Categories
Kesehatan

Cara Cegah Anak Alami Fenomena Fatherless Ketika Orangtua Bercerai

bachkim24h.com, Jakarta – Fenomena fatherless atau tidak adanya kehadiran serta peran ayah secara fisik dan mental dalam kehidupan seorang anak bisa terjadi akibat perceraian orang tua. Hal tersebut diungkapkan Vera Itabilian Hadiwijojo, Sp.Psi, psikolog klinis anak dan remaja dari Institut Psikologi Terapan Universitas Indonesia.

Fenomena fatherless salah satu penyebabnya adalah perceraian atau sudah tidak ada lagi ayah dalam kehidupan anak tersebut, kata Vera di Jakarta, Minggu (28/4), dilansir Antara.

Kehadiran seorang ayah dalam kehidupan seorang anak dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku seorang anak.

Ketika orang tua bercerai, kehadiran ayah dapat menghalangi anak untuk memahami perubahan sikap, seperti emosi yang berlebihan, kurang ajar, tidak mau bersekolah, atau perilaku ekstrim lainnya.

Oleh karena itu, Vera menjelaskan, ayah tidak boleh melupakan perannya sebagai kepala keluarga, meski terpisah dari ibu. Menurutnya, orang tua hendaknya mengurangi rasa egoisme individu agar anak tidak terjebak dalam situasi “sandwich” di antara permasalahan yang dihadapi kedua orang tuanya.

Untuk menghindari fenomena fatherless atau perasaan terabaikan pada anak, sebaiknya orang tua bisa memastikan kasih sayang tetap mengalir dalam diri anak dengan membuat jadwal pertemuan yang rutin.

“Tetaplah berhubungan dengan anak secara rutin, seperti datang ke sekolah untuk melihat berbagai aktivitas anak, seperti penampilan di kelas atau apa pun,” kata Vera.

 

 

Di sisi lain, untuk mencegah hal tersebut terjadi, ia mengingatkan seluruh ayah untuk terus memberikan dukungan finansial dan mental kepada anaknya untuk tumbuh kembangnya.

Sebab setiap tindakan orang tua, menurutnya, berdampak pada seluruh aspek kehidupan anak di kemudian hari.

“Ayah hendaknya tetap mempunyai waktu untuk melihat dan berinteraksi dengan anaknya agar anak tetap merasa memiliki hubungan dengan ayahnya,” kata Vera.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pasangan perceraian di Indonesia mencapai 463.654 kasus pada tahun 2023.

Terdapat 10 provinsi dengan jumlah kasus perceraian terbanyak yaitu: Jawa Barat 102.280 kasus Jawa Timur 88.213 kasus Jawa Tengah 76.367 kasus Sumatera Utara 18.269 kasus DKI Jakarta 17.263 kasus Banten 16.158 kasus Sulawesi 7.415 kasus 110 kasus 450 kasus.

Categories
Lifestyle

5 Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Anak, Penting Dipahami

bachkim24h.com, Jakarta Fatherlessness yang berarti anak tumbuh tanpa kehadiran atau peran seorang ayah menjadi salah satu akar permasalahan sosial saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh bersama ayah dalam kehidupan mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih baik di hampir semua bidang kehidupan.

Literatur menunjukkan bahwa tumbuh tanpa ayah dapat dikaitkan dengan kesejahteraan negatif anak-anak dan berbagai kesulitan hidup. Keadaan tidak memiliki ayah dapat berdampak pada kehidupan anak, seperti risiko depresi, aktivitas seksual yang tidak sehat, dan perilaku kriminal. Faktanya, keadaan tidak memiliki ayah juga dirasakan oleh para ibu saat mereka menjalani kehamilan, persalinan, dan membesarkan anak sendirian.

Ketiadaan ayah menempatkan anak-anak dan masyarakat pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah yang dihadapi lembaga penegak hukum setiap hari. Seperti dilansir bachkim24h.com dari urbanlight.org, berikut dampak yatim piatu terhadap tumbuh kembang anak, Selasa (30/7/2024).

Keterlibatan ayah yang berkualitas tinggi ditemukan sangat terkait dengan rendahnya tingkat masalah perilaku anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan figur ayah yang kuat cenderung memiliki kemampuan kognitif dan sosial-emosional yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang anak yang tumbuh tanpa ayah dapat mengalami peningkatan risiko depresi dan bunuh diri.

Tidak adanya sosok ayah sangat terkait dengan meningkatnya aktivitas kriminal di kalangan remaja putra dan merupakan indikator tingginya tingkat penyerangan terhadap mereka. Selain itu, hubungan yang kurang stabil juga berkontribusi terhadap terjadinya kenakalan remaja.

Telah terbukti bahwa ketidakhadiran seorang ayah dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan seorang anak. Remaja yang tumbuh tanpa ayah cenderung memiliki prestasi akademis paling rendah dan menghadapi risiko kegagalan tertinggi dalam pendidikannya.

Keterlibatan ayah yang berkualitas berhubungan langsung dengan risiko anak terhadap penyalahgunaan narkoba sejak usia dini, apapun jenis kelaminnya. Tidak adanya sosok ayah, memiliki ayah yang kasar, atau ayah yang terlibat penyalahgunaan narkoba meningkatkan risiko pada anak.

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah dalam keluarga bisa erat kaitannya dengan perilaku seksual dini dan berisiko. Remaja yang tumbuh tanpa ayah di rumah memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar untuk hamil dibandingkan remaja yang tinggal bersama ayahnya.1. Bicaralah dengan pasangan Anda dengan nada positif

Sangat penting untuk memiliki pemahaman yang baik dengan pasangan atau ibu dari anak Anda tentang harapan dan tugas Anda sebagai seorang ayah. Hal ini sangat penting terutama dalam situasi di mana suatu hubungan rusak karena perceraian atau perpisahan. 2. Ciptakan Visi Berhubungan dengan Bapa

Apakah menurut Anda anak Anda akan melihat Anda? Dan apa yang tidak Anda sukai dari pandangan mereka? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu memperjelas tujuan Anda sebagai seorang ayah dan membimbing Anda dalam membuat keputusan penting bersama anak-anak Anda. 3. Tetapkan waktu yang teratur untuk anak

Salah satu cara untuk rutin menghabiskan waktu berkualitas bersama anak adalah dengan membuat ritual waktu ayah. Bertemu sebagai ayah dan ibu minimal sebulan sekali, minimal 1-2 jam dan punya anak bersama.