bachkim24h.com, Jakarta – Elon Musk kembali muncul ke permukaan, kali ini ia harus membayar denda sebesar USD 600 ribu atau Rp 9,4 miliar kepada mantan karyawan Twitter – kini bernama X.
Keputusan ini diambil setelah pengadilan Irlandia memutuskan bahwa karyawan X/Twitter dipecat secara tidak adil.
Masalah bermula ketika bos X mengirim email ke seluruh karyawan Twitter pada November 2022, memerintahkan mereka untuk setuju bekerja lebih keras dan bekerja lebih lama.
Jika tidak menyetujui persyaratan tersebut, karyawan Twitter akan menghadapi PHK, menurut RTE melalui Engadget, Kamis (15/8/2024).
Sebuah email berjudul “Sesuatu sedang dalam perjalanan” memberi staf waktu 24 jam untuk menerima jaminan tersebut.
Bagi yang tidak mengklik “Ya” di email, maka akan dikeluarkan dan diberikan gaji tiga bulan.
Aspek dan keputusan Pengadilan
Salah satu karyawan yang memilih untuk tidak menjawab “Ya” pada email tersebut, mantan eksekutif Twitter Gary Rooney, baru-baru ini memenangkan gugatan terhadap perusahaan tersebut.
Komisi Hubungan Tempat Kerja (WRC) Irlandia memutuskan bahwa pemecatan Rooney tidak adil.
Wasit WRC Michael MacNamee menyebut keputusan bos Tesla itu tidak adil, dan menegaskan bahwa penolakan lisensi tidak boleh dijadikan alasan.
MacNamee mengatakan tenggat waktu 24 jam tidak masuk akal karena karyawan memerlukan lebih banyak waktu untuk memikirkan pekerjaan di masa depan.
“Tidak ada karyawan di Twitter/X yang dapat disalahkan karena menolak tekanan untuk membuat pengakuan secara tegas,” katanya.
Di sisi lain, mantan CEO Twitter, Omid Kordestani, menggugat X atas saham senilai 20 juta dolar (sekitar Rp 319 miliar) yang menurutnya ditolak perusahaan untuk dibayarkan.
Kordestani dikenal sebagai CEO Twitter pada 2015 hingga 2020. Ia juga duduk di dewan direksi hingga dibeli Elon Musk pada 2022.
Kordestani mengajukan gugatan terhadap Elon Musk, menurut Engadget, pada Senin 9 Agustus 2024, di Mahkamah Agung California, Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan gugatan tersebut, Kordestani bersedia meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi di Google untuk bergabung dengan Twitter, yang menawarkan gaji ‘minimum’ sebesar USD 50.000 (sekitar $800 juta).
Namun Twitter memberikan janji-janji manis dalam bentuk sharing, terutama beberapa kisah sukses dan beberapa elemen tersebut.
“Bagiannya, senilai $20.112.000, seharusnya dibayarkan ketika Elon Musk membeli Twitter dan mengambil alih dewan direksi, namun X gagal melakukannya,” demikian bunyi gugatan tersebut.
“X Corp. berusaha mengambil keuntungan dari tujuh tahun pengabdian Omid Kordestani di Twitter tanpa membayarnya, meskipun persyaratan kontrak mengharuskan X Corp. untuk melakukannya,” lanjutnya.
Beberapa tuntutan hukum telah diajukan setelah tweet Musk dari karyawan yang mengatakan mereka tidak dibayar sebagaimana mestinya setelah dipecat atau dipecat.
Mantan eksekutif Twitter menggugat Musk dan X awal tahun ini, mengklaim mereka dipecat “tanpa alasan” dan berhutang gaji jutaan dolar.
Gugatan terbaru menuduh bahwa “Kordestani adalah salah satu mantan karyawan Twitter yang kompensasinya ditahan secara ilegal oleh X Corp setelah Elon Musk membeli perusahaan tersebut pada Oktober 2022.”
Platform
Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah pemecatan lebih dari 6.000 karyawan yang dilakukan Musk setelah mengakuisisi perusahaan tersebut. Diduga dia tidak membayar penuh gaji laundry kepada mantan karyawan Twitter.
Kabar terkini, Elon Musk lolos dari tuntutan hukum mantan karyawannya. Gugatan yang dimaksud merupakan gugatan class action yang diajukan mantan karyawan Twitter Courtney McMillian.
Keluhan tersebut menuduh bahwa berdasarkan Undang-Undang Keamanan Pendapatan Karyawan federal (ERISA), Twitter harus membayar gaji tiga bulan kepada karyawan yang dipecat.
McMillian meminta gaji tambahan sebesar $500 juta, atau sekitar 8 triliun rubel. Namun, pada hari Selasa, Hakim Distrik AS Trina Thompson dari Distrik Utara California mengabulkan permintaan Musk untuk menolak gugatan class action tersebut.
Hakim Thompson memutuskan bahwa rencana pemberhentian Twitter gagal berdasarkan ERISA karena Twitter menerima pemberitahuan mengenai rencana pembayaran lainnya sebelum pemberhentian tersebut.