bahwa fitrah manusia adalah fitrah Tauhid atau kesadaran akan Keesaan Tuhan.

Maka jagalah wajahmu terhadap agama Allah; (tetaplah) sesuai dengan sifat Tuhan yang menciptakan manusia. Sifat Tuhan itu tidak ada perubahan. (Itu) agama yang sederhana, tetapi kebanyakan orang tidak. Mengetahui.

Selain itu, Fitri juga dianggap sebagai momen untuk menebus dosa-dosa yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Nabi mengajarkan bahwa siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Selain menjadi momen kembali ke alam dan memperbaiki diri, “Idul Fitri” juga bermakna kemenangan bagi umat Islam. Bulan Ramadhan bukan hanya kemenangan dalam arti melawan hawa nafsu, namun juga mempertegas ketakwaan dan menjauhi kemaksiatan.

Pepatah Arab Hari raya sejati bukan hanya milik mereka yang berpakaian baru, tapi milik mereka yang memupuk kebajikan dan menjauhi dosa. Idul Fitri tidak hanya sekedar perayaan berhasilnya menunaikan puasa, namun juga menjadi momentum peningkatan kualitas spiritual dan moral umat Islam.

Seorang sahabat Anas berkata, “Suatu ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah dan orang-orang di sana bergembira selama dua hari. Lalu Nabi bertanya, Hari apakah ini (orang-orang Madinah sedang kegembiraan)?”

“Pada zaman jahiliah, kami biasa merayakan dua hari ini,” jawab mereka. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menempatkan dua hari dalam Islam, yaitu Idul Adha dan Idul Adha, yang lebih baik dan lebih mulia.