Categories
Lifestyle

Olimpiade Paris 2024 Dihantui Gelombang Panas, Tidak Hanya Bahaya bagi Atlet tapi Juga Penonton

bachkim24h.com, Jakarta – Paris akan mencapai suhu 35 derajat Celcius dan kelembapan tinggi minggu ini seiring kota itu menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 pada Selasa. Badan Meteorologi Prancis mengeluarkan “peringatan kuning” untuk gelombang panas dan badai. 30/7/2024) setelah cuaca hangat mulai terjadi pada Minggu 28 Juli 2024.

Menurut Euro News pada hari Selasa, ini adalah tingkat kedua dari empat tingkat, dan suhu tinggi diperkirakan akan tetap ada hingga Rabu malam, 31 Juli 2024. Meteo-France menyarankan masyarakat untuk “berhati-hati” saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. .

Karena sebagian besar Olimpiade berlangsung di dalam atau sekitar kota, suhu panas disebut sebagai “kekhawatiran” bagi para atlet yang berkompetisi di luar ruangan minggu ini. Pertandingan voli pantai di Menara Eiffel, semifinal rugbi tujuh putri di Stade de France, dan kualifikasi gaya bebas BMX di Concorde akan diadakan dalam beberapa hari mendatang.

Setelah banyak peserta menderita kepanasan di Olimpiade Tokyo baru-baru ini, para atlet mendesak penyelenggara untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem. Sebagai tanggapan, Meteo-Prancis terus berkomunikasi dengan penyelenggara Olimpiade untuk menyampaikan informasi terkini dan peringatan cuaca.

Kantor Met, bersama dengan Sante Publique France, telah mengeluarkan peringatan tentang suhu panas dan risiko kesehatan terkait cuaca. Dikatakan bahwa ada rencana darurat untuk beberapa olahraga dan venue, serta pembatasan khusus yang melarang pertandingan jika suhu mencapai tingkat ambang batas.

Perlombaan seperti triathlon dan maraton dimulai pagi-pagi sekali untuk menghindari bagian terpanas hari itu. Penyelenggara mengklaim telah menilai risiko dari setiap cabang olahraga dan mengatakan mereka telah membuat kalender acara dengan mempertimbangkan isu-isu spesifik ini.

Namun, cuaca panas tidak hanya menimbulkan masalah bagi para atlet. Sekitar 300 air mancur tambahan telah dipasang di seluruh Paris sehingga penonton dapat mengisi ulang botol air mereka dan menghindari dehidrasi. Tersedia juga area atap bagi pengunjung untuk berteduh dari terik matahari.

Para atlet juga telah bersiap menghadapi cuaca panas, karena kondisi tertentu, seperti suhu dan kelembapan, berulang selama latihan. Namun tim dari berbagai negara mengungkapkan kekhawatirannya terhadap Perkampungan Olimpiade setelah terungkap akomodasi tersebut tidak ber-AC.

Area tersebut dirancang untuk menggunakan sistem panas bumi yang mendinginkan suhu dengan air yang diambil dari bawah tanah. Sistem ini menjaga suhu dalam ruangan setidaknya enam derajat Celcius lebih rendah dibandingkan suhu luar ruangan dan diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan AC.

Setelah mendapat tanggapan dari beberapa tim nasional, pihak penyelenggara mengumumkan bahwa mereka akan dapat memiliki pendingin portabel di kamar mereka. Kompromi ini berarti bahwa tim juga dapat memesan, dengan biaya sendiri, unit AC portabel untuk dipasang di kamar atlet mereka selama pertandingan.

Perkampungan Olimpiade memiliki total sekitar tujuh ribu kamar dan akan menampung sekitar 10 ribu atlet Olimpiade selama dua minggu ke depan. Pada awal Juli 2024, Wakil Direktur Perkampungan Olimpiade Augustin Tran Van Chau mengatakan dalam kunjungan media bahwa kurang lebih 2.500 unit AC telah dipesan.

Tim yang membawa AC sendiri antara lain Jepang, yang telah memasang sistem pendingin, pengatur kelembapan, dan pemurnian udara canggih, serta AS, Inggris, Australia, Denmark, Kanada, Yunani, dan Italia. Masih harus dilihat bagaimana peringkat tim-tim ini di tabel medali.

Penantian ini bukan tanpa alasan. Olimpiade Tokyo 2021 dikenal sebagai yang “terpanas” dengan suhu melebihi 34 derajat Celcius dan kelembapan terkadang mencapai hampir 70 persen. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi atlet kompetitif.

Suhu di Olimpiade Tokyo dianggap mematikan bagi manusia jika terpapar lebih dari enam jam. Saat kelembapan mencapai 100 persen, keringat berhenti menguap sehingga tubuh tidak bisa mendinginkan diri. Jika seseorang terkena kondisi ini dalam jangka waktu lama, kondisi ini bisa berakibat fatal.

Di Tokyo, pelari maraton terlihat muntah-muntah dan pingsan saat melintasi garis finis, sementara pemain tenis Rusia Daniil Medvedev mengajukan pertanyaan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika dia meninggal karena panas. Yang lain harus dikeluarkan dari pertandingan dengan menggunakan kursi roda.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh British Medical Journal, sekitar 1 dari 100 atlet Olimpiade menderita penyakit yang berhubungan dengan panas selama Olimpiade. Paris juga menghadapi cuaca panas ekstrem, dan dunia baru-baru ini mencatat hari terpanasnya setelah berbulan-bulan mencapai rekor suhu tertinggi.

Para ahli mengatakan kita sekarang berada di “wilayah yang belum dipetakan” karena iklim terus memanas. Menurut studi tahun 2023, Paris sangat sensitif terhadap suhu tinggi dan memiliki risiko kematian terkait panas tertinggi di Eropa.

Categories
Kesehatan

Heatwave Melanda Negara Asia, WHO: Bencana Alam Paling Berbahaya tapi Jarang Digubris

bachkim24h.com, Jakarta – Gelombang panas atau heat wave melanda negara-negara di Asia. Bahkan di Thailand, panasnya merenggut 30 korban jiwa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gelombang panas yang berlangsung selama beberapa hari dapat berdampak signifikan pada masyarakat, termasuk peningkatan kematian terkait panas.

Meskipun gelombang panas dianggap sebagai salah satu bencana alam paling berbahaya, namun sering kali gelombang panas kurang mendapat perhatian karena korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkannya tidak selalu terlihat.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 166.000 orang meninggal akibat gelombang panas antara tahun 1998 dan 2017, termasuk lebih dari 70.000 orang ketika gelombang panas melanda Eropa pada tahun 2003.

“Paparan penduduk terhadap panas meningkat akibat perubahan iklim. Secara global, frekuensi, durasi, dan besarnya kejadian panas ekstrem tampaknya meningkat. Antara tahun 2000 dan 2016, jumlah orang yang terpapar gelombang panas meningkat sekitar 125 juta”. Situs Resmi WHO 3 Mei 2024.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pakar kesehatan lingkungan global Dickie Budiman: “Perubahan iklim diperkirakan akan menyebabkan gelombang panas yang lebih lama, lebih intens, dan lebih sering terjadi di banyak belahan dunia.”

“Dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan planet bumi bisa sangat besar,” Dicky Health mengeluarkan keterangan tertulis kepada bachkim24h.com.

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa masyarakat merasakan dampak suhu tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan.

Dampak panas bisa lebih buruk di perkotaan, dan efek Urban Heat Island (UHI) bisa sangat mengganggu penghidupan dan kesejahteraan masyarakat non-perkotaan selama dan setelah periode panas yang tidak biasa.

Gelombang panas dapat membebani layanan kesehatan dan darurat serta meningkatkan tekanan terhadap air, energi, dan transportasi, sehingga menyebabkan kekurangan listrik atau bahkan pemadaman listrik.

Ketahanan pangan dan mata pencaharian juga dapat terganggu jika masyarakat kehilangan hasil panen atau ternak akibat suhu ekstrem.

Menurut Dickey, untuk memitigasi dampak perubahan iklim dan pemanasan ekstrem, tindakan-tindakan berikut harus diambil di tingkat global, nasional, dan lokal: Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui kebijakan energi bersih Mengurangi deforestasi (pemanfaatan hutan untuk penggunaan lahan lainnya) Beradaptasi dengan perubahan iklim Memperkuat sistem kesehatan masyarakat dan meningkatkan pengawasan penyakit dan sistem peringatan dini.

Dickey menambahkan, negara tropis seperti Indonesia menghadapi risiko tambahan akibat perubahan iklim. Sebab, wilayah tropis umumnya lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan curah hujan.

Dampak yang ditimbulkan antara lain peningkatan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor serta peningkatan kejadian penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah.

Untuk mengurangi risiko ini, Indonesia harus mengambil langkah-langkah seperti: Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan Membangun infrastruktur yang tahan bencana Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

Mengurangi dampak gelombang panas ekstrem memerlukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi, termasuk: peningkatan sistem peringatan dini membangun infrastruktur tahan panas mencegah dan mendidik masyarakat tentang langkah-langkah adaptasi mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat upaya perubahan iklim secara keseluruhan

Categories
Sains

Danau Memanas Ancaman Nyata Akibat Perubahan Iklim

JAKARTA – Fenomena pemanasan danau dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya memang memprihatinkan. Keindahan danau yang menyejukkan kini terancam bahaya besar, ibarat piknik di tepi danau yang diselimuti kabut gelap.

Seperti yang dilaporkan Science Alert, penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim ahli limnologi dan pemodel iklim dari berbagai wilayah di dunia mengungkap realitas ilmiah di balik kekhawatiran ini.

Dr. Lei Huang, ilmuwan utama penelitian ini, menyelesaikan studi pascadoktoralnya di IBS Center for Climate Physics, Busan, Korea Selatan, dan saat ini berbasis di Capital Normal University, Beijing, Tiongkok.

Pemanasan global menjadi penyebab utama fenomena ini. Meningkatnya emisi gas rumah kaca memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan suhu bumi secara keseluruhan meningkat. Dampaknya juga dirasakan oleh danau-danau di dunia.

Dampak pemanasan danau sangat besar dan kompleks. Berikut beberapa di antaranya:

Meningkatnya suhu air dapat menyebabkan stres dan penyakit pada ikan, sehingga menyebabkan kematian massal.

Komposisi spesies danau, termasuk plankton dan tumbuhan air, akan mengalami perubahan drastis. Hal ini dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekologi secara keseluruhan.

Peningkatan pertumbuhan alga berbahaya: Kondisi hangat dan kaya nutrisi mendorong pertumbuhan alga berbahaya yang dapat menghasilkan racun, berbahaya bagi manusia dan hewan.

Menurunnya permukaan air danau akibat penguapan yang lebih tinggi dapat menghilangkan habitat penting berbagai spesies flora dan fauna.

Penguapan yang berlebihan dapat meningkatkan konsentrasi garam dan polutan dalam air danau, sehingga tidak cocok untuk berbagai keperluan, termasuk irigasi dan air minum.

Masa depan danau di dunia ada di tangan kita. Dengan memahami ancaman yang kita hadapi dan mengambil langkah proaktif, kita dapat bekerja sama untuk melindungi kekayaan alam yang luar biasa dan rapuh ini untuk generasi mendatang.

Categories
Sains

3 Penyebab Cuaca Panas di Indonesia, Apa Saja?

JAKARTA – Panas panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada siang hari merupakan kombinasi dari tiga faktor. Salah satu penyebabnya adalah pergerakan matahari.

Kepala Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) Tuban, Zem Irianto Padama, dalam keterangannya di situs resmi Tuban Smart City, Rabu (8/5/2024), mengatakan, suhu atmosfer dulu pernah turun. . hari akibat mendekatnya matahari ke garis khatulistiwa, khususnya di belahan dunia utara.

Di belahan bumi utara, wilayah di sekitar khatulistiwa mendapat paparan sinar matahari terbaik karena minimnya tutupan awan. Inilah alasan utama peningkatan suhu yang terjadi di beberapa tempat. Peningkatan suhu ini disebabkan kurangnya tutupan awan sehingga matahari langsung jatuh ke permukaan bumi, kata Zem.

Berdasarkan analisis BMKG Tuban, suhu kawasan tercatat antara 25,1 hingga 33 derajat Celcius pada 1 hingga 3 Mei 2024. Sejak itu, gelombang panas terjadi di zona antara garis lintang tinggi,” kata Zem.

Dalam konferensi pers tersebut, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim IMC, Fakhri Rajab, mengumumkan bahwa gelombang panas telah teramati di beberapa negara di benua Asia. Suhu tertinggi diamati di Vietnam, hingga 44°C.

“Gelombang panas jenis ini disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, pergerakan matahari di atas 10 derajat LU pada akhir April dan awal Mei bertepatan dengan daratan Asia Selatan sehingga meningkatkan kelembapan matahari. Radiasinya sangat besar. panas dan memberinya panas.” – kata Fakhri.

Penyebab kedua adalah anomali iklim El Nino 2023/2024. Data sejarah menunjukkan bahwa ketika El Nino terjadi, anomali suhu hingga 2 derajat di atas normal terjadi pada bulan Maret-April-Mei di Asia Tenggara.

Faktor ketiga adalah dampak pemanasan global, dimana suhu terus meningkat setiap tahunnya. Kombinasi ketiganya menyebabkan suhu udara pada bulan April-Mei menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Selatan.

Categories
Sains

Suhu Panas Membakar Bumi, 1 Lagi Ramalan Baba Vanga Jadi Kenyataan

BANGKOK – Pemanasan bumi yang akan terjadi kini dikaitkan dengan isi prediksi paranormal Bulgaria legendaris Vangelia Pandeva Gushterova, atau Baba Vanga, yang pernah meramalkan suhu ekstrem.

Diberitakan di laman Metro. Ahli nujum Balkan, Nostradamus, mengungkapkan bahwa kota-kota di Eropa akan kehabisan air, yang mempunyai konsekuensi politik.

Situasi berbahaya ini juga memaksa negara-negara untuk mencari solusi alternatif.

Yang mengejutkan adalah prediksi kelam dari psikolog buta tersebut terungkap kembali ketika penduduk beberapa kota di Inggris mengeluarkan peringatan air untuk “penggunaan penting saja” di tengah gelombang panas.

Aktivis perubahan iklim juga mengeluarkan peringatan serupa ketika suhu di sebagian besar wilayah Asia mencapai 50 derajat Celcius.

Dalam ramalannya, Baba Vanga juga mengatakan bahwa banyak negara Asia dan Australia akan terkena dampak “banjir besar” dan gempa bumi serta tsunami akan mengguncang kawasan tersebut.

Di tempat lain, seorang mistikus yang meninggal lebih dari 25 tahun lalu meramalkan kelaparan di India akibat turunnya suhu.

Wanita buta itu juga membayangkan epidemi lain yang ditemukan di Siberia, yang disebabkan oleh virus beku yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Pihak berwenang Thailand kemarin mengeluarkan peringatan panas ekstrem untuk Bangkok dan mendesak masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah demi keselamatan mereka sendiri ketika suhu melonjak.

Categories
Sains

Molekul Pertama yang Bisa Menyerap Gas Rumah Kaca Ditemukan

BEIJING – Para ilmuwan telah menemukan jenis bahan berpori baru dengan struktur molekul unik yang dapat digunakan secara efektif untuk memblokir karbon dioksida dan gas rumah kaca kuat lainnya.

Baca Juga – Thailand mengimbau warganya mewaspadai gelombang panas ekstrem

Bahan tersebut, yang digambarkan oleh para ilmuwan sebagai “kastil di dalam kastil”, dikembangkan di laboratorium oleh para peneliti di Inggris dan Tiongkok.

Konstruksinya melibatkan dua langkah: pertama, balok-balok penyusun prisma segitiga disatukan; Dan kedua, balok-balok ini dirangkai menjadi sangkar yang lebih besar, dengan simetri tetrahedral. Menurut tim peneliti, proses ini menghasilkan struktur molekul yang sebelumnya tidak terlihat.

Bahan yang dihasilkan memiliki banyak molekul polar sehingga memungkinkannya menyerap dan menyimpan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dengan afinitas tinggi.

Selain itu, material ini menunjukkan stabilitas yang sangat baik di dalam air, sehingga ideal untuk aplikasi penangkapan karbon di lingkungan industri, yang sering kali melibatkan gas basah atau uap air.

“Ini adalah penemuan yang menarik,” kata Mark Little, ilmuwan material di Universitas Heriot-Watt di Edinburgh dan penulis utama studi tersebut.

“Kita memerlukan biomaterial baru untuk membantu mengatasi beberapa tantangan terbesar masyarakat, seperti menangkap dan menyimpan gas rumah kaca.” Ia menambahkan seperti dilansir Science Bulletin, Jumat (10/5/2024).

Penemuan ini menawarkan solusi untuk memerangi perubahan iklim dengan menyediakan cara yang lebih efisien dan efektif untuk menghilangkan gas rumah kaca dari atom.

Bahan ini memiliki struktur molekul unik yang belum pernah terlihat sebelumnya, sehingga memungkinkannya memblokir gas rumah kaca secara efektif.

Menangkap karbon dioksida secara efektif, bahan ini menunjukkan afinitas tinggi terhadap CO2 dan gas rumah kaca lainnya.

Stabilitasnya di dalam air dalam kondisi basah, membuatnya cocok untuk aplikasi industri untuk menangkap karbon.

Dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim, penemuan ini menawarkan cara baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim.

Penelitian ini mengarah pada pengembangan material baru yang lebih efisien dalam menangkap dan menyimpan gas rumah kaca, sehingga dapat membantu mengurangi dampak manusia terhadap lingkungan.

Categories
Sains

PBB Umumkan Cuaca Panas Ekstrem Membakar Asia Tenggara dan Selatan

JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta otoritas Asia Tenggara dan Asia Selatan mengeluarkan peringatan kesehatan dan menutup sekolah setelah kedua wilayah tersebut mengalami panas ekstrem kemarin.

Panas ekstrem melanda Asia Tenggara dan Selatan sejak pekan lalu, dengan suhu mencapai 45 derajat Celcius di beberapa wilayah. Ribuan sekolah ditutup karena siswa disuruh tinggal di rumah.

Filipina kemarin mengumumkan bahwa sekolah umum akan ditutup selama dua hari setelah ibu kotanya, Manila, melaporkan suhu tinggi.

Di Thailand, yang mencatat 30 kematian terkait panas, Departemen Meteorologi memperingatkan “kondisi parah” dengan suhu di utara melebihi 44,1 derajat pada hari Sabtu.

Sementara itu, di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India dan Bangladesh, organisasi lokal memperingatkan bahwa suhu akan melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari ke depan.

“Saya tidak berani keluar rumah pada siang hari. Saya khawatir dengan demamnya,” kata San Yin, yang tinggal di Yangon.

Myanmar mencatat suhu 3 hingga 4 derajat Celcius di atas rata-rata pada bulan April, kata departemen meteorologi negara itu pekan lalu.

Di Bangladesh, jutaan siswa kembali ke sekolah yang sebelumnya ditutup karena panas ekstrem.

Badan cuaca di negara tersebut mengatakan kemarin bahwa panas ekstrem diperkirakan akan berlanjut selama tiga hari ke depan.

Suhu global mencatat rekor tertinggi pada tahun lalu, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi iklim pada Selasa pekan lalu melaporkan bahwa benua Asia mengalami pemanasan dengan kecepatan tercepat.

Categories
Sains

Ini Daftar Negara ASEAN yang Terkena Gelombang Panas, Tembus 45 Derajat Celcius

JAKARTA – Gelombang panas yang melanda negara-negara ASEAN memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini termasuk masalah kesehatan, kebakaran hutan, kekeringan dan gangguan pada sektor pertanian dan energi.

Ada banyak penyebab gelombang panas yang melanda negara-negara ASEAN. Mulai dari peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan peningkatan suhu global, fenomena iklim El Niño, urbanisasi yang pesat, hingga posisi matahari di belahan bumi utara pada bulan April dan Mei yang menyebabkan peningkatan. . dalam intensitas radiasi.

Berikut beberapa negara ASEAN yang terkena dampak gelombang panas dan dampaknya: 1. Myanmar Pada April 2023, Myanmar mencatat rekor suhu tertinggi, mencapai 45 derajat Celcius di beberapa wilayah. Hal ini meningkatkan risiko kebakaran hutan, kekeringan, dan masalah kesehatan seperti serangan panas.

Gelombang panas di Myanmar juga berdampak pada sektor pertanian, menyebabkan hasil panen lebih rendah dan kerugian ekonomi yang signifikan. Selain itu, pemadaman listrik yang terputus-putus menjadi lebih sering terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi pendingin.

2. Laos Laos juga mengalami suhu yang sangat tinggi hingga mencapai 43,5 derajat Celcius di Luang Prabang pada Mei 2023. Hal ini menimbulkan gangguan kesehatan terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Cuaca panas di Laos juga berdampak pada sektor pariwisata yang jumlah wisatawannya menurun akibat kondisi cuaca yang kurang nyaman. Selain itu, kekeringan yang disebabkan oleh panas mengancam produksi pertanian dan pasokan air bersih.

3. Thailand Pada bulan April 2023, Thailand mencatat suhu terpanas dalam 65 tahun terakhir, mencapai 45,4 derajat Celcius di provinsi Tak. Gelombang panas ini menyebabkan gangguan kesehatan, kebakaran hutan, dan kekeringan.

Di Bangkok, suhu tinggi telah mengurangi penggunaan listrik untuk pendinginan, membebani jaringan listrik dan menyebabkan pemadaman listrik. Selain itu, kekeringan mengancam produksi pertanian dan pasokan air bersih di beberapa daerah.

4. Vietnam Pada Mei 2023 juga terjadi gelombang panas hebat di Vietnam, dimana suhu di Provinsi Hatin mencapai 44,1 derajat Celcius. Hal ini menimbulkan risiko kebakaran hutan, kekeringan dan masalah kesehatan.

Gelombang panas di Vietnam juga berdampak pada sektor energi, dengan meningkatnya permintaan listrik untuk pendinginan yang menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah. Selain itu, kekeringan mengancam produksi pertanian dan pasokan air bersih.

5. Filipina Pada musim panas tahun 2023, suhu tinggi dan kelembapan ekstrem terjadi di Filipina. Hal ini menimbulkan gangguan kesehatan, terutama bagi orang yang bekerja di luar ruangan. Panas di Filipina juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan kekeringan.

6. Singapura Meski Singapura tidak sepanas negara ASEAN lainnya, namun musim panas tahun 2023 di Singapura juga di atas normal. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga dan meningkatkan penggunaan listrik untuk pendinginan.

Cuaca panas di Singapura juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan.

7. Malaysia Gelombang panas diperkirakan terjadi di Malaysia pada tahun 2023, dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius di beberapa daerah. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Panas di Malaysia juga dapat menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan. Selain itu, suhu yang tinggi dapat mempengaruhi produksi pertanian dan pasokan air bersih.

Categories
Sains

NOAA Klaim Suar Matahari Meledak Kuat dan Menghantam Bumi

BERLIN — Lidah api matahari paling dahsyat yang pernah tercatat dalam beberapa hari terakhir terjadi dari Matahari, semuanya mengarah langsung ke Bumi.

Semburan ini diklasifikasikan sebagai X1.3 dan NOAA.

Setiap suar menyebabkan gelombang radio menjadi gelap di Bumi, dan jika suar tersebut disertai dengan lontaran massa koronal (CME) yang melemparkan partikel bermuatan ke Bumi, dampaknya akan bertahan lama.

UKM yang kuat dapat menyebabkan segala macam gangguan terhadap infrastruktur bumi, termasuk pemadaman listrik, gangguan pada sistem navigasi, dan bahkan kehancuran satelit.

Melansir Science Alert, Senin (6/5/2024), saat ini belum ada laporan mengenai usaha kecil terkait kebakaran hutan baru-baru ini, namun para ahli masih terus memantau situasinya dengan cermat.

Perlu dicatat bahwa meskipun jilatan api matahari ini sangat dahsyat, namun tidak menimbulkan ancaman langsung bagi manusia di Bumi.

Atmosfer melindungi kita dari radiasi berbahaya yang ditimbulkan oleh kebakaran. Namun, peristiwa-peristiwa ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap teknologi kita, dan penting untuk mewaspadai potensi gangguan yang dapat ditimbulkannya.