Categories
Bisnis

Muhammadiyah Buka Alasan Alihkan Dana dari BSI ke Bank Lain

bachkim24h.com, Jakarta Muhammadiyah diketahui melakukan pengalihan dana tabungan dan dana abadi dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Perdana Menteri (PP) pun angkat bicara mengenai masalah ini.

Ketua Umum PP Ekonomi Halal, Bisnis dan Industri Halal Anwar Abbas mengatakan, keputusan pengalihan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) diambil untuk mencegah kemungkinan persaingan antar bank syariah lainnya.

Anwar Abbas mengungkapkan, rasio pendanaan Muhammadiyah di BSI terlalu besar, sedangkan pendanaan di bank syariah lainnya masih kecil. Dari sisi bisnis, hal ini dapat menimbulkan risiko kemacetan.

“Jadi bank syariah lain tidak bisa bersaing dengan margin yang ditawarkan BSI, baik dari penempatan aset maupun pembiayaan. Anwar yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu (6 Mei 2024), mengatakan, “Jika hal ini terus berlanjut, tentu persaingan antar bank syariah yang ada saat ini tidak akan sehat dan itu tentu tidak kita inginkan.”

Anwar menegaskan, Muhammadiyah berkomitmen tinggi dalam mendukung perbankan syariah. Maka Muhammadiyah terus merasionalisasi dan mengkonsolidasikan urusan keuangannya.

Dengan demikian, Muhammadiyah dapat berkontribusi dalam menciptakan persaingan yang sehat antar bank syariah yang ada, apalagi jika dunia perbankan syariah dikaitkan dengan Muhammadiyah.

Anwar mengatakan: “Untuk itu, Muhammadiyah merasa perlu mengatur banyak hal yang berkaitan dengan urusan keuangannya, termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia perbankan, terutama yang berkaitan dengan model keuangannya dan modal yang diterimanya.

Sebelumnya diberitakan, Muhammadiyah memutuskan untuk mentransfer uang dari BSI ke beberapa bank syariah lainnya. Hal ini tertuang dalam Memorandum Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Penggabungan Dana yang diterbitkan pada 30 Mei 2024.

BSI pun sudah merespons kabar ini. Sekretaris Perusahaan BSI Wisnu Sunandar mengatakan BSI tetap berkomitmen memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan (mashlahat) berdasarkan syariat Islam.

Perusahaan akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Terkait pemasukan modal dengan PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk tetap menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengembangkan berbagai sektor perekonomian umat. yang menjadi tulang punggung perekonomian negara,” kata Wisnu dalam keterangan terpisah.

Wisnu mengatakan BSI tetap berkomitmen menjadi lembaga perbankan yang melayani seluruh lapisan masyarakat, baik institusi maupun individu, untuk meningkatkan inklusi dan penetrasi keuangan syariah.

Ia mengatakan BSI berupaya menjadi bank yang modern dan inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap berpegang pada prinsip syariah.

 

Categories
Bisnis

BRIS Siapkan Belanja IT Sebesar Rp 1,5 Triliun di 2024

bachkim24h.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyiapkan belanja modal Rp 1,5 triliun untuk IT. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan anggaran belanja TI pada tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho menjelaskan pada tahun 2022, BSI menganggarkan belanja TI sebesar Rp350 miliar. Angka tersebut akan meningkat pada tahun 2023 menjadi Rp 1,32 triliun.

Pengeluaran TI ini terutama dialokasikan ke empat bidang utama. Diantaranya adalah bidang keamanan dan belanja infrastruktur.

BSI juga telah mengakuisisi beberapa perangkat stabilisasi infrastruktur serta untuk tujuan pengembangan komersial, khususnya digital, dll.

“Nah tahun 2024 kemarin manajemen sudah sepakat, kita tambah lagi. Jadi untuk IT kita keluarkan di tahun 2024, kita anggarkan Rp 1,5 triliun, artinya lebih tinggi lagi dibandingkan tahun 2023,” jelas Ade saat memaparkan kinerja BSI. pada Kamis (1/2/2024).

Oleh karena itu, belanja TI tahun ini sebagian besar akan dialokasikan pada bidang penunjang bisnis, sedangkan pada tahun 2023 belanja TI lebih difokuskan pada bidang keamanan.

“Jadi itu yang kami harapkan, kombinasi solusi yang lengkap dengan keamanan yang baik dengan biaya yang cukup tinggi. Kami berharap ini bisa menjadikan bank ini sebagai salah satu bank terbaik untuk praktik IT,” tambah Ade.

BSI berhasil mempertahankan kinerja keuangannya dan terus tumbuh secara mengesankan meskipun terdapat tantangan dan ketidakpastian perekonomian global akibat meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Keberhasilan BSI mempertahankan kinerja positif ditunjukkan dengan pencapaian laba yang meningkat 33,88% (year-on-year) menjadi Rp5,70 triliun pada akhir tahun 2023.

Kontributor utama terhadap kinerja positif BSI antara lain pembiayaan, penggalangan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategis yang tepat serta model bisnis yang fleksibel dan digital.

Pada akhir tahun 2023, jumlah pengguna BSI Mobile akan mencapai 6,3 juta orang, dimana 86% diantaranya akan membuka akun onboarding (OOB).

Untuk meningkatkan layanan BSI di seluruh Indonesia, saat ini BSI telah memiliki lebih dari 1.100 cabang di seluruh Indonesia, 2.564 ATM dan 86.200 agen penjualan BSI Smart yang siap melayani masyarakat Indonesia.