bachkim24h.com, Jakarta – Pasar saham kawasan Asia Pasifik atau bursa saham Asia bergerak berbeda pada perdagangan Jumat ini. Pada sesi perdagangan sebelumnya aksi jual disebabkan oleh lemahnya data inflasi Tiongkok.
Merujuk CNBC, Jumat (12/4/2024), investor saham Asia menantikan data perdagangan China bulan Maret yang akan dipublikasikan hari ini. Para ekonom memperkirakan ekspor Tiongkok akan turun 2,3% YoY. Hal ini terjadi setelah kenaikan inflasi di negara tersebut lebih lemah dari perkiraan.
Sedangkan menurut perkiraan awal, pertumbuhan ekonomi Singapura atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I tahun 2024 akan meningkat sebesar 2,7% YoY. Angka tersebut lebih cepat atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 2,2% yang tercatat pada kuartal IV tahun 2023.
Bank sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneternya tetap stabil, tidak mengubah ruang lingkup dan luas kebijakan tersebut. Berbeda dengan negara lain, Singapura menggunakan patokan nilai tukar untuk kebijakan moneternya, dibandingkan menggunakan suku bunga acuan.
Tingkat pengangguran Korea Selatan naik pada bulan Maret menjadi 2,8%, karena investor menunggu keputusan suku bunga Bank Sentral Korea.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,38%, tetapi indeks saham kecil Kosdaq naik 0,62%.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51%, sedangkan Topix berbasis luas naik 0,53%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,25%.
Namun indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di level 17,014, mengindikasikan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan Hang Seng Hong Kong di level 17,095.03.
Indeks harga saham Amerika Serikat (AS) atau biasa disebut Wall Street bergerak menguat pada akhir perdagangan Kamis.
Indeks S&P 500 melonjak dan Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertingginya didukung oleh saham-saham teknologi. Wall Street telah mundur dari kemunduran sebelumnya di tengah kekhawatiran mengenai berlanjutnya inflasi.
Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), S&P 500 naik 0,74% menjadi ditutup pada 5.199,06. Nasdaq Composite bertambah 1,68% untuk mengakhiri hari di 16,442.20, mencetak rekor tertinggi.
Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 2,43 poin atau 0,01% menjadi 38.459,08.
Saham-saham teknologi mengangkat S&P 500 dan Nasdaq Composite ke wilayah positif pada tengah hari perdagangan Kamis karena investor membeli saham-saham yang telah turun tajam sejak awal minggu.
Beberapa saham masuk dalam daftar perkasa “Magnificent Seven” pada perdagangan Kamis. Sekadar informasi, pada tahun 2023, analis Bank of America Michael Hartnett mulai menggunakan frasa “Magnificent Seven” untuk menggambarkan saham-saham teknologi berkapitalisasi besar yang berada di indeks S&P 500.
Nvidia melonjak 4,1%. Amazon bertambah 1,7% mencapai sesi tertinggi, sementara Alphabet naik lebih dari 2%.
Apple melonjak 4,3% setelah Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan tersebut akan mengalihkan lini produk Mac ke chip yang berfokus pada kecerdasan buatan. Saham pembuat iPhone ini mencatatkan hari terbaik sejak Mei 2023.