Categories
Lifestyle

5 Gunung Terdingin di Indonesia, Ada yang Diselimuti Salju

JACARTA – Gunung terdingin di Indonesia menjadi tantangan bagi para pendaki dan pecinta alam. Indonesia sendiri terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, termasuk pegunungannya yang megah

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang menantang dan menyenangkan bagi para pecinta alam, apalagi jika Anda pergi ke gunung terdingin di Indonesia yang terkenal dengan udara dingin dan saljunya.

Dinginnya gunung ini menambah tantangan bagi para pendaki. Namun, dengan perencanaan yang baik dan peralatan yang tepat, pendakian ini bisa menjadi pengalaman yang berkesan.

Berikut lima gunung terdingin di Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber, Senin (10/6/2024).

Pegunungan dingin di Indonesia

Piramida Gunung Cortez, Papua

Foto / Amysland

Terletak di Papua, Piramida Gunung Karsten merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Puncak gunung ini selalu tertutup salju dan merupakan tempat terdingin di Indonesia. Suhu di puncak piramida kartesius bisa mencapai -10 derajat Celcius.

2. Gunung Jaya Wizaya, Papua

Foto / Blibli

Jaya Wizaya yang terletak di Papua merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Seperti halnya piramida Gunung Carstenz, puncak Gunung Jaya Wizaya selalu tertutup salju dan sangat panas.

Categories
Lifestyle

Pemandangan Mewah Salat Idulfitri di Wonosobo yang Viral, Menghadap Langsung Gunung Sumbing

bachkim24h.com, Jakarta – Masyarakat Wonosobo (Jawa Tengah) mendapat penglihatan tak biasa saat melakukan salat identifikasi. Bukan di masjid yang megah, namun warga sekitar memilih lapangan terbuka di perbukitan yang menghadap Gunung Sumbing.

Pengalaman salat identifikasi dengan pendekatan “mewah” ini pertama kali diperkenalkan oleh akun @sayaizin di platform X yakni Twitter. “Minimal satu salat Idul Fitri dengan visi yang maha besar,” tulisnya pada Rabu, 10 April 2024.

Unggahan yang tak lama kemudian viral dengan 2,2 ribu repost dan 6,7 ribu suka itu pun menuai respons dari penyanyi Kunto Aji. Uapikeee dimana ini, tulisnya di akun @KuntoAjiW. 

Melihat respon para pembuat konten, lokasi salat ID berada di base camp di Garung, Gunung Sumbing. Pengguna X lainnya @Yudhawpa juga memperlihatkan tampilan barisan depan, tidak terganggu oleh jamaah lain.

Dalam video yang diunggah terlihat ingatan akan kalimat tauhid Lailahaillallah terus terngiang-ngiang. Tudingan tersebut dikomentari netizen.

“Kalau suasananya seperti ini, tak seperti seorang ibu yang pulang setelah salat dengan alasan menunggu lauk pauk,” tulis salah satu warganet.

“Syukurnya jamaah betah sampai akhir khutbah,” jawab sang pembuat konten.

“Pemandangan gunung selalu indah! Berapa jam yang dibutuhkan untuk sampai ke sini dari rumah?” tanya netizen yang dijawab oleh pembuat konten hanya membutuhkan waktu 30 menit dari rumahnya.

“Wonosobo indah sekali,” sahut yang lain.

“MasyaAllah indah sekali pemandangannya,” sahut yang lain.

“Aku ingin merasakan getarnya salat Idul Fitri di sini,” sambung warganet. 

Puluhan konten terkait Idul Fitri membanjiri media sosial. Perayaan ini tidak hanya tentang keceriaan, namun juga tentang indahnya toleransi dalam banyak hal. Salah satunya saat Idul Fitri 2024, potret halaman Gereja Kayutangan di Malang, Jawa Timur yang dijadikan tempat salat Idul Fitri menarik perhatian.

Netizen pun tak segan-segan menambahkan komentar pujian dan semangat toleransi, bahkan banyak dari mereka yang membagikan momen toleransi versi mereka masing-masing. Narasinya semakin kencang karena Gereja Kayutangan merupakan salah satu bangunan bersejarah di Malang.

Mengutip laman HKY Kayutangan, Rabu 10 April 2024, pembangunan tempat ibadah bernama Paroki Hati Kudus Yesus dimulai pada 4 Juni 1897. Gereja Neo-Gotik tertua di Malang itu. Panjangnya 41 meter. , lebar ruangan 11,4 meter, dan tinggi ruangan 15,2 meter.

Pembangunan rumah ibadah yang menelan biaya 30.972 gulden ini melibatkan banyak tokoh penting. Diantara tokoh tersebut Ir. Marius J. Hulsuit sebagai desainer; C. Vis, Van’t Pad dan Bourguignon sebagai kontraktor; dan Moulijn sebagai manajer konstruksi.  

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Pastor G.D.A. Jonckbloet, S.J. Mereka mulai membangun gereja tersebut pada 11 Mei 1905 selama kurang lebih tujuh bulan. Pada tanggal 30 Desember 1905 dilakukan pemasangan salib di gereja Malang, dan pada tahun 1906 dilakukan pemasangan patung Hati Kudus Yesus yang didatangkan dari Belanda. 

Kedua menara setinggi 33 meter itu dirancang oleh Ire. Albert Grunberg memulai penciptaan pada tanggal 3 Oktober 1930 dan memberkati Mons. Clemens Van der Pas pada 14 Desember 1930. Lonceng gereja sebelum dibuat memiliki berat 303 kg dan diameter 78 cm dengan nilai A.

Lonceng kedua beratnya 185 kg, diameternya 65 cm dengan nada E. Kedua lonceng ini dibuat oleh perusahaan pengecoran logam yang sangat terkenal, Petit en Fritsen dari Aarle-Rixtel, Belanda.

Sayangnya, pada 27 November 1967, sebuah pesawat menabrak salib menara kiri. Beberapa saat kemudian, pesawat tersebut jatuh di kawasan Buring dan menewaskan tiga penumpang.

Sekitar lima tahun lalu, Pemerintah Kota Malang menetapkan Gereja Hati Kudus Yesus sebagai cagar budaya di antara 32 benda lainnya. Keberadaannya berperan penting dalam perkembangan kota Malang. “Gereja ini menjadi saksi keberadaan umat Katolik sejak zaman penjajahan Belanda di Kota Malang,” kata Agung H Buana, Sekretaris Kelompok Pakar Cagar Budaya Kota Malang, kepada merdeka.com, Rabu (4/). 10/2024). 

Meski berarsitektur Gotik, denah bangunan gereja berbentuk persegi, bukan berbentuk salib seperti kebanyakan gereja Gotik. Juga, tidak ada ruangan koridor ganda atau sejenisnya. 

Hingga saat ini Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan masih menjadi ikon kota Malang. Wisatawan tidak pernah gagal untuk melihat dan mengunjungi gereja megah ini. Wali Kota Malang saat itu, Sutiaji, berjanji akan memberikan insentif terhadap bangunan cagar budaya. Termasuk dana dana pemeliharaan atau berupa Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (LBT).

Pemberian insentif merupakan upaya melestarikan bangunan bersejarah yang tersisa. Sebab, banyak bangunan bersejarah yang hilang, dibongkar dan diubah fungsinya. “Jika kita tidak memperhatikan, lambat laun hal ini akan hilang,” tegasnya.

Categories
Lifestyle

6 Fakta Menarik Gunung Ibu di Maluku yang Pernah Memiliki Danau Kawah

bachkim24h.com, Jakarta – Gunung Ibu merupakan gunung berapi yang sangat aktif dan menakjubkan yang patut dikunjungi bagi para pendaki dan pecinta gunung berapi. Gunung ini juga berdekatan dengan Gunung Dukono di Halmahera Utara, Kepulauan Maluku.

Hingga Jumat (10/5/2024), ketinggian Gunung Ibu dari permukaan laut mencapai 1.325 meter, berdasarkan laman Gunung Bagging. Hanya dengan melihat gunung berapi tersebut pada peta topografi saja, Anda dapat melihat bahwa tempat ini sangat menakutkan pada zaman dahulu.

Panduan sangat penting karena medannya bisa membingungkan dan sulit. Faktanya, seorang pendaki asal Perancis meninggal secara tragis di Gunung Ibu pada tahun 2015 setelah terpisah dari kelompoknya dan tidak memiliki cukup air.

Selain lokasi dan ketinggiannya, masih banyak lagi yang menarik dari Gunung Ibu. Berikut enam fakta menarik Gunung Ibu yang dihimpun Tim Lifestyle bachkim24h.com dari berbagai sumber.  1. Tipe pegunungan Statovulkan

Gunung Ibu merupakan salah satu jenis gunung berapi strato dengan bentuk yang tinggi dan mengerucut. Bentuk gunung berapi biasanya curam di bagian atas dan landai di bagian bawah akibat aliran lava.

Puncak gunung merupakan kawah gunung berapi. Kawah pusat memiliki lebar 1 km dan kedalaman 400 meter. Lebar bagian luarnya 1,2 km.

Kerucut parasit banyak terdapat di bagian timur laut puncak gunung dan sebagian kecil di bagian barat daya gunung. Bagian barat dataran tinggi pegunungan terdapat lava cair. Selain itu, terdapat kawah-kawah kecil akibat letusan gunung berapi di bagian barat dan utara. 

Menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian, kawah bagian dalam selebar satu kilometer telah berisi beberapa danau kawah kecil sepanjang sejarah. Namun danau-danau tersebut sudah tidak ada lagi karena letusannya membentuk kubah lava yang terus membesar sejak tahun 1998.

Pada tahun 2011, tiga kubah kecil, masing-masing lebarnya sekitar 100 meter dan tinggi sekitar 100 meter, terungkap dari dasar kawah. Pada tahun 2021, kerucut parasit utama yang tumbuh di kawah setidaknya setinggi tepi kawah atau dinding luar, dan jika setinggi itu, mereka akan terus tumbuh selama beberapa tahun lagi.

Kerucut tersebut akan menggantikan tepi luar gunung berapi dan menjadi puncak sebenarnya. Titik tertinggi puncaknya berada di sisi barat. Kawah terluar selebar 1,2 kilometer dan retak di sisi utara, memberikan pemandangan indah ke arah utara desa pada hari cerah. 3. Pendaki biasanya berkemah di desa Goin 

“Kembang api” spektakuler di tepi luarnya terlihat pada malam hari dan juga dari desa Goin, tepat di bawah celah kawah di sisi utara. Memang benar, beberapa pendaki memilih berkemah di tepi pantai khusus untuk melihat aktivitas luar biasa tersebut. Perhatikan bahwa malam hari bisa menjadi sangat dingin saat berkemah di tepi sungai.

 

Di utara terdapat desa-desa yang menyerupai dasar kaldera luar kuno. Setidaknya ada dua desa di utara yang bisa memulai pendakian, yaitu Desa Duono (108 meter) dan Desa Goin (100 meter), jalur bertemu di pertigaan sekitar setengah jalan. 5. Rute menuju puncak

Jalur desa Duono lebih dikenal dan lebih sering digunakan, namun secara keseluruhan membutuhkan waktu yang sama dan sifatnya serupa. Kedua rute tersebut memerlukan berjalan kaki beberapa kilometer melalui perkebunan kelapa yang luas dengan banyak kanopi pohon.

Di jalur ini, Anda bisa mengendarai sepeda motor sejauh dua kilometer atau lebih hingga ketinggian lebih dari 200 meter. Jika mendaki pada malam hari, sangat menakutkan dan tidak biasa.

Jalur Goin menyusuri lembah ini sejauh beberapa ratus meter sebelum berbelok ke kanan dan memasuki hutan (673 meter di atas permukaan laut). Jalan Goin dan Duono bertemu pada ketinggian 771 meter di atas permukaan laut, meskipun tidak ada rambu dan persimpangan penting ini mudah untuk dilewatkan.

Segera menyusul beberapa kawasan kecil berumput, yang oleh pemandu desa Goin disebut Pos 2 (780 meter di atas permukaan laut). Meskipun stasiun sensor vulkanologi mungkin tersembunyi di balik vegetasi, namun jaraknya sekitar 800 meter ke kanan. 

Jalur pendakian juga melewati perkebunan pala dan cengkeh sebelum memasuki hutan sepanjang kurang lebih 600 meter. Di jalur Desa Goin, puncak pohon nyaman yang dikenal sebagai Posti 1 (675 meter di atas permukaan laut) biasanya dicapai setelah sekitar 2-3 jam dan merupakan tempat yang baik untuk beristirahat sejenak.

Para pemburu babi pernah menggunakan tempat ini untuk menyiapkan daging sebelum kembali ke desa-desa di bawahnya. Setelah itu, jalur tersebut jarang digunakan dan ditumbuhi tanaman hingga beberapa tahun terakhir, namun pada tahun 2021 jalur tersebut curam namun terdefinisi dengan baik karena jalur lain telah dibangun dalam beberapa minggu terakhir.

Lokasi perkemahan berada di ketinggian 1.315 meter di atas permukaan laut. Pada hari yang cerah, pemandangan dari kamp ke pantai barat dan selatan hingga Gunung Gamconora sangat bagus.

Meskipun nama dan ketinggiannya masih diperdebatkan, sebuah tanda tua menunjukkan bahwa itu adalah “Gunung Tabaru, 1.325 meter di atas permukaan laut”. Tapi pemandangan dan suaranya sungguh menakjubkan. Saat ini, kerucut utama yang mendominasi lanskap mengeluarkan asap besar setiap 15 menit, dan abu jatuh ke hutan di sekitarnya. 

Categories
Lifestyle

6 Fakta Menarik Gunung Ranti yang Bersebelahan dengan Kawasan Ijen di Banyuwangi Jawa Timur

bachkim24h.com, Batavia – Gunung Ranti adalah sebuah gunung di Jawa, Indonesia Timur. Gunung Ranti merupakan salah satu gunung di rangkaian pegunungan Ijen dengan ketinggian 2.601 meter di atas permukaan laut yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi.

Gunung Ranti secara umum mirip dengan Gunung Ranti, hanya ada sedikit titik. Iklim di gunung ini sangat menarik. Terutama di bagian atas dimana alien terlihat berdiri di atas awan.

Piramida batu ini terletak di sebelah selatan Gunung Merapi (Jawa Timur) dan Gunung Ijen. Gunung yang berdiri megah di sekitar tanah Blambangan ini menjadi tempat favorit para pendaki gunung karena kondisi cuacanya yang sangat bagus.

Melihat matahari terbenam di langit Gunung Ranti memang sangat menarik. Bentuknya yang keemasan dan awannya seperti sebuah gambar. Namun untuk mencapai puncak tidaklah mudah.

Informasi lebih lanjut tentang Gunung Ranti selain ketinggiannya. Enam hal yang diketahui tentang Monte Ranti seperti dirangkum bachkim24h.com pada Kamis 6 Maret 2014.

1. nama lain

Salsa Wisata menyebutkan, Gunung Ranti dikenal dengan banyak nama lain. Ada yang menyebut gunung Rante, namun ada pula yang salah kaprah menyebutnya gunung Meranti. Karena merupakan gunung di Kalimantan yang mempunyai nama yang sama dengan Gunung Meranti sehingga kebanyakan orang menyebutnya Gunung Ranti.

Gunung Ranti terletak di dekat Kawah Ijen dan merupakan salah satu gunung Ijen yang tingginya 2.601 meter di atas permukaan laut. Perjalanan dari kota banyuwangi menuju kawasan pusat Gunung Ranti memakan waktu perjalanan sepeda motor selama 1,5 jam.

3. Awal mula pendakian gunung Ranti

Jalan mendaki Gunung Ranti jauh lebih panjang dibandingkan jalan mendaki gunung dan Kawah Ijen kawasan kota. Namun jalur pendakian ini masih cukup ramah untuk didaki bahkan oleh pendaki yang serius sekalipun.

Awal pendakian sendiri berjarak 50 meter dari Paltuding atau pintu masuk pendakian gunung Ijen. Wisatawan yang membaca laman Teman Mendaki juga bisa memilih jalur Banyuwangi atau Bondowoso, sehingga wisatawan dari berbagai tempat bisa dengan mudah memilih jalur menuju Gunung Ranti.

Dari banyuwangi wisatawan bisa menjelajah dan melanjutkan perjalanan ke desa Iambu dari sini dan mengikuti jalan menuju Ijen. Saat ini dari jalan Bondowoso wisatawan dapat melalui jalan Sumberwringin yang nantinya akan melewati desa Sempol yang dari sana sudah tersedia akses menuju tempat ini.

Destinasi wisata banyuwangi ini sangat populer karena kawasan banyuwangi ijen selalu menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Ini merupakan ajang balap sepeda di Banyuwangi yang berada di bawah International Cycling Association. Jalan seperti ini dimulai dari desa Ijen dan berakhir di Gunung Ranti.

5. Anda bisa berkemah di Gunung Ranti

Jika Anda ingin menikmati dinginnya alam terbuka di pegunungan, berkemah bisa menjadi ide yang tepat. Anda dapat mendirikan tenda di ladang dan Anda dapat mendirikan beberapa tenda.

Tidur di udara terbuka memang menjadi pengalaman tersendiri, namun mereka mempersiapkan makanan dan pakaian hangat dengan matang, karena di sini selain udaranya yang dingin, udaranya juga kuat dan meresap ke dalam kulit. Itu sebabnya Anda bisa menerangi dataran sambil menikmati alam di malam hari di pegunungan.

Selain aktivitas mendaki gunung untuk menjelajahi alam dan berkemah, objek wisata kota ini menawarkan atraksi lain yang hanya bisa Anda temukan di Gunung Ranti. Anda juga bisa mengunjungi Suku Osing yang asli.

Populasi terbesar di sini adalah suku Osing, suku asal banyuwangi. Masyarakat suku Osing tetap menghidupkan adat istiadat dan tradisi yang dilakukan para tetuanya secara turun temurun.

Untuk mencapai keaslian budaya, mereka berbicara menggunakan bahasa Osing. Mereka juga tinggal di rumah adat yang mereka warisi dari nenek moyang, yaitu Ruma Osing.

Sesuatu yang menarik bisa Anda rasakan sambil menjelajahi pemandangan di sini dengan mencicipi beragam kuliner khas khas banyuwangi. Berbagai rumor legendaris tersebut pastinya dilontarkan langsung oleh masyarakat Osing.