bachkim24h.com, Jakarta – Miliarder hedge fund Bill Ackman dan istrinya Neri Oxman membeli hampir lima persen saham Tel Aviv Stock Exchange di Israel.
Dikutip CNBC, ditulis Kamis (25/1/2024), bursa mengumumkan pembelian saham di Bursa Efek Tel Aviv melalui keterangan resmi pada Rabu 24 Januari 2024. Pengumuman itu terjadi di saat Israel bursa saham mengumumkan penawaran sekunder dengan harga 17.156.677 lembar saham, atau 18,5 persen dari nilai pasarnya pada 20,60 shekel atau $5,50 per saham.
Pembelian saham Bill Ackman dan istrinya diperkirakan bernilai sekitar US$25 juta atau sekitar Rp392,56 miliar (dengan asumsi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sekitar 15.702) berdasarkan perhitungan CNBC.
“Transaksi ini menarik minat yang kuat dari investor di Israel, Amerika Serikat, Eropa dan Australia, yang mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap Bursa Efek Tel Aviv dan perekonomian Israel secara umum,” kata pernyataan itu.
Pembeli saham terkemuka termasuk Neri Oxman dan Bill Ackman, yang setuju untuk membeli sekitar 4,9 persen saham TASE (Tel Aviv Stock Exchange). Bursa Efek Tel Aviv akan menggunakan penjualan saham untuk berinvestasi pada infrastruktur teknologi.
Bill Ackman, pendiri dan CEO Pershing Square Capital Management yang berbasis di New York, telah menjadi pendukung vokal Israel sejak serangan teroris Hamas pada 7 Oktober yang memicu invasi darat Israel ke Jalur Gaza. Istrinya, Neri Oxman, adalah seorang desainer dan profesor arsitektur Amerika-Israel.
Menurut laporan Bloomberg, pembelian tersebut merupakan investasi pertama Ackman di Israel sejak dimulainya perang. Ackman sebelumnya terlibat perselisihan dengan Universitas Harvard, almamaternya, setelah lebih dari 30 kelompok mahasiswanya menandatangani pernyataan yang menyalahkan sepenuhnya atas serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang di Israel .
Ackman menggunakan jejaring sosial X, sebelumnya Twitter, untuk menuntut agar Harvard mengungkapkan nama mahasiswanya agar perusahaan Wall Street tidak mempekerjakan mereka.
Dia kemudian menerbitkannya di Platform
Ackman kemudian mendorong pengunduran diri Gay, menuduh pemimpin akademis tersebut bersalah atas plagiarisme dan tidak berbuat cukup banyak untuk memerangi anti-Semitisme di universitas.
Meskipun berhasil mempertahankan posisinya setelah memberikan kesaksian pada sidang Kongres yang memanas tentang ujaran kebencian dan anti-Semitisme di kampus, kontroversi tersebut menyebabkan pemecatan Gaye pada awal Januari.
Sebelumnya diberitakan, konflik antara Israel dan Hamas diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi di zona euro. Perkiraan ini diungkapkan oleh bank investasi AS Goldman Sachs.
Analis ekonomi Goldman Sachs Eropa Katya Vashkinskaya mengatakan dalam catatan penelitiannya pada peluncuran CNBC International, Senin (11/06/2023) bahwa konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas dapat mempengaruhi perekonomian Eropa melalui pengurangan perdagangan regional.
Risiko-risiko ini juga mencakup kondisi keuangan yang lebih ketat, harga energi yang lebih tinggi, dan kepercayaan konsumen yang lebih rendah.
Kekhawatiran meningkat di kalangan ekonom bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke Timur Tengah, di mana Israel dan Lebanon saling bertukar rudal ketika Israel terus membom Gaza, yang mengakibatkan banyak korban sipil dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Meskipun ketegangan dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi Eropa melalui perdagangan, Vashkinskaya menekankan bahwa paparan terhadap benua ini terbatas, mengingat bahwa zona euro mengekspor sekitar 0,4 persen PDB ke Israel dan negara-negara tetangganya, sedangkan paparan perdagangan Inggris lebih kecil, yaitu 0,2 persen PDB. . .
Cara paling penting dan berpotensi menimbulkan dampak penyebaran ketegangan terhadap perekonomian Eropa adalah melalui pasar minyak dan gas, kata Vashkinskaya.
“Pasar komoditas telah mengalami peningkatan volatilitas sejak konflik saat ini, dengan harga minyak mentah Brent dan gas alam Eropa masing-masing meningkat sebesar 9 persen dan 34 persen pada puncaknya,” jelasnya.
Tim komoditas Goldman mempertimbangkan serangkaian skenario negatif di mana harga minyak bisa naik 5 hingga 20 persen di atas harga terendah, tergantung pada tingkat keparahan guncangan pasokan minyak.
“Kenaikan harga minyak sebesar 10 persen yang berkelanjutan biasanya mengurangi PDB riil kawasan euro sekitar 0,2 persen setelah satu tahun dan meningkatkan harga konsumen hampir 0,3 poin persentase selama periode tersebut, dengan dampak serupa terlihat di Inggris,” kata Vashkinskaya.
Menurutnya, tantangan terbesar adalah evolusi harga gas, karena pertumbuhan harga didorong oleh pengurangan ekspor LNG (gas alam cair) global dari ladang gas Israel.
“Meskipun perkiraan tim komoditas kami menunjukkan kenaikan signifikan pada harga gas alam Eropa, jika terjadi skenario pengurangan pasokan di kisaran 102-200 euro/MWh, kami yakin respons kebijakannya adalah memulihkan biaya energi yang ada atau memulihkan biaya energi sebelumnya. biaya energi. “Kebijakan yang mendukung akan memitigasi dampak terhadap pendapatan yang dapat dibelanjakan dan mendukung dunia usaha jika risiko tersebut terjadi,” tambahnya.