Categories
Bisnis

Wall Street Melesat, Indeks S&P 500 Tembus Level Tertinggi Baru, Ini Pendorongnya

bachkim24h.com, New York – Wall Street menguat tipis. Bahkan indeks S&P 500 naik ke level tertinggi baru dan mengakhiri rekor tertinggi sepanjang masa. Hal ini berdasarkan laporan ketenagakerjaan terbaru Amerika Serikat (AS), yang menghidupkan kembali harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Federal Reserve) atau bank sentral AS.

Mengutip laman CNBC, pada Sabtu (6/7/2024), indeks S&P 500 naik 0,54 persen menjadi 5.567,19. Indeks Nasdaq bertambah 0,90 persen menjadi 18.352,76. Kedua tolok ukur Wall Street mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan berakhir pada titik tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 mencatatkan rekor penutupan ke-34 pada tahun 2024. Indeks Dow Jones bertambah 0,17 persen atau 67,87 poin menjadi 39.375,87.

Sepanjang sepekan, indeks acuan berada di zona hijau. Indeks Nasdaq naik 3,5 persen. Indeks S&P 500 naik hampir 2 persen selama periode tersebut. Indeks Dow Jones naik hampir 0,7 persen.

Reli S&P 500 pada tahun 2024 telah tumbuh menjadi 16,7 persen, dengan indeks acuan mencatat kenaikan pertamanya dalam empat minggu. Pasalnya, investor bertaruh bahwa segala pelemahan ekonomi di akhir tahun 2024 akan teratasi dengan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Sedangkan indeks Nasdaq akan naik 22,3 persen pada tahun 2024.

Data ketenagakerjaan yang dipantau secara luas yang dirilis pada Jumat pagi, 5 Juli 2024, menunjukkan peningkatan nonfarm payrolls sebesar 206.000 pada Juni 2024. Namun, ada sedikit peningkatan pada tingkat pengangguran, yaitu meningkat sebesar 4,1 persen. Para ekonom sebelumnya memperkirakan tingkat pengangguran stabil sebesar 4 persen.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS turun karena laporan meningkatnya pengangguran menyebabkan Federal Reserve (Federal Reserve) memangkas suku bunganya pada akhir tahun ini.

 

Investor meningkatkan taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan September, dengan kemungkinan penurunan sebesar 25 basis poin meningkat menjadi 77 persen, naik dari 64 persen pada minggu lalu, menurut alat FedWatch CME Group.

“Di satu sisi, dengan revisi ke bawah pada bulan-bulan sebelumnya dan kenaikan tingkat pengangguran meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, pasar obligasi benar-benar memberi sinyal akan hal ini,” kata Seema Shah, ahli strategi global senior di Key. Manajemen Aset. .

Dia mengatakan angka-angka ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran mengenai arah perekonomian AS. “Sejumlah besar data ekonomi menunjukkan kelemahan, dan laporan hari ini menambah gambaran tersebut,” katanya.

Di sisi lain, harga saham Tesla naik lebih dari 2 persen, membukukan kenaikan mingguan sekitar 27 persen. Harga saham Apple melonjak lebih dari 2 persen ke level tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, harga saham Nvidia turun hampir 2 persen setelah menurunkan peringkat rekomendasi Wall Street yang mengindikasikan terbatasnya keuntungan bagi pembuat chip tersebut. Namun dalam sepekan, harga saham Nvidia naik 1,7 persen.

Sebelumnya, saham-saham teknologi terkemuka di Wall Street berhasil membukukan kenaikan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan. Kenaikan ini meredakan kekhawatiran pasar mengenai perlambatan aktivitas ekonomi setelah pendapatan kuartal pertama yang kuat.

Melansir Forbes, Kamis (27/4/2024), Nasdaq, indeks acuan emiten teknologi, naik 2% menjadi 15.927,90 pada Jumat 26 April 2024, mencapai titik tertinggi sejak 22 Februari, sedangkan S&P 500. naik 1% menjadi 5.099,96. Dow Jones Industrial Average bertambah 0,4 persen menjadi 38.239,66.

Untuk minggu ini, indeks S&P 500 naik 2,7 persen. Indeks Nasdaq naik 4,2 persen dan indeks Dow Jones naik 0,7 persen di Wall Street. Mengutip CNBC.

Reli pasar ini terjadi setelah Microsoft dan Alphabet melaporkan pendapatan kuartal pertama yang mengalahkan ekspektasi Wall Street. 

Berdasarkan data FactSet, Microsoft membukukan pendapatan sebesar $61,9 miliar atau setara Rp1,005 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp16.241 per dolar AS) dan raksasa mesin pencari itu mengakhiri kuartal tersebut dengan penjualan sebesar 80,5 miliar dolar atau sama dengan Rp. 1,307 miliar.

 

Saham Microsoft naik 2% menjadi $408 atau setara Rp 1 triliun.

Alphabet juga meluncurkan dividen tunai sebesar US$0,20 atau setara Rp3.248 per saham dan mengumumkan rencana buyback senilai US$70 miliar atau setara Rp1.136 triliun.

Di sisi lain, saham teknologi lainnya, Amazon, mengakhiri penurunan dua hari berturut-turutnya dengan membukukan kenaikan 3,5% pada hari Jumat. 

Beginilah cara investor memposisikan raksasa teknologi itu menjelang laporan pendapatannya pada 30 April, yang diperkirakan sebesar 82 sen per saham dari 31 sen per saham. tahun yang lalu.

Jumlah uang yang diperoleh investor dari saham-saham teknologi setelah reli hari Jumat adalah $317 miliar atau setara Rp 5,148 triliun.