Categories
Teknologi

Penipuan Deepfake AI Bikin Resah, Kominfo Ingatkan Masyarakat Tentang Hal Ini

bachkim24h.com, Jakarta – Maraknya penipuan dengan menggunakan teknologi palsu menimbulkan kekhawatiran di industri bisnis di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan warga akan pentingnya edukasi mengenai teknologi ini agar tidak menjadi korban.

Penipuan adalah kejahatan yang menggunakan teknologi untuk membuat video atau suara yang tampak nyata.

Direktur Senior Aplikasi IT Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyoroti perkembangan penyalahgunaan AI buatan yang semakin marak.

“Dampak dari produk palsu sangat luas, banyak terjadi kasus penipuan dalam penggunaannya, contoh penipuan yang serius dalam bisnis adalah penggunaan penipuan yang mendalam untuk membuat karyawan atau pimpinan perusahaan menipu karyawan lain untuk menuruti perintah penjahat, kata Semuel dalam acara peluncuran white paper VIDA Deepfake Shield, Rabu (24/4/2024).

Meski Kominfo belum menemukan adanya kasus penipuan yang melibatkan kecerdasan buatan di industri bisnis Indonesia, penipuan berbasis AI jenis ini juga terjadi di negara lain.

Semuel mengatakan penipuan yang melibatkan teknologi palsu pernah terjadi di Hong Kong dan Kominfo tidak ingin perusahaan yang berbisnis di Indonesia mengalami kejadian serupa.

Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat dan dunia usaha di Indonesia untuk mewaspadai segala bentuk penipuan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

“Dalam mengidentifikasi kemungkinan adanya penipuan, kita harus cermat mencermati informasi audio dan video tersebut. Jika ada kejanggalan, kita harus waspada,” kata Semuel.

Mengingat data palsu menjadi ancaman serius terhadap keamanan data online perusahaan-perusahaan di Indonesia, Semuel mengingatkan perlunya pembaruan teknologi keamanan digital yang digunakan.

Pada peluncuran whitepaper VIDA Deepfake Shield, Semuel mengapresiasi upaya VIDA dalam memberikan solusi kepada perusahaan untuk meningkatkan perlindungan terhadap deepfake AI.

“Saya mengapresiasi inovasi VIDA sebagai salah satu Penyedia Layanan Otentikasi Elektronik (EPrE) Indonesia yang telah mengembangkan solusi pertahanan berlapis untuk mendeteksi dan memitigasi penipuan siber secara efektif,” kata Semuel.

Sekadar informasi, VIDA Deepfake Shield adalah solusi perlindungan multi-lapis canggih yang dirancang untuk mendeteksi dan memitigasi deepfake.

Perusahaan keamanan digital VIDA meluncurkan sistem keamanan baru. Sistem ini disebut-sebut bisa menjadi solusi untuk mencegah ancaman palsu dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Salah satu penyalahgunaan AI yang paling populer adalah kedalaman. Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk meniru wajah dan suara seseorang secara realistis.

Niki Luhur, pendiri dan CEO VIDA Group, pada peluncuran buku putih: ‘APA ITU PALSU?: Apakah perusahaan di Indonesia siap memerangi penipuan dengan AI?’ menekankan potensi bahaya penyalahgunaan AI tingkat lanjut.

Niki berkata: “Teknologi deepfake mengantarkan era baru ancaman dunia maya yang dapat langsung menghancurkan kepercayaan dan keamanan dalam interaksi bisnis digital.”

Selain itu, ditemukan bahwa banyak perusahaan dan pedagang masih belum menyadari bahaya eksploitasi yang mendalam.

“Hal ini mengkhawatirkan karena banyak profesional yang beroperasi tanpa menyadarinya, sehingga rentan terhadap bentuk penipuan digital yang secara langsung dapat mengurangi kepercayaan dan keamanan,” kata Niki.

Penyalahgunaan deepfake dapat mengancam identitas seseorang dan meningkatkan risiko reputasi buruk terhadap keamanan bisnis.

Data VIDA menunjukkan 58 persen profesional di Indonesia belum mengenal teknologi AI, termasuk kecerdasan buatan. Oleh karena itu, VIDA kini memperkenalkan Deepfake Shield.

VIDA Deepfake Shield adalah pertahanan berlapis canggih yang dirancang untuk memungkinkan bisnis digital mendeteksi dan memitigasi penipuan serius.

Ini adalah fitur utama VIDA Deepfake Shield untuk melindungi perusahaan dari serangan Deepfake. Verifikasi Identitas Real-Time: Dengan memverifikasi identitas secara instan, VIDA memastikan bahwa transaksi tetap cepat dan aman, secara langsung mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh pemalsuan. Integrasi yang mulus antar sistem: Dirancang dengan mempertimbangkan fleksibilitas, sistem ini mudah diintegrasikan ke dalam infrastruktur yang ada, meningkatkan keamanan tanpa mengganggu pengalaman pengguna. Perlindungan Tingkat Lanjut: Menggunakan teknologi canggih seperti biorecognition dan pencegahan serangan biometrik, VIDA Deepfake Shield memberikan perlindungan terhadap teknik penipuan digital tercanggih, termasuk deepfake, serangan phishing, dan serangan jarum.

Saat meluncurkan sistem keamanan ini, Sati Rasuanto, salah satu pendiri dan presiden VIDA, menyimpulkan pentingnya kesadaran akan ancaman besar ini.

“Peluncuran VIDA Deepfake Shield dan white paper terbaru menunjukkan komitmen VIDA dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pemalsuan,” kata Sati.