Categories
Teknologi

Tak Perlu 27.000 Aplikasi, AI Bisa Dorong Transformasi Digital di Layanan Publik

bachkim24h.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia saat ini telah memperluas 27.000 aplikasi layanan publik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Hal ini dinilai tidak efisien karena tidak hanya menimbulkan pemborosan, namun juga menghambat integrasi layanan satu sama lain.

Sebagai solusinya, pemerintah meluncurkan platform teknologi pemerintah (GovTech) bernama INA Digital untuk menggabungkan aplikasi tersebut sehingga layanan pemerintah dapat diakses melalui satu portal.

Peluncuran INA Digital nampaknya menjadi tanda keseriusan pemerintah dalam mendorong transformasi digital massal dalam pemerintahan.

Namun banyak tantangan dan ancaman yang menanti dalam proses digitalisasi. Dunia siber dan digital seringkali mengundang kejahatan yang semakin hari semakin canggih seiring dengan berkembangnya teknologi digital.

Direktur Riset ManageEngine Ramprakash Ramamurthy memperkirakan tantangan terbesar dalam penerapan sistem pemerintahan elektronik (SPBE) adalah fragmentasi data dan layanan yang berdampak pada efisiensi infrastruktur dan sistem pelayanan publik.

Meski hasil evaluasi SPBE dinyatakan memuaskan, namun terputusnya data masih menjadi kendala percepatan digitalisasi dan mencegah dampaknya terhadap sistem pelayanan publik.

“Integrasi data adalah tantangan pertama yang harus diatasi. Penduduk Indonesia tersebar di 17.000 pulau terpencil dan terdapat kesenjangan infrastruktur TIK, khususnya di daerah terpencil,” kata Ram dalam keterangannya, Senin (10/6/2024).

Tentu saja SPBE juga harus bersifat user-centric dan memiliki platform yang berbasis pada kebutuhan masyarakat.

“Pelayanan publik yang dijalankan oleh birokrasi harus memiliki sistem yang komprehensif untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat,” kata Ram.

Ram juga menyinggung penggunaan Artificial Intelligence (AI) yang saat ini tidak bisa dihindari.

 

Kecerdasan buatan sangat penting untuk memastikan kecepatan kerja dan bahkan efisiensi dalam banyak masalah yang berkaitan dengan pemrosesan data dalam jumlah besar.

Selain menunjang proses kerja, kehadiran kecerdasan buatan masih menimbulkan banyak permasalahan. Kehadirannya juga dapat menimbulkan hambatan dalam proses konversi.

“Salah satu kendala yang dihadapi Indonesia adalah kebutuhan akan keahlian teknis khusus, yang mungkin masih kurang di lembaga pemerintah,” kata Ram.

Menurut dia, sumber daya manusia masih menjadi kendala yang mereka hadapi. Oleh karena itu, Ram menekankan pentingnya latihan berkelanjutan.

“Jadi, selain merekrut dan mempertahankan profesional AI yang terampil, penting juga untuk memberikan pelatihan berkelanjutan kepada staf yang ada sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka dan tetap mengikuti perkembangan teknologi terkini. “Faktor-faktor ini sangat penting bagi keberhasilan transformasi digital di instansi pemerintah,” jelasnya.

 

Rasa tanggung jawab setelah penerapan AI yang tepat menjadikan teknologi ini sebagai landasan peluncuran.

“Salah satu manfaat penggunaan AI di GovTech adalah meningkatkan efisiensi kerja administratif dengan menyederhanakan tugas-tugas seperti pemrosesan dokumen, analisis data, dan evaluasi kebijakan,” kata Ram.

Hal ini memungkinkan pegawai pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang lebih mendesak. Misalnya, menangani keluhan yang masuk merupakan tugas manual yang memakan waktu bagi tim layanan.

Namun, dengan menggunakan otomatisasi dan pembelajaran mesin, beberapa aturan dapat diterapkan untuk mempercepat proses, menurut RAM.

 

Selain itu, integrasi AI akan meningkatkan penyampaian layanan publik melalui teknologi chatbot dan pemrosesan bahasa alami.

Alat ini memfasilitasi keterlibatan komunitas yang lebih cepat dan responsif, mengurangi beban kerja personel layanan, dan mempercepat pemrosesan permintaan.

“Misalnya, penggunaan chatbot bertenaga AI di GovTech untuk memberikan jawaban instan atas pertanyaan dan mengotomatisasi serta menyetujui permintaan layanan membantu mengurangi proses manual yang dilakukan oleh staf,” jelasnya.

Selain itu, AI dapat membantu lembaga pemerintah memprediksi tren dengan kemampuan analisis prediktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan secara signifikan.

Categories
Bisnis

Jokowi Luncurkan INA Digital: Jalan Tol Digitalisasi Pelayanan Publik

bachkim24h.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Teknologi Pemerintahan Indonesia (GovTech) bernama INA Digital pada acara Konferensi Tingkat Tinggi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) 2024 di Jakarta, Senin (27/8). 5/2024). ). 

GovTech adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk mendorong integrasi layanan pemerintahan digital yang saat ini tersebar di ribuan platform/aplikasi.

Jokowi mengatakan, penting untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi dan layanan digital pemerintah dengan portal layanan publik dan portal administrasi pemerintahan untuk meningkatkan kualitas layanan publik.

Ia juga menyebutkan, ada 27.000 permohonan di lingkungan pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, yang harus diintegrasikan.

“Untuk meningkatkan daya saing Indonesia, kita perlu memperkuat Infrastruktur Publik Digital, semacam tol digitalisasi pelayanan publik. Kita juga perlu memperkuat transformasi GovTech yang kita sebut INA Digital,” kata Jokowi.

RI 1 mengatakan lahirnya INA Digital merupakan langkah awal percepatan transformasi layanan digital pemerintah Indonesia.

“Seluruh kementerian, organisasi, dan pemerintah daerah harus bersinergi untuk mengintegrasikan dan berinteraksi dengan aplikasi dan data. Anda tidak bisa lagi merasa memiliki data. Anda tidak akan maju jika masih seperti ini. Tinggalkan praktik dan sikap lama,” dia berkata. Jokowi

Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas menegaskan, pasca peluncuran INA Digital, integrasi layanan pemerintahan digital akan dipercepat. 

Sejumlah layanan prioritas akan digabungkan dalam satu portal layanan publik yang akan diluncurkan pada September 2024. Pelayanan prioritas yang akan diintegrasikan adalah: pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, pembayaran digital, identitas digital, SIM online, izin keramaian dan aparatur negara. jasa

 

Hingga saat ini, lanjut Anas, ketika warga membutuhkan layanan A, mereka harus mengunduh aplikasi milik instansi A dan mengisi datanya di aplikasi tersebut. Kemudian, ketika warga membutuhkan layanan B, mereka harus mengunduh aplikasi B dan mengisi kembali datanya. Prosesnya berulang. Meski ada ribuan layanan, dengan ribuan aplikasi. Yang terjadi adalah teknologi membuat segalanya menjadi lebih sulit bagi manusia, bukannya membuat segalanya menjadi lebih mudah.

Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden, prosesnya tidak boleh berbelit-belit meski menggunakan teknologi. Inilah pentingnya interoperabilitas layanan yang memerlukan pertukaran data. Inilah peran INA Digital untuk mengintegrasikan layanan tersebut. .” dia berkata

“Jadi, untuk pertama kalinya dalam sejarah, di bawah arahan Presiden, Indonesia bersiap mencapai sejarah baru, dimana layanan digital akan terintegrasi, tidak lagi berdasarkan instansi atau pemerintah pusat, tetapi berdasarkan kebutuhan masyarakat. .atau warga negara, misalnya persoalan langsung pencatatan sipil, bantuan pencarian kerja, layanan sakit warga, pindah alamat, akses bantuan sosial dan masih banyak lagi,” kata Anas.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Tohir menjelaskan, pemilihan Peruri menjalankan INA Digital didasarkan pada portofolio digital yang kuat, yang tercipta dari berbagai layanan digital pemerintahan yang sebelumnya merupakan produk unggulan. Oleh karena itu, tugas ini merupakan pilihan yang tepat, karena akan mampu meningkatkan daya saing BUMN di sektor digital.

“Peluncuran ini merupakan langkah awal bagi kami untuk terus bekerja keras dalam beberapa bulan ke depan, untuk bisa memimpikan dan mewujudkan pelayanan publik pemerintah bagi warga negara adalah nyata. Jadi bukan sekedar slogan, tapi sesuatu yang bisa dipahami,” ujarnya. dikatakan. Erick.

Pada tahap pertama, INA Digital berkolaborasi dengan sembilan kementerian/lembaga untuk mendukung pengembangan, integrasi dan interoperabilitas aplikasi SPBE Prioritas.

Diantaranya sektor pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan, administrasi kependudukan, sektor yang terintegrasi dengan Digital Identitas Kependudukan, transaksi keuangan negara, aparatur negara, Portal Pelayanan Publik, Satu Data Indonesia dan kepolisian. 

Presiden Joko Widodo memilih langsung sembilan sektor prioritas untuk dipercepat integrasinya, berdasarkan rencana, infrastruktur, dan kesiapan pemanfaatannya.

 

Sebelumnya, Perusahaan Percetakan Uang Negara Republik Indonesia (Perum Peruri) bersiap meluncurkan platform digital nasional bernama GovTech Indonesia atau INA Digital pada Mei 2024. Seperti diketahui, Perum ditunjuk sebagai pelaksana pemerintahan Peru. Teknologi Pemerintah (GovTech) Indonesia.

Mudah untuk langsung diundang dalam peluncuran INA Digital, rencananya bulan depan (Mei), kata Presiden Perum Peru Dwina Septiani seperti dikutip Antara, Kamis (25/04/2024). .

Rencana peluncuran pada bulan Mei ini merupakan langkah awal yang akan diambil sebelum memenuhi tujuan prioritas Presidensi Nomor 82 Tahun 2023 tentang Percepatan Transformasi Digital dan Integrasi Layanan Digital Nasional.

“Kita lihat saja apa yang sebenarnya dicapai May (peluncuran). Yang jelas peluang itu akan dimulai dari aplikasi SmartASN. “Jadi kita berharap ada (pelayanan) kesehatan juga, karena berasal dari Kementerian yang benar-benar maju dalam digitalisasi,” imbuhnya.

Di sisi lain, terkait target penyelesaian produk sembilan kementerian/lembaga, Dwina menyatakan akan rampung pada September mendatang.

Perusahaan milik negara Perum Peru telah ditugaskan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan dan Reformasi Birokrasi (PanRB) untuk mengisi peran GovTech di Indonesia.

Peru kemudian diberi mandat untuk mengintegrasikan Aplikasi Prioritas Berbasis Komputer Pemerintah (SPBE) melalui portal tunggal nasional untuk pelayanan terkait kementerian, antara lain pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan bantuan sosial, pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan transaksi keuangan negara, pelayanan administrasi pemerintahan. , portal layanan publik, layanan data khusus Indonesia dan Layanan Kepolisian.