Categories
Teknologi

Peneliti BRIN Sebut Pentingnya Pengetahuan Terkait Gempa Bumi

bachkim24h.com, JAKARTA – Arifan Jaya Syahbana, peneliti Pusat Penelitian Bencana Geologi Brin, mengatakan masyarakat harus diberikan edukasi mengenai gempa bumi. Hal ini untuk mencegah terjadinya bencana alam.

“Jumlah gempanya kecil sekali, hanya satu persen dari seluruh bencana yang ada di Indonesia, dan meski hanya satu persen, tapi luar biasa mematikannya,” ujarnya dalam webinar bencana geologi di Jakarta. 2019) 3/2024).

Ia menjelaskan, gempa bumi di Indonesia telah memakan korban jiwa ratusan ribu orang selama 20 tahun terakhir. Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter melanda provinsi Aceh, menewaskan 227.000 orang. Pada tanggal 26 Mei 2006, gempa berkekuatan 6,3 skala Richter melanda Yogyakarta dan menewaskan 6.200 orang.

Kemudian pada 28 September 2018, gempa berkekuatan 7,4 SR melanda Palu dan menewaskan 2.113 orang. Terbaru, pada 21 November 2022, gempa berkekuatan 5,6 SR melanda Cianjur dan menewaskan 335 orang.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia dilanda 4.940 bencana pada tahun 2023, yang sebagian besar merupakan bencana cuaca basah. Dari total 4.940 bencana, hanya tercatat 31 gempa bumi.

Secara geografis, Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yang menjadikan negara ini merupakan perpotongan tiga lempeng tektonik dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.

“Bencana alam yang paling banyak memakan korban jiwa adalah gempa bumi dan tsunami, disusul letusan gunung berapi dan kejadian bencana lainnya,” kata Arifan.

Ia melanjutkan, cincin api mengelilingi Indonesia dengan lempeng samudera. Lempeng-lempeng ini terbentuk karena magma bersifat dinamis dan akhirnya bermigrasi. Beberapa bagian transisi bergeser relatif ke utara, bagian lain ke utara dan barat, dan lempeng-lempeng tersebut saling bertabrakan.

Secara geologis, akibat tumbukan antar lempeng, terbentuklah gunung berapi yang disebut cincin api akibat pergerakan lempeng tersebut.

“Indonesia adalah supermarket bencana alam, dalam hal ini gempa bumi, sehingga kita harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang gempa bumi,” kata Arifan.

 

Categories
Sains

Ini Palung Nankai Jepang yang Ditakuti Indonesia Jika Gempa Megathrust Terjadi

Tokyo – Jepang telah mengeluarkan peringatan bahwa gempa besar akan melanda Palung Nankai minggu ini. Jepang merupakan salah satu negara paling rawan gempa di dunia, terletak di Cincin Api Pasifik, yang terdiri dari gunung berapi dan palung laut.

Pada tahun 2011, gempa berkekuatan 9 skala richter di timur laut Jepang menewaskan lebih dari 15.000 orang, memicu tsunami, dan melelehkan tiga reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir.

Palung Nankai terletak di lepas pantai Pasifik barat daya dan memanjang sekitar 900 km, tempat lempeng Laut Filipina menunjam ke bawah lempeng Eurasia dan akumulasi tekanan tektonik menyebabkan gempa bumi besar yang sangat dahsyat setiap 100 hingga 150 tahun sekali.

Pemerintah Jepang telah memperkirakan 70-80% kemungkinan terjadinya gempa berkekuatan 8-9 skala Richter di dekat Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, intensitas gempa berkaitan dengan panjang patahan tempat gempa terjadi. Gempa bumi terbesar yang tercatat adalah gempa berkekuatan 9,5 skala Richter di Chili pada tanggal 22 Mei 1960, yang terjadi pada patahan sepanjang sekitar 1.600 km.

Gempa besar ini dapat menghasilkan guncangan terukur maksimum di wilayah dari pusat Shizuoka – sekitar 150 km selatan ibu kota Tokyo – hingga Miyazaki di barat daya. Tergantung pada pusat gempa dan kondisi pasang surut, gelombang tsunami setinggi hingga 30 meter dapat mencapai pantai Pasifik Jepang dalam beberapa menit setelah gempa bumi.

Ditambah dengan tanah longsor dan kebakaran, bencana ini diperkirakan akan menewaskan 323.000 orang dan menghancurkan 2,38 juta bangunan, memaksa sekitar 10 juta orang yang selamat mengungsi.

Kerugian ekonomi berjumlah ¥220 triliun (Rp 23,923 triliun), atau lebih dari sepertiga PDB tahunan Jepang, yang berdampak jangka panjang pada infrastruktur dan rantai pasokan kawasan industri pesisir yang memproduksi mobil dan produk utama Jepang lainnya.

Categories
Bisnis

Gempa Magnitudo 6 Guncang Tuban Hari Ini, Tak Berpotensi Tsunami

bachkim24h.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan beberapa wilayah di Pulau Jawa mengalami gempa berkekuatan III-IV skala intensitas MMI akibat gempa hari ini yang berpusat di wilayah Tuban, Jawa Timur. , pada Jumat sore pukul 11:22 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono melaporkan, gempa Tuban berkekuatan 6 magnitudo yang berpusat di lepas pantai 132 kilometer timur laut kota Tuban menimbulkan getaran hingga skala intensitas III-IV (MMI).

Skala intensitas III-IV (MII) berarti getaran gempa dirasakan oleh semua orang yang ada di dalam rumah, termasuk guncangan benda berat dan kerusakan ringan pada bangunan.

Dampak getaran dengan skala intensitas tersebut dirasakan masyarakat di Bawean, Jepara, Kudus, Semarang, Blora, dan Pekalongan (Jawa Tengah). Kemudian Jawa Timur (Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang), D.I Yogyakarta.

Aktivitas gempa susulan berkekuatan 4,4 SR terjadi hingga pukul 11.50 WIB, katanya, seperti dikutip Antara, Jumat (22/3/2024).

Menurut dia, gempa tektonik rangkaian merupakan gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Hasil analisis mekanisme asal menunjukkan adanya pergerakan pemotongan pada proses tersebut.

Namun, pihaknya juga menegaskan, berdasarkan hasil analisis, gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami.

Lebih lanjut, kata dia, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya di luar apa yang telah diberitakan secara resmi oleh BMKG.

Hasil analisis tersebut dapat diperoleh masyarakat dengan mengakses aplikasi online infoBMKG, media sosial infoBMKG atau menghubungi langsung kantor BMKG terdekat.

 

Gempa berkekuatan 5,3 SR kembali melanda Tuban, Jawa Timur pada Jumat (22/3/2024) pukul 12:31 WIB. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan lokasi gempa berada di 5,74 Lintang Selatan, 112,36 Bujur Timur atau 133 km Timur Laut Tuban, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

Lindu merupakan gempa susulan setelah sebelumnya Tuban diguncang gempa berkekuatan 6,0 SR. 

Gempa bumi dirasakan masyarakat di Bawean, Tuban, Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Madiun, Tulungagung, Pasuruan, Madiun, Malang, Semarang, dan Yogyakarta.

Sekadar informasi, gempa bumi merupakan bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi kapan saja dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia merupakan daerah rawan bencana seismik.

Gempa bumi merupakan bencana yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda.

Menurut WHO, gempa bumi di seluruh dunia menyebabkan 750.000 kematian selama periode 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

Meski tidak bisa dicegah, gempa bumi merupakan bencana yang bisa diatasi. Salah satu cara untuk menangani gempa bumi adalah dengan melakukan respon terhadap bencana seismik.

Contoh respon terhadap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mengikuti pedoman keselamatan ketika bencana terjadi.

Lihat apa yang harus dilakukan sebelum, segera, dan setelah gempa bumi.

Sebelum:

– Pastikan struktur dan lokasi rumah Anda dapat mencegah bahaya akibat gempa bumi seperti tanah longsor atau likuifaksi. Kaji dan renovasi struktur bangunan Anda untuk menghindari risiko gempa bumi.

– Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, elevator dan tangga darurat. Dia juga tahu di mana tempat paling aman untuk berlindung.

– Belajar menggunakan pertolongan pertama dan alat pemadam kebakaran.

– Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi jika terjadi gempa.

– Susun furnitur sedemikian rupa sehingga terpasang erat pada dinding agar tidak terjatuh, roboh, atau bergerak saat terjadi gempa.

– Letakkan benda berat di bagian bawah sejauh mungkin. Periksa kestabilan benda gantung yang bisa jatuh saat gempa

– Simpan bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah untuk mencegah kebakaran.

– Selalu matikan air, gas dan listrik bila tidak digunakan.

– Siapkan peralatan yang harus ada di setiap lokasi: kotak P3K, senter/baterai, radio, suplemen makanan dan air.

Saat gempa bumi terjadi:

– Jika Anda berada di dalam gedung: lindungi tubuh dan kepala Anda dari puing-puing konstruksi dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat teraman dari puing-puing dan guncangan, lari keluar jika bisa.

– Jika anda berada di luar gedung atau area terbuka : hindari bangunan disekitar anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan di mana Anda berada, hindari retak pada lantai.

– Jika Anda mengendarai mobil: keluar, keluar dan menjauhlah dari mobil jika mobil bergeser atau terbakar.

– Jika Anda tinggal atau berada di pantai: menjauhlah dari pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

– Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: jika terjadi gempa bumi, hindari daerah yang mungkin terjadi tanah longsor.

Setelah gempa bumi:

– Jika Anda berada di dalam gedung: keluar dari gedung dengan tertib; jangan menggunakan elevator atau elevator, gunakan tangga umum, periksa apakah ada yang terluka, berikan pertolongan pertama; Hubungi atau minta bantuan jika ada cedera serius pada Anda atau orang di sekitar Anda.

– Periksa keadaan sekitar: apakah ada kebakaran, apakah ada kebocoran gas, apakah ada korsleting listrik. Periksa aliran air dan pipa, periksa apakah ada yang berbahaya.

– Jangan memasuki bangunan yang terkena gempa, karena mungkin masih ada puing-puing.

– Jangan berjalan di zona gempa, masih ada kemungkinan bahaya yang lebih besar.

– Mendengarkan informasi gempa bumi di radio (jika terjadi gempa susulan). Jangan mudah terprovokasi oleh rumor atau berita yang tidak jelas asal usulnya.

– Mengisi kuesioner yang diberikan oleh instansi yang berwenang untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

– Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan kita semua.

Categories
Bisnis

Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Garut, Bagaimana Kondisi Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi?

bachkim24h.com, Jakarta – Tol Metropolitan Jasamarga memastikan ruas Tol Cipularang dan Padaleunyi dalam kondisi baik pascagempa berkekuatan 6,5 SR di Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Pemasaran dan Komunikasi Tol Metropolitan Jasamarga Panji Satriya seperti dikutip Antara, Minggu (28/4/2024).

“Saat ini kondisi Jalan Tol khususnya Tol Sifularang dan Tol Padaleuni serta rest areanya baik. Belum ada kabar terkait gempa yang terjadi tadi malam,” kata Pak Panji.

Pak Panji juga mengatakan, kondisi tempat istirahat dan pelayanan (tip) di jalan tol juga dalam kondisi baik pasca gempa berkekuatan 6,5 SR. Gempa tektonik berkekuatan 6,5 SR terjadi pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 23.29 WIB, di suatu tempat di laut pada jarak 156 kilometer barat daya Kabupaten Garut pada kedalaman 70 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa berkekuatan 6,5 SR di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tidak menimbulkan tsunami. Hasilnya menunjukkan gempa tersebut tidak bisa menimbulkan tsunami. Gempa dirasakan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Garut, dan Kota Bandung.

Gempa juga dirasakan di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dengan mengamati letak episenter dan kedalaman hiposenter, gempa tersebut termasuk jenis gempa sedang akibat peristiwa deformasi batuan di Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia Selatan Jawa Barat.

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Dariono mengatakan hingga pukul 23.55 WIB tidak ada getaran. Meski demikian, mereka tetap mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang mudah rusak atau hancur saat terjadi gempa.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa modifikasi berkekuatan 6,2 SR di tengah perairan selatan Jawa Barat akibat deformasi batuan dalam.

Gempa bumi tersebut disebabkan oleh pergeseran batuan lempeng Indo-Australia yang tertarik ke bawah lempeng Eurasia selatan Jawa Barat atau dikenal dengan gempa bumi, kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Dariono. Dikatakan Antara, Minggu (28/4/2024).

Pada tanggal 27 April 2024 pukul 23.29 WIB terjadi gempa tektonik di kawasan Samudera Hindia selatan Jawa Barat.

Episentrum gempa dengan kedalaman 70 kilometer ini terletak pada koordinat 8,39 derajat Lintang Selatan dan 107,11 derajat Bujur Timur atau hanya ditemukan di laut pada jarak 156 kilometer barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat.

 

Hasil analisis sumber menunjukkan gempa mempunyai sesar naik atau dorong. Gempa tektonik kuat dirasakan di Tangerang, Jakarta, Bandung Malang, dan Sleman.

Hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami, kata Daryono.

Berdasarkan hasil pantauan BMKG, peristiwa gempa yang baru terekam hingga pukul 23.55 WIB ini meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

Masyarakat juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau roboh akibat gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan yang Anda tempati kurang tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda pulang,” pungkas Dariono.

Sebelumnya diberitakan gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gempa yang terjadi pada Sabtu 27 April 2024 pukul 23.29 WIB terasa di beberapa tempat. 

Diketahui, gempa terjadi di 116 km barat daya Garut. BMKG membenarkan peristiwa tersebut melalui informasi yang dimuat di situs resminya.

Telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo: 6,5 Sr, 116 km barat daya GARUT-JABAR, waktu gempa: 27-Apr-24 23:29:47 Vib, gempa tidak berpotensi tsunami (peristiwa tersebut dianalisis oleh seismolog. ),” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi BMKG.

Gempa juga dirasakan sebagian warga di wilayah Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Indramayu. Salah satu warga, Jajar Darojat mengaku merasakan getaran mirip gempa. 

Dia duduk dan minum kopi di kedai lalu dia diam ingin memastikan apa yang terjadi. 

“Kepalaku tiba-tiba pusing, terasa ada goyang. Tapi yang saya rasakan justru di kepala,” kata Jajat. 

Jajat tidak terima dengan keajaiban alam yang didengar tubuhnya. Ia pun membenarkan apa yang dipikirkan rekan-rekannya. 

Ia mengatakan temannya juga merasakan gempa tersebut. Jajat juga sempat melihat keajaiban alam lainnya saat gempa terjadi.

“Saya melihat dedaunan dan kabel listrik bergetar seperti biasa. Beberapa saat kemudian, saya dan teman-teman meninggalkan kedai kopi tersebut,” kata Jajat.  

Gempa Garut dengan magnitudo berbeda juga dirasakan di Serang, Banten hingga Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Categories
Sains

Apa Dampak Melambatnya Rotasi Bumi bagi Manusia?

JAKARTA – Menarik untuk mengetahui dampak lambatnya perputaran bumi terhadap manusia. Salah satu hal yang sering disebutkan adalah pemanjangan hari.

Rotasi bumi adalah istilah yang diartikan sebagai perputaran bumi pada porosnya di Tata Surya. Saat Bumi berputar, sebagian wajah menghadap Matahari dan sebagian lainnya tidak. Peristiwa ini sering disebut dengan periode siang dan malam.

Rahasia Dibalik Lambatnya Perputaran Bumi Rotasi bumi, perputaran planet kita pada porosnya, merupakan fenomena alam yang telah terjadi selama milyaran tahun.

Pergerakan ini menentukan siklus siang dan malam, serta berbagai ritme kehidupan di Bumi. Namun belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa rotasi bumi semakin melambat.

Salah satu penyebab utama perlambatan ini adalah mencairnya lapisan es di kutub akibat pemanasan global. Saat es mencair, massa bumi terdistribusi ulang, mengubah kecepatan sudut planet dan memperlambat rotasinya. Fenomena ini mirip dengan penari balet yang mengulurkan tangan untuk memperlambat putarannya.

Belakangan ini beredar kabar bahwa rotasi bumi semakin melambat. Salah satu faktor penyebabnya adalah mencairnya lapisan es di kutub secara drastis akibat pemanasan global.

Lalu apa dampak dari fenomena melambatnya rotasi bumi ini? Berikut ini tampilannya.

Pengaruh Lambatnya Rotasi Bumi terhadap Manusia

Menurut ScientificAmerican, mencairnya lapisan es di kutub telah memperlambat rotasi bumi secara signifikan. Mencairnya lapisan es di kutub seiring dengan perubahan rotasi inti bumi menyebabkan rotasi planet terganggu.

Saat lapisan-lapisan tersebut mencair, es di kutub menyusut sehingga menyebabkan berat air bertambah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan rotasi bumi secara signifikan.

Dampak potensialnya adalah melambatnya rotasi bumi yang dapat menyebabkan perubahan panjang hari. Singkatnya, satu hari di Bumi bisa jadi lebih lama.

Sebuah studi di jurnal Nature menunjukkan bahwa ketika bumi melambat, kita mungkin perlu mengurangi “detik kabisat” dari jam atom. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi sistem keuangan dan energi yang berbasis satelit dan presisi.

Namun, efek ini biasanya berlangsung beberapa milidetik per hari. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir dengan perubahan panjang hari yang drastis akibat melambatnya rotasi bumi dalam waktu dekat.

Itulah sekilas dampak perlambatan rotasi bumi bagi manusia.

Categories
Sains

Gempa Bumi 6,7 SR Guncang Jepang dekat Pembangkit Nuklir Fukusihima

TOKYO – Gempa bumi kuat berkekuatan 6,0 SR melanda wilayah Fukushima di timur laut Jepang hari ini (Kamis, 4 April 2024), namun tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan.

BACA JUGA – Gempa Turki-Suriah, Peristiwa Gempa Berikutnya di Zaman Para Nabi

Badan Meteorologi Jepang memastikan belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Episentrum gempa berada di kedalaman 40 kilometer, getaran juga terasa hingga Tokyo.

TEPCO, operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, telah mengumumkan bahwa tidak ada “anomali” yang terdeteksi di pembangkit listrik tenaga nuklirnya dan pembangkit listrik lainnya di wilayah tersebut.

Jepang, salah satu negara paling rentan terhadap gempa bumi, menerapkan kebijakan desain bangunan yang ketat untuk menahan guncangan terkuat sekalipun.

Negara berpenduduk sekitar 125 juta orang ini mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahunnya, dan sebagian besar gempa berkekuatan lemah.