Categories
Bisnis

Pamerkan Instrumen Audio hingga Produk Hewan Peliharaan, JAVME dan JPE 2024 Digelar November

Jakarta – Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2024 dan Jakarta Pet Expo (JPO) 2024 akan digelar pada tanggal 27 hingga 30 November 2024 di Kemayoran Kemayoran PT Songoras Exhibition Service (event 19). Denny Yunus mengatakan JAVME 2024 akan menghadirkan pertunjukan video musik, audio, dan lighting terbesar dan terlengkap di Asia.

Pertunjukan tersebut diharapkan dapat menarik 20.000 pengunjung, dan banyak pemilik bisnis dan pecinta musik dari seluruh Indonesia juga memperhatikannya. Tren bisnis produk perawatan hewan peliharaan yang populer berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data dari Future Market Insights, pasar perawatan hewan peliharaan diproyeksikan mencapai $1,4 miliar pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,5% dari tahun 2023 hingga 2033.

Pertumbuhan pesat ini mencerminkan kuatnya permintaan terhadap produk dan makanan hewan peliharaan, yang nilainya saat ini mencapai USD 370,6 juta dan diperkirakan akan mencapai USD 1,21 miliar pada tahun 2026.

“Kedua pameran industri internasional ini diharapkan dapat membangun ekosistem bisnis dan menjadi platform periklanan bagi merek-merek lokal yang diterima di pasar domestik dan internasional,” kata Denny pada konferensi pers JAVME dan JPE 2024. Hotel Grand Orchards Kemayoran Jakarta, Kamis (5 Juli 2024).

Bersamaan dengan itu, Mohammad Amin, Direktur Departemen Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), juga menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan dua pameran internasional tersebut.

“Ketika kita berbicara tentang audio, video, dan musik, kita teringat bagaimana konser musik telah mempengaruhi sistem perekonomian. Saya berharap demikian,” ujarnya. Amin.

JAVME 2024 sendiri merupakan pameran B2B internasional yang menampilkan berbagai macam audio dan video musik, antara lain teknologi sound mixer, akustik ruangan, studio, teknologi rekaman dan produksi, lighting dan laser, virtual reality, peralatan level, serta peralatan dan perlengkapan lainnya. akan ditampilkan. .

Sementara itu, JPE 2024 juga akan menampilkan beragam produk dan merek makanan hewan, alat perawatan hewan, obat-obatan, vitamin, produk kesehatan hewan, serta berbagai aksesoris hewan mulai dari pakaian, aksesoris hingga perhiasan.

Categories
Sains

Fauna Mesir Kuno: Keajaiban Alam yang Terabadikan dalam Sejarah

Mesir – Mesir Kuno tidak memiliki peradaban besar dan warisan budaya yang kaya, namun memiliki kekayaan hewan yang menarik.

Lingkungan alam Mesir yang beragam, mulai dari gurun gersang hingga lembah Nil yang subur, menjadi habitat bagi beragam spesies unik dan eksotik.

Hewan-hewan ini tidak hanya merupakan bagian penting dari ekosistem, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, mitos dan kepercayaan masyarakat Mesir kuno.

Berikut beberapa hewan yang hidup di Mesir kuno, nama ilmiahnya dan ciri-ciri menariknya: 1. Kucing (Felis catus)

Kucing dihormati dan dipuja di Mesir kuno. Mereka dianggap sebagai simbol dewi Bastith, dewi pelindung rumah, kesuburan dan kesuburan.

Kucing juga dihargai karena kemampuannya berburu hewan pengerat dan ular yang mengancam tanaman dan kesehatan manusia. Kucing sering kali dipelihara sebagai hewan peliharaan dan disucikan setelah kematiannya sebagai bentuk penghormatan.

2. Anjing (Canis lupus familiaris)

Anjing juga merupakan hewan peliharaan yang populer di Mesir kuno. Mereka digunakan untuk berburu, menjaga rumah, dan menemani pemiliknya dalam perjalanan menuju akhirat.

Anjing juga diasosiasikan dengan dewa Anubis, dewa kematian dan bunga. Beberapa ras anjing yang umum ditemukan di Mesir kuno antara lain anjing pemburu Saluki, anjing gembala Armant, dan anjing penjaga Basenji.

3. Buaya Nil (Crocodylus niloticus) Buaya Nil merupakan predator utama Sungai Nil dan dianggap sebagai simbol dewa Subic, dewa air dan kesuburan. Buaya Nil dipuja karena kekuatan dan keberaniannya, dan banyak kuil dibangun untuk menghormati mereka.

Buaya Nil juga merupakan sumber makanan bagi masyarakat Mesir kuno, meskipun perburuan dikontrol secara ketat untuk melestarikan populasi mereka.

4. Kuda nil (Hippopotamus amphibius) Kuda nil adalah hewan air yang hidup di Sungai Nil dan dianggap sebagai simbol dewi Tawaret, penjaga kehamilan dan persalinan. Kuda nil dipuja karena kekuatan dan kemampuannya hidup di dua lingkungan, seperti air dan darat.

Namun mereka ditakuti karena sifatnya yang agresif dan dapat menyerang manusia jika merasa terancam.

5. Babon Hamadryas (Papio hamadryas) Babon Hamadryas adalah monyet yang hidup di gurun dan daerah pegunungan Mesir. Mereka dianggap sebagai simbol dewa Tut, dewa kebijaksanaan, tulisan, dan sains. Monyet Hamadryas sering digambarkan dalam seni Mesir kuno sebagai hewan yang cerdas dan cerdas.

6. Ibis (Threskiornis aethiopicus) Ing’ane adalah burung air yang hidup di Sungai Nil dan dianggap sebagai simbol dewa Tut. Ing’ane disegani karena bisa makan di lumpur dan membersihkan lingkungan. Mereka juga dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dan pengetahuan.

7. Kumbang scarab (Scarabeus Sacer)

Scarab adalah serangga yang hidup di dalam daging hewan dan dianggap sebagai simbol dewa Kharti, dewa matahari terbit. Burung scarab dipuja karena kemampuannya menggulung bola kotoran, yang dianggap sebagai simbol matahari. Mereka juga dipandang sebagai simbol kelahiran kembali dan transformasi.

8. Pelacur Mesir (Naja Hajj)

Ular berbisa Mesir adalah ular berbisa yang hidup di gurun dan daerah pertanian Mesir. Mereka dianggap sebagai simbol dewi Wadjit, pelindung rumah tangga Mesir. Mucikari Mesir dipuja karena kekuatan dan kemampuannya mengusir musuh. Racun mereka juga digunakan dalam ritual keagamaan dan pengobatan tradisional.