Categories
Kesehatan

7 Kebiasaan Buruk yang Bikin Gigi Anak Berantakan, Salah Satunya Mengisap Jempol

bachkim24h.com, Jakarta – Masa kanak-kanak merupakan masa penting untuk mengembangkan kebiasaan sehat, termasuk memiliki gigi yang sehat. Gigi yang sehat dan lurus tidak hanya meningkatkan penampilan anak, tetapi juga penting untuk kesehatan pencernaan dan bicara.

Gigi yang berantakan atau bengkok membuat Anda kurang percaya diri bahkan dapat mempengaruhi kenyamanan anak Anda. Penyebab gigi bengkok bermacam-macam, seperti gigi berlubang, pertumbuhan gigi tidak normal, hingga kebiasaan buruk pada anak.

Untuk mencegah munculnya gigi bengkok pada anak dan memerlukan perawatan yang lebih kompleks, kebiasaan buruk tersebut perlu dicegah dan diperbaiki sesegera mungkin.

Dr. Alana Aluditasari, SP. Dokter Gigi KGA yang berspesialisasi dalam kedokteran gigi anak menyebutkan 7 kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan gigi bengkok dan berantakan pada anak.

1. Mengisap jempol

Mengisap jempol merupakan kebiasaan umum anak-anak. Kebiasaan ini biasanya muncul antara usia 2-4 tahun dan seringkali hilang dengan sendirinya saat anak mencapai usia 4-5 tahun.

Namun jika kebiasaan ini terus dilakukan hingga usia 5 tahun atau lebih, maka dapat menimbulkan berbagai masalah pada gigi dan rahang anak, salah satunya adalah overbite.

“Dia menghisap jempolnya, menghisapnya, dan lama-kelamaan gigi depannya tanggal,” kata Alana. 

Ada banyak bukti mengenai pengaruh menghisap jempol terhadap pembentukan gigi pada anak. Oleh karena itu, orang tua perlu bisa memahami terlebih dahulu agar terhindar dari dampak dari praktik tersebut.

 

Kebiasaan buruk lainnya yang bisa memicu kerusakan gigi adalah kebiasaan menggigit benda. Kebiasaan ini sering terlihat pada anak-anak dan dapat menyebabkan berbagai masalah gigi, termasuk gigi bengkok.

Kebiasaan menggigit benda dapat memberikan tekanan berlebihan pada gigi dan menyebabkan gigi kendor. Hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi berjejal sehingga tidak rapi dan sulit dibersihkan.

“Anak-anak SD sering melihat ke guru dan menggigit pensil hanya karena iseng. Lalu tumbuh giginya,” jelas Alana. Tak hanya benda, kebiasaan Anda menggigit kuku juga bisa memberikan efek yang sama. 

Jadi pada dasarnya, jika gigi digunakan untuk menggigit sesuatu yang tidak normal, posisi gigi pasti akan terpengaruh. 

3. Mendorong lidah ke depan

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa anak Anda sering menjulurkan lidahnya ke depan? Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, namun tahukah Anda ternyata bisa menyebabkan gigi bengkok?

Perilaku yang dikenal dengan sebutan lidah menyodorkan atau menyodorkan lidah ini merupakan kebiasaan yang terjadi ketika anak secara tidak sadar mendorong lidahnya ke depan gigi saat menelan. Kebiasaan ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia antara 2 dan 4 tahun dan dapat berkembang hingga dewasa jika tidak ditangani.

 

Di antara kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kerusakan gigi, menggigit bibir seringkali diabaikan. Praktek ini, meskipun tampaknya tidak berbahaya, dapat memberikan tekanan pada gigi dan mendorongnya keluar dari tempatnya, sehingga menyebabkan gigi bengkok.

“Biasanya anak yang mudah cemas punya kebiasaan menggigit bibir bawahnya. Makanya dia terus-terusan menggigit bibir karena takut. Akhirnya gigi bawahnya tumbuh.”

5. Bernapaslah melalui mulut

Kebiasaan ini biasa terjadi pada anak-anak yang secara tidak sadar lebih memilih membuka mulut, sehingga tanpa sadar mereka bernapas melalui mulut. Selain itu, kondisi ini juga sering terlihat pada anak-anak dengan alergi tertentu. 

Alergi yang menyumbat hidung dan membuat sulit bernapas akan memaksa anak bernapas melalui mulut. Situasi ini sering diabaikan oleh orang tua. 

“Bayi yang bernapas melalui mulut memiliki gigi yang tidak beraturan, letaknya berdekatan dan bergerak maju mundur,” kata Alana.

Kebiasaan mengunyah satu sisi mungkin tidak disadari oleh banyak orang. Praktek ini tidak berbahaya, namun justru dapat berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut. Salah satu dampak yang paling umum adalah gigi bengkok.

Saat mengunyah pada satu sisi saja, tekanan lebih terasa pada gigi di sisi tersebut. Hal ini menyebabkan gigi bergerak dan bergesekan dengan gigi lainnya. Selain itu, dagu pada sisi yang tidak digunakan akan kurang berkembang sehingga menyebabkan wajah tampak asimetris.

7. Penggunaan empeng secara berlebihan

Dot sering kali digunakan untuk menenangkan bayi dan membantunya tidur. Namun penggunaan dot yang berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan; Salah satunya adalah gigi yang bengkok. 

Umumnya penggunaan dot sebaiknya dihentikan setelah bayi berusia 18 bulan. Mengonsumsinya secara berlebihan akan meningkatkan struktur gigi bayi sehingga menyebabkan gigi berlubang bahkan patah.