Categories
Kesehatan

Kasus DBD Naik Drastis 10 Tahun Terakhir, Kematiannya Sentuh 764 Sepanjang 2023

bachkim24h.com, Jakarta – Sebagai negara penderita demam berdarah, Indonesia menghadapi permasalahan yang sama setiap tahunnya. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) hingga minggu ke-52 tahun 2023 mencatat 98.071 kasus dan 764 kematian. Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang sangat cepat terjadi karena bisa berakibat fatal tanpa pengobatan khusus.

Ketua sekaligus pendiri FNM, Prof. Dr Nila Djuwita F A Moeloek SpM(K) mengatakan kerja sama dan kerja aktif masyarakat penting dalam penanggulangan DBD, dimulai dari keluarga sebelum diambil tindakan besar secara nasional. Nila juga menjelaskan beban penyakit demam berdarah telah berdampak pada masyarakat dan perekonomian.

“Pasien yang terlambat ditangani dapat berakibat fatal, bahkan kematian, dan ini menimbulkan risiko yang besar bagi anak-anak,” kata Farid Nila Moeloek dalam diskusi dengan publik “Pentingnya tindakan masyarakat dalam mencegah ancaman penyakit DBD.” Perusahaan baru-baru ini bermitra dengan Bio Farm dan PT Takeda Innovative Medicines. Acara ini dihadiri lebih dari 500 orang secara daring dan luring, termasuk berbagai pemangku kepentingan.

“Jika itu terjadi, bukan hanya keluarga yang dirugikan, tapi juga menghancurkan pemerintah,” imbuhnya. 

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono SpPD menekankan peningkatan kasus DBD dalam 10 tahun terakhir dan komitmen pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan. Program 3M Plus memang efektif, namun memerlukan teknologi baru seperti pengembangan nyamuk dan vaksin yang terinfeksi Wolbachia.

 

 

Dante menjelaskan, biasanya kasus DBD di Indonesia mulai meningkat pada bulan November dan mencapai akhir Februari. Apalagi dengan panas yang dibawa El Nino ke sini.

Oleh karena itu, lanjut Dante, Indonesia termasuk dalam 30 negara dengan kejahatan terbanyak. Sebagian besar negara bagian/kota memiliki risiko > 10/100.000, namun terdapat 26 negara bagian/kota yang mencapai risiko > 10/100.000.

Namun pada acara yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, DR. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS, menegaskan komitmen pemerintah dalam memerangi DBD dan meminta masyarakat berpartisipasi dalam pencegahan DBD. Program vaksinasi DBD bisa dimulai paling cepat tahun depan.

 

 

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ph.D. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D menyambut baik diskusi mencari solusi krisis demam berdarah dan menekankan peran BPJS dalam memberikan layanan medis.

“Pada tahun 2023, besaran yang diberikan BPJS Kesehatan untuk pengobatan DBD mencapai Rp1,3 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar Rp626 miliar,” ujarnya.

Perwakilan PAPDI, Prof. Dr. Erni Juwita Nelwan SpPD-KPTI PhD menekankan perlunya perlindungan vaksinasi demam berdarah pada usia 6 hingga 45 tahun. Menurut dia, penindakan demam berdarah harus dilakukan secara menyeluruh, baik terhadap agen penyebab, tuan rumah, dan lingkungan.

“Vaksinasi merupakan cara penting untuk membantu memberikan perlindungan yang memadai terhadap tingginya risiko demam berdarah,” ujarnya.

“Khusus bagi seseorang yang mengidap penyakit seperti kencing manis, atau kencing manis dan hipertensi, jika mengidap DBD maka risikonya lebih tinggi terkena DBD berat dibandingkan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut,” tambah Ernie.

Ketua Pokja Vaksin IDAI, Prof. Ph.D. Hartono Gunardi SpA(K), menambahkan anak-anak berisiko tertular dan mendukung peluncuran program 3M Plus dan inovasi lainnya.

Presiden, CEO PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht berkomitmen menjadi mitra dalam pendidikan dan pencegahan demam berdarah di Indonesia. Ia telah meminta semua kelompok untuk bersama-sama menjadi sukarelawan dan berpartisipasi dalam studi pencegahan demam berdarah dan mendukung pengembangan baru seperti vaksin demam berdarah.

Categories
Kesehatan

Komitmen Atasi DBD, Wamenkes Dante: Keberhasilan Penanggulangan Dengue Perlu Dukungan Semua Pihak

bachkim24h.com, JAKARTA – Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi tantangan sistem kesehatan nasional Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. Dante Saxono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D., menegaskan pemerintah berkomitmen penuh untuk terus melanjutkan pemberantasan demam berdarah melalui tindakan pencegahan yang komprehensif.

Dante menjelaskan, enam strategi nasional pencegahan demam berdarah mencerminkan komitmen pemerintah.

“Peningkatan insiden pada tahun 2023 hingga 2024 menunjukkan perlunya tindakan pencegahan yang lebih efektif dan inovatif. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mendukung komitmen enam strategi nasional pencegahan demam berdarah: peningkatan pengelolaan vektor yang aman dan berkelanjutan; memperkuat surveilans demam berdarah yang komprehensif dan manajemen wabah yang sensitif sebagai dasar bagi manajemen program dan kebijakan berbasis bukti; Hal itu disampaikannya pada media briefing dan talkshow bertajuk “Kepemimpinan Indonesia Melawan Demam Berdarah” yang digelar bersama Takeda di Jakarta, Kamis (19/2). Kami membutuhkan dukungan semua orang

Meski demikian, Dante juga mengatakan, pemberantasan penyakit demam berdarah memerlukan dukungan semua pihak dan kerja sama antar departemen dinilai sangat penting agar pencegahan dan pengendalian penyakit demam berdarah dengue dapat efektif.

“Tentu saja keberhasilan upaya pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada komitmen pemerintah saja, namun juga dukungan semua pihak. Guna menjamin efektivitas pelaksanaan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia, kerja sama antarsektor sangat penting,” ujarnya. ditambahkan.

 

 

 

Strategi Nasional Pengendalian Demam Berdarah Dengue 2021-2025 juga merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Peta Jalan Neglected Tropical Diseases (NTD) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2020-2030. silakan melamar. Ini akan dihilangkan pada tahun 2030.

Sejumlah program yang dilaksanakan pemerintah Indonesia antara lain intervensi inovatif seperti 3M Plus, upaya pemberantasan sarang nyamuk melalui kampanye Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), dan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia. Pemerintah juga membangun berbagai kemitraan multisektoral antara lain Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan Kementerian Kesehatan RI yang menjadi tuan rumah International Arbovirus Summit 2024 bersama Kelompok Inti Kesehatan DPR RI dengan dukungan interkom. dukungan sektoral. Para pemangku kepentingan juga meluncurkan Koalisi Bersatu untuk Mengembangkan Respons Dengue yang Lebih Komprehensif di Indonesia pada tahun 2023 (KOBAR).

 

 

Komitmen yang kuat untuk mencegah penyakit demam berdarah tidak hanya datang dari pemerintah pusat tetapi juga dari pemerintah daerah. Hal ini terlihat dari program percontohan yang dicanangkan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur untuk melakukan vaksinasi terhadap 9.800 anak SD di Balikpapan sebelum dilanjutkan ke Samarinda.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Pang Viet baru-baru ini meluncurkan program serupa untuk siswa sekolah dasar dan menengah, yang sepenuhnya didanai oleh APBD. Kabupaten Panggoet menjadi wilayah dengan angka kejadian DBD tertinggi kedua di Jawa Timur (2.309 kasus per Agustus 2024), sedangkan Jawa Timur sendiri menjadi provinsi dengan angka kejadian DBD tertinggi kedua di Tanah Air. Tujuan Pusat Kesehatan Masyarakat Patton untuk memvaksinasi demam berdarah kepada 1.120 anak sekolah dasar di wilayah kerjanya terjadi karena wilayah tersebut memiliki jumlah kasus tertinggi. Pemecahan masalah.

 

Upaya Indonesia untuk mengalahkan demam berdarah mendapat pujian dari Takeda Global, kata Dr. kata Derek Wallace saat berkunjung ke Indonesia sebagai bagian dari rangkaian tur ke Asia Tenggara pasca menjabat.

“Saya merasa terhormat bisa berkunjung ke Indonesia. Negara ini menjadi model bagi dunia dalam perspektif global dalam memerangi demam berdarah,” kata Derek dalam siaran pers yang diterima Liputan6. .com. Para pemangku kepentingan di sektor ini telah bekerja sama secara efektif untuk memerangi penyakit yang mengancam jiwa ini. “

Derek mengatakan Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030. Dia mengatakan pemerintah memainkan peran utama dalam mempromosikan inisiatif pengelolaan vektor, memperkuat kolaborasi multi-sektoral dan mengintegrasikan langkah-langkah pencegahan inovatif seperti vaksinasi ke dalam lingkup nasional dan regional. Strategi nasional telah menunjukkan pendekatan integrasi yang efektif.

Pada saat yang sama, Andreas Gutknecht, presiden Takeda Innovative Pharmaceuticals, mengatakan semua pihak harus berperan aktif dalam pencegahan demam berdarah dan melakukan perubahan.

“Pencegahan adalah kunci untuk memerangi demam berdarah, dengan mendidik diri kita sendiri dan orang lain tentang demam berdarah dan pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus dan akhirnya, bersama Takeda, kita dapat membuat perbedaan. Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam pemberantasan demam berdarah. melawan demam berdarah melalui pencegahan inovatif dan cara lain, beliau menekankan: “Kami bekerja sama dengan semua tingkatan pemerintah dan pemangku kepentingan swasta untuk menciptakan tempat yang lebih aman bagi keluarga dan komunitas di lingkungan Indonesia. “

Categories
Kesehatan

Hari DBD ASEAN 15 Juni, Kemenkes: Kini Dengue Bukan Hanya Masalah Negara Tropis

bachkim24h.com, Jakarta – Hari Dengue ASEAN diperingati pada tanggal 15 Juni setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) di kalangan masyarakat di Asia Tenggara.

Pada Hari DBD ASEAN ini, Direktur Infeksi dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (CAMENCS) Imran Pambudi mengatakan sebagian besar demam berdarah terjadi di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Faktanya, demam berdarah kini menyebar di Alaska, yang anginnya sangat dingin.

“Dulu kita mengira demam berdarah adalah penyakit tropis, sekarang demam berdarah ada di belahan dunia utara (Alaska). Dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024, Imran mengatakan, Dulu hanya di Asia, sekarang di Amerika, Eropa, Amerika Selatan, dan Brazil.

Ditambahkannya, hal ini bukan (hanya) menjadi masalah bagi Indonesia, bukan menjadi masalah bagi negara-negara tropis atau negara berkembang, namun juga menjadi masalah bagi negara-negara maju.

Di seluruh dunia, lanjut Imran, demam berdarah telah menjadi penyakit tropis terabaikan (NTD).

Berdasarkan data yang disampaikan Imran mengenai tren demam berdarah di negara-negara endemis hingga tahun 2023, angka kejadian demam berdarah di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Brazil.

Imran mengatakan, situasi di Indonesia masih buruk, namun ada kemungkinan nyata terjadinya demam berdarah.

Imran juga memaparkan peningkatan penyakit demam berdarah di Indonesia. Pola peningkatan kasus DBD terlihat pada data siklus bulanan tahun 2013 hingga 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan.

“Dari siklus bulanan ini kita mengetahui bahwa kenaikan kasus DBD biasanya dimulai pada bulan November atau Desember dan puncaknya pada bulan Januari atau Maret. Polanya sama. Dan peningkatan tertinggi dalam 10 tahun terakhir terjadi pada tahun 2016.”

Ia menambahkan, dahulu siklus DBD selalu dikaitkan dengan peristiwa El Niño dan terdapat jeda siklus selama tiga tahun. Namun, karena perubahan iklim, waktu siklus akhir-akhir ini menjadi lebih pendek

“Di Jakarta mungkin tidak ada siklus karena itu terjadi, jadi selalu ada (demam berdarah).”

Kabar baiknya, angka kejadian demam berdarah di Indonesia kini sudah menurun dan tidak setinggi pada bulan Maret atau April.

Saat ini tren kasus di seluruh negara bagian sedang menurun, sehingga pada awal bulan Maret dan April kami mendengar banyak laporan bahwa rumah sakit kewalahan dan tidak dapat menampung mereka, namun kini jumlahnya telah menurun.

“Dan kalau rumah sakit, kalau kita cek ke rumah sakit, hanya rumah sakitnya saja yang sibuk. Rumah sakit lain di daerah lain tidak melakukan hal ini. “Mungkin orang suka ke sana sehingga terlihat ramai,” jelas Imran.

Pada bulan April lalu terjadi lonjakan demam berdarah tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 7,6 juta kasus demam berdarah telah dilaporkan pada 30 April 2024. Jumlah tersebut termasuk 3,4 juta kasus terkonfirmasi, lebih dari 16.000 kasus parah, dan lebih dari 3.000 kematian.

Pernyataan resmi WHO yang dirilis pada Kamis menyebutkan bahwa selama 30 tahun terakhir, kejadian demam berdarah meningkat secara signifikan di seluruh dunia dalam lima tahun terakhir.

Salah satu wilayah yang paling terkena dampak demam berdarah adalah Amerika Serikat, dimana jumlah kasus demam berdarah melebihi tujuh juta pada akhir April 2024. Jumlah ini melampaui puncak tahunan sebesar 4,6 juta kasus pada tahun 2023.

Terdapat laporan penularan aktif demam berdarah di 90 negara pada tahun 2024, namun tidak semuanya dimasukkan dalam laporan resmi. Selain itu, banyak negara endemis tidak memiliki sistem deteksi dan pelaporan yang kuat, sehingga beban sebenarnya dari demam berdarah di seluruh dunia masih dianggap remeh.

Untuk mengendalikan penularan secara lebih efektif, diperlukan surveilans demam berdarah yang kuat dan real-time untuk memperhitungkan kemungkinan kasus-kasus yang tidak terdeteksi. Faktor penularan dan kesalahan diagnosis seperti arbovirus lain dan perjalanan yang tidak terkendali juga harus diperhitungkan. Hal ini karena faktor-faktor tersebut dapat berkontribusi terhadap penyebaran penyakit yang tidak diketahui dan menimbulkan risiko penularan lokal di negara-negara non-endemis.

Categories
Kesehatan

Kena DBD, Obat Apa yang Harus Diminum Agar Cepat Sembuh?

bachkim24h.com, JAKARTA — Jika menderita demam berdarah dengue (DBD), obat apa yang harus diminum untuk mempercepat kesembuhannya? Masyarakat di banyak daerah di Indonesia sedang berjuang melawan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Pada bulan April 2024, kasus demam berdarah telah mencapai setengah dari total kasus demam berdarah pada tahun 2023. Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi di wilayah tropis dan subtropis di dunia.

Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi dan gejala mirip flu. Dilansir Mayo Clinic, Sabtu (20/4/2024), demam berdarah berat atau dikenal dengan demam berdarah dengue (DBD) dapat menyebabkan pendarahan hebat, tekanan darah rendah (syok) hingga kematian.

Sedangkan untuk obat DBD banyak yang menganjurkan obat cacing, obat cina fufang, angkak, jus buah bit, dan jus kurma. Sebenarnya obat apa yang harus diminum pasien demam berdarah agar cepat sembuh?

Spesialis penyakit tropis dan penyakit menular Dr. Dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI mengatakan sejauh ini belum ada obat yang tersedia untuk membunuh virus demam berdarah. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue.

“Pengobatan adalah tentang mengatasi komplikasi,” kata Dr. Leonard kepada bachkim24h.com.

Salah satu komponen darah adalah plasma darah. Dr.Leonard mengatakan ada kebocoran plasma pada demam berdarah.

Kebocoran plasma darah mengurangi jumlah cairan dalam tubuh dan cairan dalam pembuluh darah. Dr. Menurut Leonard, hal ini membuat darah mengental dan jika dibiarkan dalam waktu lama akan mengurangi sirkulasi.

“Jika peredaran darah tidak normal, bisa terjadi defisiensi jaringan dan organ dalam jangka panjang karena kekurangan zat pembawa darah. Misalnya kekurangan oksigen,” jelas dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Sipto Mangukusumo (RSCM) dan Mitra Keluarga Kelapa Gading. Rumah Sakit, Jakarta.

Seorang pasien mungkin mengalami syok karena kekurangan oksigen. Jika tidak ditangani dengan baik, pasien bisa meninggal.

Pengobatan definitif demam berdarah, dr. Menurut Leonard, memperhatikan tanda-tanda kebocoran plasma inilah yang menyebabkan darah mengental. Memberikan penggantian cairan melalui infus obat atau minuman yang mengandung elektrolit.

Jadi daripada minum obatnya karena yang keluar itu cairan plasma, ya obatnya cair, kata dr Leonard.

Bagaimana jika pasien mencari rawat jalan? Dr. Leonard merekomendasikan minum banyak cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit.

“Tapi kalau dirawat akan diberikan infus,” ujarnya.

Categories
Kesehatan

Dokter Spesialis Ungkap Fase Kritis Bagi Pasien Demam Berdarah

bachkim24h.com, SURABAYA – Dokter Spesialis Anak Dwiyanti Puspitasari dari Universitas Airlangga (Unair) mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada anak. Dwiyanti menjelaskan, demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.

Gejala utama DBD yang harus diwaspadai orang tua adalah demam tinggi yang tidak kunjung sembuh. “Kalau anak demam tinggi dan tidak kunjung sembuh setelah minum obat antipiretik, itu mencurigakan,” ujarnya, Jumat (10/10/2024). 

Selain itu, lanjut Dwiyanti, anak penderita DBD akan mengalami berbagai perubahan. Biasanya anak akan terlihat lebih lemah dari sebelumnya, nafsu makan berkurang, mual, badan pegal-pegal, dan sakit tenggorokan.

“Orang tua perlu mewaspadai bila anaknya mengalami gejala tersebut dalam waktu tiga hari. Jika kondisinya tidak kunjung membaik secara bertahap, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” kata Dwiyanti.

Dwiyanti menjelaskan, penyakit demam berdarah diawali dengan kenaikan suhu tubuh secara drastis yang berlangsung selama 3-5 hari. Biasanya pada hari keenam, pasien mengalami penurunan suhu tubuh. Namun, pada tahap ini pasien belum bisa dianggap sembuh. 

Mengurangi demam adalah fase kunci atau kritis. Pada tahap ini, perhatian khusus harus diberikan kepada pasien, terutama pada kasus demam berdarah yang parah.

Biasanya pasien akan merasa kedinginan, mengeluarkan darah, dan jika meninggal bisa menyebabkan kematian, ujarnya. 

Namun pada pasien dengan…

 

 

Categories
Kesehatan

Kenaikan Kasus DBD Masih akan Berlanjut, Bagaimana Cara Mengendalikannya?

bachkim24h.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rean Rondonvu mencatat peningkatan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dalam beberapa hari terakhir belum mencapai titik tertinggi. . Ia memperkirakan kasus DBD akan terus meningkat.

“Hasil penelitian kita meningkat. Tapi belum mencapai titik tertinggi. Tampaknya peningkatan itu masih mungkin terjadi, mungkin sampai epidemi berikutnya,” kata Maxi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa. /2024).

Maxi mengatakan hingga 26 Maret atau minggu ke-13, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 53.131 orang. Sebanyak 404 orang dilaporkan meninggal karena penyakit tersebut.

Berdasarkan sistem surveilans penyakit, Kota Maxi, Bandung mencatat jumlah kasus DBD tertinggi yakni sebanyak 1.741 kasus. Berikutnya Kota Kendari 1.195 kasus, Bandung Barat 1.143 kasus, Kota Bogor 939 kasus, dan Subang 909 kasus.

Terkait sebaran kematian DBD, tercatat di Maxi, Jepara, 17 kematian, disusul Subang 15 kematian, Kabupaten Bandung 14 kematian, Kendal 13 kematian, dan Bogor 12 kematian. Meski kasus DBD meningkat, namun jumlah tempat tidur rumah sakit (BOR) masih sangat aman.

“Dengan kondisi saat ini BOR masih aman. Tempat tidur masih tersedia, dan ruang ICU (perawatan intensif) masih tersedia,” ujarnya.

Categories
Kesehatan

Turis Asal Australia Positif DBD Saat Liburan ke Pulau Dewata, Dinkes Bali Sarankan Wisman Vaksinasi

bachkim24h.com, Jakarta – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali merespons terkait wisatawan asal Queensland, Australia, terjangkit demam berdarah dengue (DBD) saat berlibur di Pulau Dewata.

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, I Gusti Ayu Raka Susanti mengatakan, pihaknya lebih fokus pada pencegahan sehingga merekomendasikan wisatawan untuk mendapatkan vaksinasi demam berdarah ketika memasuki daerah endemis. , meskipun program ini belum wajib.

Harapannya wisatawan lebih waspada saat liburan, agar tetap sehat selama perjalanan, ujarnya di Denpasar. Sabtu, dilansir Antara.

Raka mengatakan, vaksinasi DBD merupakan salah satu upaya perlindungan terhadap penularan penyakit ini yang tidak hanya bisa dilakukan oleh wisatawan, namun juga warga Bali. 

Terkait jumlah wisatawan yang terpapar DBD, Dinkes Bali mengaku belum memiliki data pasti. Namun secara keseluruhan, kasus DBD di Bali cukup tinggi, dengan total kasus pada Januari hingga April mencapai 4.177 kasus dan lima orang meninggal dunia. 

“Kalau vaksinasi DBD belum wajib, tetap berbayar. Kalau tidak salah Rp 400.000 per suntikan, kalau masyarakat mau, ke fasilitas kesehatan yang sudah menyediakan, untuk anak lansia,” kata Raka. 

 

Turis asal Australia yang berbagi cerita positif DBD itu diketahui pernah berada di Ubud, Gianyar, yang menurut Raka merupakan kabupaten dengan tiga kasus DBD tertinggi dari tahun ke tahun.

Dua daerah lainnya adalah Denpasar dan Badung. Ketiga kabupaten/kota ini memiliki mobilitas yang tinggi sehingga angka DBD tinggi terutama pada musim hujan pada bulan Januari hingga April.

 

Meski demikian, Dinkes Bali mengaku tetap melakukan kegiatan pencegahan dan edukasi, misalnya melalui puskesmas dan jumantik, memastikan keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.

“Monitoring akan melihat apakah ada penyebaran. “Nah, sebelumnya ada promosi kesehatan yang bersifat edukasi, biasanya dari puskesmas ke camat, lalu ke hotel dan villa,” kata Raka.

Sedangkan dari segi edukasi, ketika masyarakat atau wisatawan tidak mendapatkan vaksinasi, menurutnya mereka mungkin akan berpaling dan mencari alternatif agar terhindar dari gigitan nyamuk.

Padahal kalau DBD cara menghindari gigitannya, misalnya pakai lotion pengusir nyamuk karena nyamuk menggigit di siang hari, mungkin penyemprotan, pakai kelambu atau alat pengusir nyamuk elektrik, jelasnya.

Categories
Kesehatan

DBD di Indonesia Mengganas, Vaksinasi Jadi Senjata Bagi Dunia Melawan Demam Berdarah Dengue

bachkim24h.com, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi ancaman kesehatan global yang serius, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun 2023, jumlah kasus demam berdarah akan mencapai rekor tertinggi dan akan mempengaruhi lebih dari 80 negara. Indonesia juga mengalami peningkatan kasus, dengan 131.501 kasus dan 799 kematian dilaporkan pada minggu ke-23 tahun 2024.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dr Imran Pambudi mengatakan, diperlukan pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan demam berdarah yang semakin meningkat.

Selain gerakan 3M Plus, teknologi nyamuk G1R1J dan Wolbachia, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk swasta, dan menerapkan pendekatan inovatif seperti vaksinasi.

Imran menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam pencegahan demam berdarah. Selain partisipasi aktif masyarakat, kunci keberhasilan penerapan strategi pencegahan yang efektif adalah sinergi antara otoritas pusat dan daerah, dan terutama peran kunci otoritas daerah.

 

DBD juga menjadi ancaman serius bagi anak-anak di Indonesia. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang DKI Jakarta, prof. Rismala Devi SpA(K), menekankan pentingnya vaksinasi demam berdarah pada anak usia enam hingga 18 tahun sebagai upaya pencegahan terpadu dan komprehensif.

Vaksinasi ini tidak hanya memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan, namun juga menurunkan risiko kematian akibat demam berdarah.

Sementara itu, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K) menjelaskan, demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia.

Anak-anak dan orang dewasa muda adalah kelompok yang paling terkena dampaknya, dan anak-anak memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.  

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur berhasil melaksanakan program vaksinasi demam berdarah di Balikpapan dengan cakupan hampir 99 persen. Keberhasilan tersebut mendorong Balai Kesehatan Kalimantan Timur melanjutkan program di Samarinda, dengan sasaran kelompok 2.750 anak.

Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kalimantan Timur, Dr. William S. Tjeng SpA(K) menjelaskan alasan utama dilaksanakannya program ini adalah masih tingginya kasus penyakit demam berdarah di Kalimantan Timur.

Vaksin demam berdarah terbukti dapat ditoleransi dengan baik dan diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus demam berdarah yang berfluktuasi di Indonesia.

PT Takeda Innovative Medicines melalui CEO-nya Andreas Gutknecht menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah di Indonesia.

Pada acara Dengue Summit di Indonesia, Takeda berkolaborasi dengan IDAI JAIA untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani demam berdarah dan memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat.

Takeda berkomitmen untuk memerangi demam berdarah melalui pendekatan komprehensif, termasuk memastikan akses terhadap vaksin inovatif, mendukung pendidikan petugas kesehatan, dan bekerja sama dengan sektor publik untuk mencapai tujuan “nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030”.

Masih adanya miskonsepsi mengenai penyakit demam berdarah di masyarakat. Banyak orang mengira demam berdarah tidak berbahaya dan percaya bahwa mereka akan kebal setelah terinfeksi.

Virus dengue sebenarnya terdiri dari empat serotipe, dan infeksi ulang dengan serotipe lain dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau bahkan kematian.

Oleh karena itu Sri menekankan pentingnya pencegahan DBD secara terpadu, termasuk pengendalian vektor dan vaksinasi.

Vaksinasi DBD direkomendasikan oleh IDAI, PAPDI dan PERDOKI dan tercantum dalam dokumen IDAI UKK Penanggulangan Infeksi dan Penyakit Tropis DBD 2023.

WHO juga telah mengeluarkan rekomendasi mengenai pengenalan vaksinasi demam berdarah ke dalam program vaksinasi nasional untuk negara atau wilayah dengan prevalensi demam berdarah tinggi.

Categories
Kesehatan

Turis Australia Kena DBD di Bali, Kemenkes Ingatkan Wisatawan Tetap Waspada

bachkim24h.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan peringatan kepada wisatawan lokal dan mancanegara terkait peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bali saat ini. Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah kasus DBD pada minggu ke-15 tahun 2024 mencapai 62.001 kasus.

Imran Pambudi, Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan di Jakarta, mengatakan: “Kami juga mengeluarkan peringatan di media lokal untuk menyadarkan masyarakat akan demam berdarah dengue. Demam berdarah dengue biasanya terjadi pada awal tahun. tahun itu.” Senin (15/4/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Imran menanggapi kasus demam berdarah yang menarik perhatian media asing “Daily Mail” pada pertengahan April 2024. Seorang turis asal Queensland, Australia didiagnosis menderita demam berdarah dalam waktu 10 hari setelah berkunjung ke Bali. Imran mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan imbauan demam berdarah ke seluruh institusi kesehatan.

“Kami selalu memberikan laporan masukan setiap bulannya,” ujarnya.

Imran belum bisa memastikan jumlah kasus DBD pada wisatawan di Bali. Namun Kementerian Kesehatan memastikan pasien demam berdarah di Bali memiliki akses terhadap tempat tidur rumah sakit dan obat-obatan.

“Kami pantau apakah masih aman menjelang lebaran. Kami belum menerima laporan kekurangan atau darurat DBD di wilayah tersebut,” ujarnya.

Daily Mail sebelumnya memberikan peringatan kepada wisatawan dalam laporan yang diterbitkan pada 13 April 2024, mengingatkan wisatawan untuk berhati-hati saat berwisata ke Bali. Peringatan itu muncul setelah kasus demam berdarah meningkat tajam di Pulau Dewata.

Kutipan dari laporan tersebut berbunyi: “Seorang wanita Queensland yang malang berbagi diagnosisnya saat menerima infus di sebuah bangsal di pulau Ubud yang terkenal di Indonesia.”

Categories
Kesehatan

Kemenkes Sebut Tak ada Hubungan Antara Nyamuk Wolbachia dan Keganasan Nyamuk Dengue

bachkim24h.com, Jakarta – Direktur Penyakit dan Pengendalian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu membenarkan tidak ada hubungan antara penyebaran nyamuk ber-Wolbachia dengan tingkat keganasan Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue. jangan terbakar.

Maxi menjelaskan, spesies nyamuk Aedes aegypti di wilayah penyebaran nyamuk Wolbachia, tetap sama. Tanda dan gejala orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti antara lain demam tinggi yang diikuti nyeri otot, muntah, diare, sakit kepala, pilek, dan pendarahan.

“Secara keseluruhan pola dan gejalanya sama. Tidak ada perbedaan jumlah nyamuk Aedes aegypti sebelum dan sesudah pelepasan Wolbachia,” kata Maxi di Jakarta, Senin (1/4).

Penyebaran nyamuk ber-Wolbachia kini telah mencapai 5 kota yaitu Semarang, Kupang, Bontang, Bandung, dan Jakarta Barat.

Kompetensi pemangku kepentingan dan masyarakat lokal diperhitungkan dalam mendefinisikan kelima bidang ini.

Semarang menjadi tempat pertama penyebaran nyamuk ber-Wolbachia, disusul Bontang dan Kupang. Sampai saat ini, iklan ini tidak tersedia di semua tempat.

Di Kota Semarang penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di 4 kecamatan, di Kota Bontang di 3 kecamatan, dan di Kota Kupang di 1 kecamatan. 

 

 

Saat ini di wilayah Bandung prevalensi nyamuk pembawa Wolbachia hanya terdapat di 1 kecamatan yaitu Pesangrahan di Kecamatan Ujung Berung. General Manager Maxi menambahkan, pendistribusian nyamuk pembawa Wolbachia di Jakarta Barat belum dilakukan.

Sebab, kita menunggu kesiapan masyarakat dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Kementerian Kesehatan yang sempat tertunda akibat pergantian kepemimpinan di DKI Jakarta. .

Maxi melaporkan, hasil pemeriksaan bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan di 5 kota terlihat setelah keluarnya ember berisi nyamuk ber-Wolbachia, mayoritas nyamuk Aedes aegypti menemukan Wolbachia sebanyak 20%. .

Jumlah tersebut, kata Maxi, lebih rendah dibandingkan persentase nyamuk Aedes aegypti pembawa Wolbachia yang berjumlah 60% dari total spesies.

“Ketika populasinya mencapai 60 persen, pelepasan nyamuk ber-Wolbachia akan berhenti dan efek pengurangan demam berdarah akan mulai terasa setelah 2 tahun, 4 tahun, 10 tahun, dan seterusnya, seperti pekerjaan yang dilakukan di luar kota Yogyakarta,” kata Maxi. .

 

Penyebaran nyamuk pembawa Wolbachia terbukti mampu menurunkan angka kasus DBD di Kota Yogyakarta. Sejak pertama kali disebarkan pada tahun 2017, nyamuk pembawa Wolbachia terbukti mampu menurunkan infeksi demam berdarah sebesar 77 persen dan tempat berlindung sebesar 86 persen.

Categories
Kesehatan

Demam Berdarah Dengue Mengganas, Kemenkes RI Gelar International Arbovirus Summit 2024

bachkim24h.com, Jakarta – International Arbovirus Summit 2024 resmi digelar di Kura-Kura Bali. Konferensi ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Brazil serta didukung oleh PT Takeda Innovative Medicine.

Acara ini bertujuan untuk mengatasi meningkatnya penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk di seluruh dunia, khususnya infeksi demam berdarah, yang baru-baru ini melonjak di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.

Acara yang diadakan di Akademi GISAID di kampus United in Diversity (UID) di Bali ini, akan mempromosikan strategi pengendalian arbovirus, mengeksplorasi perkembangan vaksin terkini, dan mengevaluasi kemanjuran vaksin . Intervensi dan evolusi virus.

Nikki Kitty, Ph.D. Direktur Kebijakan Vaksin di Takeda Pharmaceuticals International Dia menekankan bahwa dia sedang berupaya melawannya

“Demam berdarah dengue menimbulkan beban yang signifikan bagi keluarga, sistem kesehatan, dan perekonomian. Mengingat demam berdarah dapat menginfeksi siapa saja tanpa diskriminasi, maka penanggulangan demam berdarah memerlukan pendekatan terpadu dan “Kita memerlukan kemitraan yang kuat lebih dari itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Takeda dengan senang hati berkontribusi pada KTT Arbovirus Internasional 2024 dan membantu pemerintah dalam mengembangkan strategi untuk mengendalikan penyakit arbovirus, termasuk demam berdarah.

Melalui inisiatif ini, Takeda berharap apa yang dilakukannya akan membuka jalan menuju pencapaian tujuan WHO yaitu “nol kematian akibat demam berdarah” pada tahun 2030.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan partai politik yang berbeda harus menyusun strategi untuk mengatasi masalah arbovirus dan lebih terbuka terhadap pendekatan yang mungkin dilakukan.

“KTT Arbovirus Internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2024 merupakan implementasi kerja sama internasional untuk membantu negara-negara meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan dan respons terhadap arbovirus lima hal,” ujarnya.​

Pertama, mengedukasi dan melatih masyarakat tentang cara menghindari penyakit menular. Melalui pendidikan dan pemahaman yang memadai, masyarakat kita akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Yang kedua, namun juga penting, adalah vektor kendali. Yang ketiga adalah pengawasan atau monitoring yang kuat. Yang keempat adalah vaksinnya, dan yang kelima adalah pengobatannya, atau obatnya jika Anda terinfeksi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-14 April 2024 saja, jumlah kasus demam berdarah yang tercatat di Indonesia mencapai 60.296 kasus dengan kematian sebanyak 455 orang.

Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan minggu ke-17 tahun sebelumnya (2023), dengan 28.579 infeksi dan 209 kematian.

Sementara itu, dokter spesialis anak Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Aida Safitri Laxanawati mengatakan, vaksinasi untuk mencegah demam berdarah bisa menjadi salah satu solusi untuk memberikan perlindungan yang lebih komprehensif bagi keluarga Indonesia.

“Vaksin demam berdarah telah tersedia di Indonesia sejak tahun 2016. Vaksin yang tersedia di Indonesia dapat diberikan pada kelompok usia 6 hingga 45 tahun. “Kami memiliki hasil yang menunjukkan profil efikasi dan keamanan pada kelompok usia tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komite IX DPR RI Emmanuel Melquiades Laca Lena mengatakan, pemerintah berperan penting dalam membentuk pendekatan Indonesia dalam penerapan vaksin dan strategi kesehatan masyarakat, terutama dalam mengatasi tantangan seperti demam berdarah bermain.

Menurut saya, sangat penting untuk memprioritaskan vaksin berdasarkan kebutuhan kesehatan masyarakat, beban penyakit, dan sumber daya yang tersedia. Indonesia memiliki program imunisasi nasional, ujarnya.

Sementara itu, keputusan apakah akan memasukkan vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional harus didasarkan pada bukti ilmiah, analisis efektivitas biaya, dan konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait.

Agar vaksin menjadi lebih efektif, penting untuk menargetkan kelompok berisiko tinggi dan wilayah dimana penyakit ini lazim.

“Penting juga untuk melibatkan masyarakat secara efektif. Pengawasan dan pengawasan pasca vaksinasi dapat membantu menilai efektivitas vaksin, memantau efek samping, dan memantau tren penyakit untuk mengatasi masalah dengan cepat.” “Penggunaan teknologi inovatif seperti Wolbachia, dikombinasikan dengan vaksinasi dan langkah-langkah pengendalian vektor, juga penting,” katanya.

Ia melanjutkan bahwa sebagai anggota Kongres, ia mengawasi program-program tersebut untuk memastikan program tersebut transparan, efisien, dan demi kepentingan kesehatan masyarakat.

Melibatkan pemangku kepentingan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan mendorong kolaborasi dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil langkah proaktif dalam memerangi demam berdarah.

Categories
Kesehatan

HEADLINE: Waspada Kasus DBD di Indonesia Meningkat Drastis, Jurus Menghindarinya?

bachkim24h.com, Jakarta – Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat sejak akhir Februari 2024, menurut laporan Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Epidemi (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan RI. . Awalnya, penderita DBD pada akhir Februari berjumlah sekitar 15.977 orang, namun kini sudah ditemukan sekitar 35.000 orang.

Kementerian Kesehatan memastikan jumlah kasus DBD di Indonesia mengalami peningkatan. Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan dibandingkan tahun 2023, jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat.

Memang jika kita bandingkan tahun 2023 dengan tahun 2024, jumlah kasus DBD meningkat dari 15.000 menjadi 35.000, kata Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Jumat. 22/3).

Faktanya, jumlah kasus demam berdarah juga meningkat pada tahun ini sehingga menyebabkan peningkatan angka kematian. Angka kematian juga meningkat, namun tidak sebesar peningkatan kasus DBD, kata Siti Nadia, dilansir Antara.

Berdasarkan laporan Ditjen P2P, pasien DBD meninggal dunia pada minggu kedelapan tahun 2024 sebanyak 124 orang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh virus DENV yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Ada empat jenis virus demam berdarah yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. WHO memperkirakan sekitar setengah populasi dunia berisiko tertular demam berdarah, dengan perkiraan 100 hingga 400 juta orang terinfeksi di seluruh dunia setiap tahunnya.

Mengutip WHO, Prof Tajandra Yoga Aditama mengatakan, dalam satu dekade terakhir, terjadi peningkatan kasus demam berdarah yang luar biasa di dunia.

“Dibandingkan tahun 2000 sebanyak 505.430 kasus, pada tahun 2019 mencapai 5,2 juta kasus,” kata Tajandra dalam keterangan bachkim24h.com, Kamis (28/3).

Tajandra menyajikan data lain berdasarkan “pemodelan” yang memperkirakan 390 juta infeksi demam berdarah di seluruh dunia setiap tahunnya.

“Hanya 96 juta yang memiliki manifestasi klinis yang jelas. Jadi Anda juga harus menyadari bahwa banyak kasus tidak terdiagnosis dengan tepat dan hanya disebut penyakit demam.”

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa sekitar 3,9 miliar orang di dunia berisiko tertular virus demam berdarah, tambahnya.

Menurut WHO, demam berdarah dianggap sebagai penyakit endemik di lebih dari 100 negara di dunia. Mereka juga menyebutkan bahwa 70 persen kasus demam berdarah di dunia terjadi di Asia. Menurut data WHO Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara di dunia yang sangat endemis penyakit demam berdarah.

 

Kementerian Kesehatan menjelaskan pada tahun 2024, kasus DBD di Indonesia mencapai 35.556 orang dan 290 kematian.

“Padahal tinggal 11 minggu lagi menuju tahun 2024,” Imram Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, mengatakan pada media briefing #Ayo3MPlusVaksinDBD baru-baru ini.

Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah kasus dan kematian DBD tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat, yakni sebanyak 10.428 kasus dan 94 kematian. Menurut dia, penularan penyakit DBD lebih mudah terjadi di Provinsi Jawa Barat yang jumlah penduduknya banyak.

Kasus DBD juga dilaporkan meningkat di 18 provinsi sejak Maret 2024, antara lain: Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Banten Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Bali Barat -Nusa Tenggara Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta.

Tajandra mengatakan, perlu adanya analisa menyeluruh terhadap apa yang terjadi saat ini terkait peningkatan kasus DBD di Indonesia. Menurutnya, banyak kemungkinan yang menjadi pemicunya, seperti: pola musim, musim hujan saat ini, suhu dan kelembapan udara dan lingkungan saat ini, populasi nyamuk yang tinggi, kerentanan terhadap serotipe virus yang beredar saat ini. Kurangnya program proaktif yang berkelanjutan, kemungkinan adanya prioritas lain yang dapat dilaksanakan dengan lebih baik, lemahnya sistem pengawasan yang dapat menunda pelaporan dan pencatatan tanggapan, dan kegagalan untuk mengenali tanda-tanda dan gejala yang terkait dengan insiden serius. Alat untuk diagnosis dini demam berdarah (“Peralatan Diagnostik Dengue”) mungkin memiliki keterbatasan, tidak hanya bagi pihak berwenang yang mengelola klinik pasien, namun juga untuk meningkatkan komunikasi risiko dan manajemen risiko. Keterlibatan masyarakat dan partisipasi aktif. Pada dasarnya, promosi program kesehatan di berbagai tingkatan, tidak hanya di rumah sakit dengan peralatan canggih, tetapi langsung di masyarakat.

Sementara itu, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemanasan global dan El Nino yang melanda Indonesia akhir-akhir ini menjadi faktor penyebab penyakit DBD di masyarakat.

“Sejak El Nino berganti dari musim kemarau panjang menjadi musim hujan, penyakit DBD meningkat,” ujarnya.

Menurut Nadia, cuaca yang lebih hangat mempercepat siklus hidup nyamuk dari telur hingga dewasa.

Sebelumnya, Pambudi Imran, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, memberikan keterangan serupa. Menurutnya, nyamuk lebih sering menggigit saat cuaca panas dan kering.

“Pada suhu 30 derajat ke atas nyamuk lebih sering menggigit, 2,5 kali lebih sering, sehingga saat suhu tinggi lebih sering menggigit,” kata Imran di Jakarta, Kamis (21/3).

Imran mengatakan, meskipun cuaca pada tahun 2024 kemungkinan akan lebih hangat dibandingkan tahun sebelumnya, namun tingkat curah hujan akan jauh lebih tinggi. Ia mengatakan hal itu berbahaya bagi semua orang karena meningkatkan keganasan nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.

Menurut perkiraan Nadia, kasus DBD akan terus meningkat pada April 2024.

Di Jawa Barat, banyak penderita DBD yang mengalami gejala tidak biasa terkait penyakitnya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung (DINKES) Anhar Hadian mengatakan sebagian besar kasus DBD di Kota Bandung memiliki gejala yang tidak disadari.

Seperti yang Anda ketahui, gejala umum DBD yang harus diwaspadai adalah demam mendadak, sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, mual dan muntah, mimisan atau gusi berdarah, ruam merah pada kulit dan otot, tulang dan persendian. Selain rasa sakit, muncul bintik-bintik merah di kulit korban.

“Gejalanya demam yang tak kunjung reda. Dan tidak ada gejala bintik merah. Itu yang perlu diwaspadai,” kata Anhar pada Selasa, 26 Maret 2024.

Ia khawatir gejala demam berdarah “baru” ini mirip dengan gejala flu biasa. Hal ini dapat membuat orang mengira bahwa gejala yang dialaminya hanyalah flu biasa.

Meski demikian, Anhar menjelaskan, terdapat perbedaan mendasar antara gejala pilek dengan gejala demam berdarah yang baru muncul.

“Jadi gejalanya demam. Dua atau tiga hari naik, turun sedikit, lalu naik lagi. Bedanya dengan flu, kalau flu, sambil diberi paracetamol, istirahat yang cukup dan makan sedikit.” banyak. membaik, jadi dua atau tiga untuk demam berdarah. Setelah beberapa hari tidak sembuh,” jelasnya.

Oleh karena itu, pola makan tersebut mengingatkan orang yang mengalami gejala demam yang tidak lebih dari dua hari untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

“Waspada dua hari ini (dengan suhu yang fluktuatif). Segera bawa ke puskesmas. Jangan tunggu sampai parah,” sarannya.

Sebelumnya, ahli epidemiologi Dickie Budiman memperkirakan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2024 bisa disebabkan oleh demam berdarah serotipe 2.

“Satu hal yang saya khawatirkan, dan salah satu hipotesis saya, kemungkinan besar demam berdarah terdeteksi pada serotipe 2 tahun ini,” kata Dickey, 1 Maret 2024. 

Keraguan tersebut menyangkut situasi di negara-negara ASEAN, salah satunya data dari Singapura yang menunjukkan serotipe 2 mendominasi serotipe demam berdarah. Penelitian menunjukkan bahwa demam berdarah 2 menyebabkan gejala yang lebih parah.

“Nah, sepertinya hal ini mungkin terjadi di Indonesia, dan jika memang terjadi, berarti tingkat keparahan demam berdarah tahun ini mungkin akan lebih tinggi, meski serotipe lain masih ada dalam jumlah yang sangat rendah,” imbuhnya.

Melihat kemungkinan tersebut, Dickey menyarankan pemerintah Indonesia untuk melakukan penelitian komprehensif seperti yang dilakukan negara maju.

Deteksi dan pemantauan dilakukan untuk mengetahui serotipe virus yang menginfeksi.

“Biasanya, negara-negara maju mencari serotipe yang menyebabkan infeksi (DBD), dan itu sangat penting secara epidemiologis. Dan saya menyarankan kita melakukan hal yang sama, sehingga kita memiliki petanya.”

 

 

Pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) memerlukan upaya komprehensif yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan program penanggulangan DBD, antara lain introduksi nyamuk ber-Wolbachia di beberapa kota, kerja sama dengan swasta dalam vaksin DBD, dan edukasi masyarakat tentang 3M.

Imran Pambudi mengatakan, program nyamuk Wolbachia diterapkan di enam kota yakni Denpasar, Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang.

Mereka menjelaskan, Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti merupakan bakteri alami yang dapat mengurangi replikasi virus dengue dan mengurangi kemampuan nyamuk menularkan demam berdarah. Imran mengatakan penggunaan bakteri Wolbachia aman berdasarkan penelitian yang dilakukan berbagai negara dan para ahli.

Selain itu, Imran juga menyoroti pentingnya mengembangkan inovasi lain untuk memerangi demam berdarah dengue, seperti vaksin demam berdarah. Saat ini tersedia dua vaksin, Dengvaxia, yang diberikan kepada anak berusia 9 hingga 16 tahun dengan skrining status serologis awal, dan vaksin Qudenga, yang dapat diberikan kepada populasi berusia 45 tahun tanpa skrining awal dan dua dosis.

Imran juga mencatat, vaksinasi demam berdarah sudah masuk dalam program daerah seperti Kalimantan Timur pada tahun 2023. Demam berdarah terus menjadi masalah kesehatan yang serius dan seringkali menyebabkan kasus parah (KLB) dan kematian di Indonesia dan negara lain. Di dalam dunia.

Tajandra mengutip WHO yang mengatakan bahwa pencegahan dan pengendalian demam berdarah sangat bergantung pada pengendalian vektor untuk mencegah penularan.

“Jika Anda sakit, belum ada obat khusus untuk membunuh virus dengue (DENV). Deteksi dini dan akses terhadap layanan kesehatan yang baik adalah kunci untuk menurunkan angka kematian, apalagi Indonesia dilaporkan terkena penyakit tersebut. 2018. Demam berdarah pada tahun 2030 Kita sudah mencapai target nihil kematian pada tahun 2018, sehingga pengendalian DBD harus komprehensif,” kata Tajandra.

Rekomendasi WHO bulan Desember 2023 menyerukan: Manajemen pengendalian vektor yang efektif – Memastikan ketersediaan laboratorium surveilans entomologi Manajemen kasus Meningkatkan surveilans kasus Komunikasi risiko dan keterlibatan aktif masyarakat 

 

Untuk mencegah DBD, Dokter Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengingatkan lima hal berikut:

1. Kondisi hidup bersih dan sehat

Salah satunya dengan menjaga kerapian rumah dan menggantung pakaian karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

2. Selesaikan layanan PSN 3M Plus

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus menutup, mengeringkan dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi genangan air. Hal ini juga berarti memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti serai, lavender, rosemary dan ikan pemakan larva seperti cupang.

3. Jadikan 1 Rumah 1 Jumantic Samvarga

1 Rumah 1 Pastikan setiap rumah mempunyai petugas pemantau jentik (jumantik) melalui Program Kader Jumantik. “Kader Jumantik bertugas membunuh jentik nyamuk di sekitar rumah setiap Jumat pagi. Artinya 10 menit pukul 10.00 WIB dan minimal 10 minggu,” kata Ngabila melalui pesan singkat yang diperoleh bachkim24h.com.

3. Semprotkan nyamuk atau gunakan krim pengusir nyamuk

Nyamuk demam berdarah yang disebut Aedes aegypti aktif antara pukul 08.00 hingga 18.00. Nagbila menyarankan untuk menggunakan obat nyamuk semprot atau krim anti nyamuk secara terpisah.

4. Aktifkan PSN dalam 9 pengaturan

Pemberantasan nyamuk harus dilakukan di sembilan tempat, yaitu hidup dalam masyarakat yang sehat, mandiri, perumahan dan lembaga-lembaga publik, pendidikan, pasar, pariwisata, lalu lintas dan lalu lintas jalan, perkantoran dan industri, pencegahan sosial dan bencana, serta ketertiban pencegahan bencana.

5. vaksinasi DBD

Seseorang yang terkena demam berdarah bisa tertular hingga empat kali. DBD ada 4 jenis, saat ini Den 1,2,3,4.

Oleh karena itu, Nagbila menganjurkan vaksinasi untuk mengurangi keparahan infeksi demam berdarah.

“Jika sudah sembuh dari demam berdarah, setelah menunggu bisa langsung diberikan vaksin demam berdarah. Diberikan dua kali pada kelompok umur 6-45 tahun dengan selang waktu 3 bulan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Tamanasari. RSUD. Jakarta. 

Categories
Kesehatan

Kasus DBD Kabupaten Tangerang Tertinggi se-Indonesia, Kadinkes Ungkap Penyebabnya

bachkim24h.com, Kabupaten Tangerang, Banten pada minggu ke-16 tahun 2024 menduduki peringkat pertama wilayah Indonesia dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi. Kendati demikian, angka kematian di Kabupaten Tangerang bukan termasuk lima tertinggi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI merilis data DBD minggu ke-16 yang menunjukkan 76.132 kasus dan 540 kematian.

Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Tangerang menempati urutan pertama dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu sebanyak 2.540 kasus demam berdarah sepanjang tahun 2024.

Disusul Kota Bandung 1.741 kasus, Kota Bogor 1.547 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1.422 kasus, dan Kabupaten Lebak 1.326 kasus.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerong memastikan kasusnya meningkat sejak awal Januari hingga saat ini. Peningkatan kasus ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi cuaca yang tidak mendukung hingga masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan tangki air di rumah atau sekolah.

“Pada awal tahun 2024, jumlah kasus DBD di wilayah Tangerong akan meningkat, salah satu faktornya adalah perubahan iklim dan curah hujan yang cukup tinggi sehingga mendukung proses perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit DBD. Demam,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Ahmed Muchlis.

Alasan lainnya adalah kebiasaan manusia mengumpulkan air hujan tanpa menutup tangki. Oleh karena itu, memungkinkan nyamuk berkembang biak di perairan tersebut.

“Kebiasaan perilaku masyarakat dalam pengambilan air hujan tidak terpantau serta sulitnya meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan kemauan masyarakat untuk rutin melakukan pemantauan jentik di lingkungan setempat masing-masing, sehingga menjadi sarang berkembang biaknya penyakit demam berdarah di masyarakat.” Ungkap Ahmad Muslis.

Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Tangerong, pemerintah setempat telah melakukan berbagai kegiatan preventif di masyarakat, seperti kehadiran kader Jumantik Sekolah (Katiko).

“Dengan harapan dapat meningkatkan kebiasaan pengamatan jentik di sekolah, para siswa juga akan melakukan pengamatan jentik di rumah masing-masing, dan Dinas Kesehatan meminta agar hasil pengamatan jentik dilaporkan oleh struktur ini setiap minggu dan kemudian dirangkum oleh UKS sekolah. Guru,” kata Ahmad Mouslis.

Katiko nantinya akan melatih para siswanya menjadi dokter junior di tingkat SD, kader kesehatan sekolah di tingkat SMP/SMA/SMK, dan kader santri di pesantren di seluruh wilayah kerja Puskemas.

“Diharapkan seluruh pesantren atau pesantren memiliki alat pemantau jentik yang mampu memantau penyakit DBD dan PSN 3M plus jentik nyamuk secara rutin setiap minggu di sekolahnya,” jelasnya.

 

Setelah itu pengobatan juga diperkuat di setiap puskesmas yang ada di masyarakat. Sebagai penyelidikan epidemiologi segera pada setiap kasus suspek dan positif demam berdarah. Selanjutnya, aplikasikan larvasida pada tangki air yang tidak dapat dikosongkan.

“Melanjutkan upaya promosi untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat dalam melaksanakan gerakan 1 Rumah 1 Jumantic (G1R1J) dan PSN 3M Plus, termasuk di pesantren/pondok dan tempat umum,” ujarnya.

Selanjutnya, mencoba mengidentifikasi kasus DBD sejak dini dengan melakukan tes terhadap semua kasus yang memiliki gejala DBD.

Kemudian perkuat jaringan dengan klinik, agar bisa merawat pasien DBD, sehingga tidak ada lagi kasus yang tertunda pengobatannya, ujarnya.

Categories
Kesehatan

IDI Prediksi Kenaikan Kasus DBD Berlangsung sampai Juni

bachkim24h.com Mohammad Adib Khumaidi, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) di Jakarta, mengatakan saat ini kelembapan udara sedang tinggi. Hal ini mempercepat berkembangnya vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) yaitu nyamuk Aedes a Egypti.

“Jadi musim pancaroba inilah yang sangat diinginkan oleh nyamuk DBD, sehingga potensi peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi,” kata Adib.

“Dasar penyakit ini tidak terlepas dari kondisi iklim dan cuaca saat ini. Oleh karena itu, sekitar bulan Juni akan ada potensi peningkatan kasus DBD sehingga masyarakat perlu berhati-hati,” kata Adib kepada media dalam jumpa pers di Jakarta. Sabtu 2 Maret 2024.

Adib juga mengingatkan agar warga terlibat dalam upaya pencegahan, dimulai dari diri sendiri. Mulailah dengan menjaga kesehatan diri dengan meningkatkan stamina, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.

“Masyarakat sebaiknya menjaga kesehatannya sendiri terlebih dahulu, memperkuat daya tahan tubuh, istirahat, makan makanan bergizi, perbanyak makan buah-buahan, dan olah raga yang cukup untuk memperkuat daya tahan tubuh,” kata Adib. Antara.

Faktor lingkungan

Lebih lanjut Adib mengatakan, faktor lingkungan juga berperan dalam peningkatan kasus DBD. Ia juga menjelaskan kebersihan lingkungan menjadi kunci pencegahan penyakit DBD. Upaya 3M (menguras, menutup, mengubur) harus dilakukan secara konsisten, termasuk penggunaan larvasida Abate (obat pembunuh jentik nyamuk).

“Lebih penting lagi, jika kita membahas faktor lingkungan, maka jelas upaya terkait pembersihan lingkungan sangat penting, 3M harus diusung sebagai upaya pencegahan penyebaran DBD termasuk pengurangan larvasida dan lain-lain.” tersebut di atas.

 

Selain itu, fasilitas kesehatan primer perlu meningkatkan kemampuan pengawasannya. Sekalipun terdeteksi satu kasus demam berdarah di suatu daerah, namun harus segera ditindaklanjuti untuk mencegah terjadinya kasus lebih lanjut.

Diharapkan dengan menerapkan mekanisme pencegahan terstruktur, masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko penularan demam berdarah.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, berikut beberapa gejala awal demam berdarah yang patut Anda waspadai:

1. Demam tinggi secara tiba-tiba.

Hampir seperti penyakit lainnya, demam tinggi pada demam berdarah mencapai 40 derajat Celcius dan tidak disertai gejala bersin atau batuk.

2. Nyeri otot

Penderita demam berdarah akan merasakan nyeri di berbagai bagian tubuh, seperti persendian, tulang, otot, dan area belakang mata, setelah mengalami demam.

3. Sakit kepala parah

Gejala yang muncul setelah demam selanjutnya adalah sakit kepala parah yang biasanya terjadi di sekitar dahi.

 

4. Mual dan muntah

Gejala lain yang dialami pasien dewasa dan anak-anak yang menderita demam berdarah adalah mual dan muntah yang juga dapat menyebabkan gangguan pada perut dan punggung.

5. Kelelahan

Setelah mengalami berbagai gejala yang disebutkan di atas, tubuh akan terasa lelah akibat nafsu makan yang menurun.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segeralah pergi ke fasilitas kesehatan atau institusi medis terdekat dan cari tahu penyebabnya. 

 

Categories
Kesehatan

Puncak Kasus Demam Berdarah Dengue Diprediksi April 2024, Ini 5 Cara Cegah DBD

Ngabila Salama, praktisi kesehatan masyarakat di Jakarta, mengatakan kepada bachkim24h.com, kasus demam berdarah dengue (DBD) diperkirakan akan mencapai puncaknya pada April 2024. Tentu kita berharap tidak tertular penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tersebut. ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti.

Untuk menghindari tertular DBD, dokter kesehatan masyarakat Ngabila Salama mengingatkan lima hal berikut:

1. Perilaku hidup bersih dan sehat

Hal ini termasuk membersihkan rumah dan tidak membiarkan pakaian menggantung karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

2. Lakukan PSN 3M Plus

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus meliputi, mengeringkan dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi genangan air. Selain itu, juga memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti serai, lavender, rosemary, dan ikan pemakan jentik seperti cupang.

3. Jadi 1 Rumah 1 Kader Jumantik

Pastikan setiap rumah diberi program pemantau jentik (jumantik) kerangka 1 rumah 1 program kerangka jumantik. “Kader Jumantik bertugas melakukan pemberantasan jentik nyamuk di sekitar rumah setiap Jumat pagi. Yaitu pada pukul 10.00 WIB selama 10 menit dan minimal 10 minggu,” kata Ngabila melalui pesan singkat yang diperoleh bachkim24h.com.

3. Semprotkan pada nyamuk atau gunakan losion nyamuk

Nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti aktif antara jam 8 pagi hingga 10 pagi dan antara jam 4 sore hingga 6 sore. Ngabila menganjurkan untuk melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan lotion nyamuk secara mandiri.

4. Aktifkan PSN 9 di Pengaturan

Sarang nyamuk harus dimusnahkan di sembilan bidang, yaitu kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri, perumahan dan fasilitas umum, pendidikan, pasar, pariwisata, transportasi dan jalan, perkantoran dan industri, perlindungan sosial, serta pencegahan dan penanggulangan bencana.

 

Seseorang yang pernah menderita demam berdarah masih bisa tertular hingga empat kali. Sebab, DBD punya 4 varian, saat ini DEN 1,2,3,4.

Oleh karena itu Ngabila merekomendasikan untuk melakukan vaksinasi demam berdarah untuk mengurangi tingkat keparahan paparan penyakit tersebut.

“Jika sudah sembuh dari demam berdarah, Anda juga bisa langsung menerima vaksinasi demam berdarah tanpa menunggu. Bagi masyarakat usia 6-45 tahun diberikan dua kali dengan selisih 3 bulan,” kata Kepala Pelayanan Medis RS Tamansari. Jakarta. 

“Vaksin Qdengue efektif 95 persen mencegah penyakit dan kematian akibat demam berdarah tipe 1, 2, 3, 4,” ujarnya.

 

Seiring meningkatnya jumlah kasus, penting untuk mengetahui gejala demam berdarah. Pada orang dewasa, gejala DBD mirip dengan infeksi virus lainnya, demam tinggi di atas 39 derajat Celcius dengan demam naik turun, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual, muntah.

Kemudian gejala pada anak bisa tidak khas, misalnya gejala infeksi saluran cerna dan pernafasan: batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa orang mungkin juga mengalami infeksi campuran dengan demam tifoid.

Penatalaksanaan cairan segera merupakan upaya untuk mencegah komplikasi demam berdarah dan kematian. Oleh karena itu, bila Anda mengalami demam selama 1 x 24 jam atau keluhan Anda tidak kunjung membaik, segera bawa ke puskesmas terdekat. Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab demam atau keluhannya.

“Tes darah dan rapid test demam berdarah (NS1) GRATIS di seluruh puskesmas di wilayah kecamatan Jakarta,” kata Ngabila.

 

Categories
Kesehatan

Hoaks Wolbachia dan Vaksin DBD, Tantangan Kemenkes dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue

bachkim24h.com, Jakarta – Penghapusan kelambu (PSN) dan sosialisasi teknologi nyamuk Wolbachia menjadi tantangan terkini pemerintah dalam memerangi demam berdarah, kata Imran Pambudi, Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan pengetahuan masyarakat tentang PSN dan DBD masih kurang.

Selain itu, budaya pemberantasan sarang nyamuk belum sesuai di masyarakat. Tantangan lainnya adalah kurangnya pendanaan untuk program pencegahan dan pengendalian infeksi demam berdarah di tingkat kecamatan/desa. dan wilayah/kota

Lebih lanjut Imran mengatakan, strategi teknologi inovatif untuk mengendalikan demam berdarah melalui vaksinasi demam berdarah juga dinilai merugikan masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut, seperti merevitalisasi gugus tugas daerah demam berdarah. Penggalangan Inovasi PSN 3M Plus, Penggerakan Jumantik 1 Rumah 1 dan Pemeriksaan Janin Secara Teratur Peningkatan keterlibatan melalui Koalisi DBD Kobar Lawan bekerja sama dengan Komite IX DPR RI juga terus dilakukan.

“Kementerian Kesehatan juga berupaya memperkuat peraturan dan perencanaan daerah. serta memperkuat kerja sama dengan raja muda atau walikota,” ujarnya dalam debat tersebut. #Ayo3MPlusVaksinDBD Di Jakarta pada Kamis 21 Maret 2024

Wolbachia telah berkembang di lima kota dan vaksin demam berdarah telah dimasukkan dalam rekomendasi Komite Penasihat Ahli Nasional Imunisasi (ITAGI) Penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa pemberantasan sarang nyamuk harus terus berlanjut dan tidak menunggu Pekerjaan sosial

Imran sebelumnya mengatakan, cuaca panas selama tiga hari terakhir kemungkinan menjadi penyebab peningkatan kasus demam berdarah (DBD) di masyarakat. Imran menjelaskan, kondisi cuaca tersebut dapat menyebabkan meningkatnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan virus demam berdarah. Dari sudut pandang epidemiologi, hujan yang terus menerus setiap hari lebih disukai karena dapat menggantikan air lama dengan air baru.

Dalam kesempatan tersebut, Imran menyoroti peningkatan kasus DBD di Indonesia pada tahun 2024. Hingga 18 Maret 2024, jumlah kasus mencapai 35.556 kasus, dengan enam provinsi memiliki jumlah kasus tertinggi. “Jumlah total kematian akibat demam berdarah telah meningkat menjadi 290 bahkan hanya dalam waktu 11 minggu pada tahun 2024,” katanya.

Imran menjelaskan Kementerian Kesehatan RI telah melakukan enam langkah strategis dalam upaya pemberantasan penyakit demam berdarah. Strategi pertama adalah fokus pada pengelolaan vektor. Pengendalian kasus sebelum menyebar melalui pemberdayaan masyarakat dan pemeriksaan jentik secara berkala.

Strategi 2 meliputi penerbitan peraturan terkait penanganan infeksi demam berdarah pada orang dewasa, anak-anak, dan remaja, serta penggunaan RDT demam berdarah sebagai alat diagnosis dini.

Selain itu, Kementerian Kesehatan berupaya melakukan surveilans demam berdarah berbasis data secara real-time melalui pengembangan SIARVI (Sistem Informasi Arboscirrhosis), pembentukan Tim Aksi Cepat Penanggulangan Insiden Khusus (KLB) dan sistem peringatan dini KLB.

Dalam Strategi 4, Kementerian Kesehatan menerapkan sistem sosialisasi dan peringatan dini terhadap wabah. Selain mendorong masyarakat untuk turut serta dalam proses Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Satgas Restorasi (POKJANAL) 3M Plus.

Strategi kelima melibatkan manajemen proyek, kolaborasi dan keterlibatan pemerintah. Siap menyiapkan RPM untuk pencegahan DBD. dan menyerukan kepada pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan untuk pencegahan dan pengendalian demam berdarah.

Sedangkan Strategi 6 meliputi pengembangan pendidikan, penelitian dan inovasi, dengan teknologi Wolbachia yang dikembangkan di banyak kota. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini.

Categories
Kesehatan

65 Orang Tewas Akibat Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur, Vaksin DBD Diharapkan Bisa Jadi Solusi Pencegahan

bachkim24h.com, Jakarta – Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebutkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 6.642 kasus dengan 65 kematian. Provinsi ini menempati urutan ketiga dengan kasus tertinggi di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah demam berdarah. Tidak hanya dengan 3M Plus (mengosongkan tangki air, menutup tangki air, mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai dan mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging dan penggunaan kelambu), tetapi juga melalui inovasi seperti vaksinasi dan partisipasi aktif masyarakat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr Asik Surya MPPM menjelaskan kasus DBD pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Tahun lalu, kata Asik, terdapat 114.435 kasus dengan 894 kematian. “Dunia menargetkan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030,” katanya suatu kali.

Lebih lanjut Asik mengatakan, pemerintah telah melakukan langkah intervensi untuk menekan kasus DBD yang mencakup tiga aspek utama yaitu intervensi lingkungan, intervensi vektor (nyamuk) dan intervensi manusia. Intervensi lingkungan meliputi pemberantasan sarang nyamuk, sedangkan intervensi vektor melibatkan penggunaan larvasida dan insektisida dalam kabut. Intervensi pada manusia dilakukan melalui pemberian vaksin demam berdarah sebagai pendekatan inovatif.

Pemerintah terus berupaya bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat akan perlunya perlindungan menyeluruh terhadap penyakit DBD, termasuk melalui kampanye #Ayo3MPlusDBDVaccine.

CEO PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memerangi demam berdarah. Ia menyatakan, permasalahan DBD bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah, dan juga pentingnya inovasi pencegahan untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Dr Erwin Astha Triyono, dr SpPD KPTI FINASIM menjelaskan upaya pencegahan DBD di provinsi tersebut, termasuk program PSN dan pentingnya mengenali gejala penyakit tersebut.

Ketua PKK Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 Hj Arumi Bachsin SE menekankan pentingnya pencegahan DBD dari rumah. Ia menceritakan pengalamannya dan pentingnya 3M Plus dan vaksinasi.

Arumi mengatakan demam berdarah merupakan penyakit yang tidak peduli siapa yang terjangkit. Ia bersyukur tidak pernah terkena penyakit DBD secara langsung, begitu pula suaminya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.

“Suami saya Pak Emil pernah mengalami hal ini saat berada di Jepang. Namun yang membuat saya dan keluarga sangat memperhatikan pencegahan DBD adalah pengalaman ayah saya di masa lalu,” ujarnya.

“Saya punya teman yang kehilangan satu keluarga karena DBD, padahal mereka selalu menggunakan 3M dan memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah. Setelah diselidiki, ternyata sumbernya adalah genangan di belakang lemari es.’ .

Sejak saat itu, Arumi dan keluarganya selalu menerapkan 3M Plus. “Selain itu, saat ini kita sudah mempunyai pencegahan DBD yang komprehensif, tidak hanya melalui 3M Plus dari luar, tapi juga melalui vaksinasi dari dalam,” ujarnya.

Categories
Kesehatan

Terkait DBD, Justru Lebih Aman Kalau Hujan Terjadi Terus Menerus Setiap Hari

bachkim24h.com, Jakarta – Direktur Pencegahan Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Prambudi mengatakan, cuaca panas dan lembab selama tiga hari terakhir berpotensi menyebabkan penyakit demam berdarah. DBD) Acara komunitas.

Menurut Imran, cuaca seperti ini menyebabkan genangan air sehingga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Dilihat dari epideminya, lebih aman jika turun hujan rutin setiap hari agar airnya diganti dengan air tawar.

Ia mengatakan pada seminar #Ayo3MPlusDHFVaccine di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024: “Faktanya, hujan kini dikaitkan dengan demam berdarah.

Imran mencontohkan, jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Pada 18 Maret 2024, jumlah totalnya mencapai 35.556, dengan enam negara bagian melaporkan kasus terbanyak. Musim ini, dengan sisa waktu 11 minggu hingga 2024, total kasus kematian mencapai 290 orang, ujarnya.

Imran juga mengatakan Kementerian Kesehatan RI telah menerapkan enam langkah strategis untuk memberantas penyakit DBD. Strategi pertama ditujukan pada pengendalian vektor, pengendalian kondisi pra penyebaran melalui pemberdayaan masyarakat dan penelitian larva secara berkala.

Strategi kedua mencakup penulisan pedoman pengelolaan demam berdarah pada orang dewasa, anak-anak, dan remaja, serta penggunaan RDT demam berdarah untuk membantu diagnosis dini. .

Selain itu, Kementerian Kesehatan RI telah membentuk SIARVI (Sistem Informasi Arboscirrhosis) untuk memantau wabah demam berdarah melalui data real-time, tim tanggap darurat (KLB) dan sistem peringatan dini KLB.

Pada strategi keempat, Kementerian Kesehatan menerapkan sistem peringatan dini terhadap wabah dan wabah, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam kampanye Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan mendukung upaya tersebut.

Program kelima meliputi pengelolaan, koordinasi dan komitmen pemerintah, penyusunan RPM pencegahan demam berdarah dan mengajak pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan pencegahan demam berdarah.

Sedangkan strategi keenam, Riset dan Inovasi, berkaitan dengan pengembangan teknologi Wolbachia di berbagai kota.

Departemen Kesehatan telah menekankan pentingnya kerja sama dalam memerangi demam berdarah. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini.

Categories
Kesehatan

Langkah Ekstra Buat Cegah DBD: Tanam Lavender dan Sereh, Pelihara Ikan Cupang

bachkim24h.com, JAKARTA – Masyarakat harus rutin melakukan pemusnahan sarang nyamuk (PSN) agar kasus demam berdarah dengue (DBD) tidak meningkat di bulan April. Selain itu, apa yang bisa dilakukan?

“Setiap tahun pola kasus DBD akan sama, mulai meningkat pada bulan Desember dan puncaknya pada bulan April lalu menurun lagi,” kata pakar kesehatan masyarakat Dr Ngabila Salama.

Saat musim hujan tiba, jumlah genangan air akan semakin banyak dan berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Belum lagi kelembapan yang tinggi saat musim hujan membantu nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah lebih mudah.

Perilaku nyamuk ini berbahaya karena pada musim seperti ini kekebalan tubuh manusia mudah menurun. Masyarakat juga diimbau untuk rutin melakukan PSN dengan metode 3M Plus, yakni menguras tangki air, menutup tangki air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Sementara itu, beberapa hal positif yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan menanam tanaman anti nyamuk seperti tanaman lavender dan serai, memantau area yang bisa menjadi tempat penampungan air, dan beternak ikan pemakan jentik nyamuk seperti cupang. Disarankan juga untuk menggunakan obat nyamuk.

Di sisi lain, masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih seperti tidak menggantung pakaian di tempat yang menjadi sumber sarang dan jentik nyamuk, mengaktifkan program Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan melakukan penyemprotan nyamuk.

“Nyamuk DBD aktif pada jam 8-10 pagi dan jam 4-6 sore, sebaiknya dilakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan lotion antinyamuk,” kata Ngabila yang juga staf teknis komunikasi transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan.

Lebih lanjut Ngabila menyebutkan perlunya pengaktifan PSN pada sembilan lembaga, yaitu tatanan hidup mandiri sehat masyarakat, tatanan permukiman dan fasilitas umum, tatanan satuan pendidikan, tatanan unit pemasaran, tatanan pariwisata, tatanan transportasi dan lalu lintas jalan yang terorganisir, tatanan perkantoran dan industri, tatanan perlindungan sosial serta upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.