bachkim24h.com, Jakarta – Di zaman modern ini, masyarakat sudah mengetahui pentingnya kesehatan dan keseimbangan serta kesehatan. Hal ini mendorong berbagai tren baru dalam dunia pangan dan kesehatan, salah satunya adalah konsumsi superfood.
Pola makan sehat adalah pola makan multinutrisi yang didominasi oleh makanan nabati dan beberapa ikan serta produk susu. Makanan dipercaya dapat memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen karena kandungan vitamin, mineral, dan antioksidannya yang melimpah.
Namun, American Heart Association memperingatkan bahwa “makanan super” bukanlah istilah ilmiah.
Tidak ada pedoman baku untuk menentukan makanan mana yang terbaik. Namun makanan tertentu seperti blueberry, salmon, kangkung, dan bayam diketahui efektif.
Despina Hyde, ahli diet terdaftar dalam program manajemen berat badan di New York University Langone Medical Center, melaporkan kepada Live Science bahwa ini hanyalah taktik pemasaran.
“Mereka tidak punya Makanan Super. “Sebagai ahli gizi, saya melihat ‘makanan super’ sebagai kata kunci untuk makanan yang memiliki manfaat kesehatan.”
Beberapa contoh makanan utuh, seperti salmon, mengandung lemak sehat yang membantu mencegah penyakit jantung. Secara khusus, makanan tinggi serat membantu pencernaan dan memberikan rasa kenyang, sehingga membantu upaya penurunan berat badan.
Istilah “makanan super” sering disebut sebagai makanan ajaib dengan manfaat kesehatan. Namun, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa jenis permainan pasar ini tidak memiliki penelitian ilmiah yang kuat.
Produsen makanan menggunakan kesempatan ini untuk menerapkan strategi pemasaran dan penjualan untuk mempromosikan produk mereka.
Kritik besar lainnya terhadap istilah ini adalah bahwa proses pembuatan makanan super sering kali memiliki kelemahan. Misalnya, teh hijau yang dibeli di toko, meskipun berasal dari bahan-bahan yang sehat, sering kali dicampur dengan teh berkualitas rendah dan mengandung banyak gula.
Begitu juga dengan “jus super” yang terbuat dari acai, noni, dan delima. Meskipun jus ini mengandung buah-buahan yang kaya antioksidan, namun tinggi gula dan tidak sehat.
Praktik manufaktur yang menipu ini, yang dikenal sebagai “bidang kesehatan”, merugikan konsumen yang tidak menyadari jumlah gula yang mereka konsumsi.
Kritik lain terhadap produksi gandum utuh adalah peningkatannya. Metode yang bertujuan untuk meningkatkan rasa dan tekstur biji-bijian, seperti oat, mengurangi biaya pakan.
Istilah “makanan super” digunakan untuk menggambarkan makanan yang kaya nutrisi dan antioksidan. Namun istilah ini tidak ilmiah dan tidak dapat diukur sehingga dapat membingungkan konsumen.
Hyde mengatakan dia mendorong kliennya untuk makan segala sesuatu dalam jumlah sedang, termasuk makanan super.
“Saat kita memberi label pada makanan ini ‘super’ dan ‘sehat’, orang mengira mereka boleh makan dalam jumlah tak terbatas,” ujarnya.
Namun, Anda harus memperhatikan seberapa banyak Anda makan, karena terlalu banyak makanan sehat bisa membuat berat badan Anda bertambah.
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan sehat sebagian besar berbasis tumbuhan, dengan banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Diet ini terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk menurunkan tekanan darah.
Banyak kesalahpahaman mengenai istilah superfood yang mengklasifikasikan kategori superfood menjadi superfood dan substitusinya.
1. Blueberry
Blueberry sering kali menempati urutan teratas dalam daftar makanan super karena kaya akan vitamin, serat larut, dan fitokimia. Bahan tambahan ini memberi warna pada tanaman dan meningkatkan ketahanannya terhadap penyakit.
Faktanya, bagian blueberry ini juga terdapat pada buah-buahan lain seperti stroberi dan blueberry.
Penelitian dari International Journal of Molecular Sciences (2015) menunjukkan bahwa konsumsi buah secara rutin dapat mengurangi peradangan pada tubuh.
2. Kangkung
Kangkung dikenal sebagai makanan super, tapi tahukah Anda bahwa sayuran hijau tua lainnya juga sama baiknya? Sayuran hijau seperti sawi, bayam, dan kangkung semuanya kaya akan vitamin A, C, dan K, serta serat, kalsium, dan mineral lainnya.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa konsumsi sayuran secara teratur dapat mengurangi risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Jadi, tidak perlu menambahkan sayuran berwarna hijau tua selain kangkung ke dalam menu makanan harian Anda.
Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan mackerel kaya akan omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan darah.
Manfaatnya diperkirakan lebih besar daripada risiko merkuri di dalamnya.
Bagi mereka yang khawatir dengan kontaminasi merkuri, hindari ikan yang berada pada posisi teratas dalam rantai makanan seperti hiu, ikan todak, king mackerel, atau tuna. Pilihlah ikan berukuran kecil seperti sarden yang rendah merkuri.
Kacang-kacangan dan biji-bijian termasuk dalam kategori makanan super karena kaya akan nutrisi. Kacang kenari merupakan sumber protein rendah lemak, serat larut dan tidak larut, vitamin, dan mineral yang seringkali kurang dalam makanan manusia. Sebuah penelitian tahun 2007 menemukan bahwa kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, buncis, dan kacang merah mengandung antioksidan yang tinggi.
Biji-bijian utuh seperti quinoa mirip dengan lentil, meski lebih rendah proteinnya. Biji-bijian utuh kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Meskipun quinoa bukan biji-bijian, ia memiliki manfaat yang sama dan merupakan sumber protein, vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang sangat baik.
Makanan super bisa menjadi titik awal yang baik untuk makan sehat. Memahami manfaat makanan yang kita konsumsi memberikan informasi kesehatan yang berharga. Namun, penting untuk diingat bahwa ada banyak makanan sehat lainnya di luar sana yang patut dicoba, meskipun makanan tersebut tidak diberi label sebagai “makanan super”.
Banyak makanan murah yang tidak diberi label “makanan super” ternyata sangat efektif. Misalnya kacang kalengan dan wortel. Makanan-makanan ini lebih cocok bagi masyarakat dengan pendapatan rendah atau akses terbatas terhadap buah-buahan dan sayuran segar.