Categories
Bisnis

PLN Terbitkan Sertifikat EBT untuk Produsen Bahan Baterai Kendaraan Listrik

bachkim24h.com, Jakarta PT (Persero) telah menerbitkan Sertifikat Penggunaan Listrik (EBT) baru atau Sertifikat Energi Terbarukan (REC) kepada Ceria Group, salah satu produsen komponen baterai kendaraan listrik terbesar di Wolo, Kabupaten Kolaka Tenggara, Sulawesi

Derian Sakmiwata, CEO Ceria Group, mengatakan Ceria memelopori penggunaan REC dalam industri pemurnian nikel terintegrasi. (Mulut saya meleleh.) Dan inisiatif ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung industri nikel yang berkelanjutan, memastikan bahwa setiap langkah produksi nikel Ceria didukung oleh energi dan sumber yang ramah lingkungan. Energi terbarukan terutama berasal dari jaringan listrik, tenaga angin, gas turbin, dll. “Dengan dukungan PLN, Ceria siap memimpin transisi industri nikel menuju masa depan yang berkelanjutan. “Langkah ini menunjukkan komitmen Ceria sebagai pionir produksi nikel ramah lingkungan. Ini sungguh bermanfaat bagi lingkungan, masyarakat, dan bangsa,” kata Derian, Selasa (21/5/2024).

REC merupakan inisiatif PLN untuk mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.

RECs diterbitkan oleh PLN dan diterima di negara lain oleh APX, Inc. selaku operator Globally Traded Instruments for Renewable Energy (TIGRs), yang menunjukkan bahwa listrik yang digunakan Ceria berasal dari sumber energi terbarukan. Setiap unit sertifikat REC dihitung sebagai 1 megawatt-jam (MWh) listrik. Perjanjian Pembelian REC

Selain penandatanganan perjanjian jual beli REC, PLN dan Ceria juga menandatangani perjanjian pinjaman penggunaan lahan untuk pembangkit listrik berkapasitas interim (ITC).

Perjanjian REC dan ITC antara Ceria dan PLN menegaskan komitmen Ceria untuk memproduksi produk nikel ramah lingkungan melalui proses pirometalurgi dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan Feronikel dengan kandungan nikel 22. Percent Nickel Matte Converter menghasilkan kandungan nikel lebih tinggi dari 73 persen dan proses hidrometalurgi dengan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) menghasilkan endapan campuran hidroksida (MHP).

“Sertifikasi REC juga memastikan produk nikel Ceria memiliki jejak karbon yang kecil. (Green Footprint) yang mendukung isu keberlanjutan Sebagai bagian dari kebijakan Environmental, Social and Governance (ESG) perusahaan, penggunaan sertifikat REC oleh Ceria akan ditingkatkan secara bertahap dari 80.000 unit pada tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit pada tahun 2030,” ujarnya.

 

Pada saat yang sama Telah dilaksanakan amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PLN dan Ceria dengan total kapasitas 414 MVA atau sekitar 352 MW yang merupakan penyempurnaan teknis dan manajemen PJBTL yang telah ditandatangani pada tahun 2018. Ketenagalistrikan akan mulai beroperasi. akan didistribusikan secara bertahap pada pertengahan tahun 2024.

PLN akan memberikan tambahan listrik menggunakan Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik tenaga air terapung bertenaga gas alam. Kapasitas 2 x 60 MW dengan pelabuhan dan fasilitas pendukungnya di kawasan Ceria, rencananya akan dibangun mitra PT PLN, Indonesia Power (IP).

Fokus pembangunan pelabuhan, tangki LNG, dan pabrik regasifikasi LNG di kawasan Ceria akan dilakukan oleh Energi Primer Indonesia (EPI), anak perusahaan PT PLN, tambah Derian.

“BMPP berbahan bakar gas ini akan terkoneksi dengan gardu induk Smelter PLN Kolaka untuk menjaga keandalan pasokan listrik smelter Ceria,” tutupnya.

Mengganti batu bara dengan biomassa sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) atau co-burning. Hal ini dinilai membawa banyak dampak positif. baik terhadap lingkungan hidup maupun terhadap perekonomian dan masyarakat

Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC), IPB University, Dr Meika Syahbana Rusli mengatakan, penggunaan biomassa sebagai pengganti batu bara di PLTU berdampak positif terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dari pembakaran batu bara Untuk menjadikannya internal Sejalan dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Selain itu, penerapan sistem cofiring biomassa juga dinilai tepat dilakukan di Indonesia yang memiliki potensi lahan kering yang sangat tinggi.

“Lahan kering ini cocok untuk budidaya tanaman energi. Sebagian besar wilayah kering belum produktif. Ditumbuhi alang-alang, rerumputan, atau pepohonan tak terpakai, di Pulau Jawa terdapat 1 juta hektar lahan kering yang bisa Anda miliki. untuk dijadikan energi pada tanaman,” kata Megha, Senin (20/5/2024).

Sistem kehutanan energi dianggap sebagai cara yang tepat untuk mendorong penggunaan biomassa guna memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca melalui proyek cofiring PLTU.

Hutan Tanaman Energi Salah satu proyek perkebunan energi pertama dimulai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di daerah seperti Cilacap, Jawa Tengah, Tasikmalaya, Jawa Barat dan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Meika percaya bahwa proyek ini perlu ditingkatkan dengan keterlibatan lebih lanjut dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat lokal. Selain itu, penerapan kehutanan berkelanjutan mempunyai manfaat jangka panjang. Pohon tersebut dapat terus tumbuh dalam jangka waktu yang lama karena hanya menggunakan dahan atau dahan saja.

“Jadi ini juga sejalan dengan lingkungan. Spesies lestari dari pembangkit listrik ini atau pohon-pohon besar akan dipanen dan ditanam kembali di sana. Artinya pertanian tetap berjalan. Ini akan membantu melestarikan alam dan memberikan keteduhan. ruang terbuka Tidak ada erosi,” jelas Mega.

 

Meika menambahkan, pemanfaatan ruang terbuka sebagai hutan untuk budidaya energi dapat mengatasi permasalahan penting lahan.

Selain itu, proyek ini juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat. Pemanfaatan biomassa dari pohon yang ditanam masyarakat dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

“Sehingga kita bisa menciptakan ekonomi sirkular bagi masyarakat. Ada manfaat ekonomi langsung yang bisa dirasakan masyarakat. Ini benar-benar perekonomian kerakyatan,” jelas Mega.

Meika menjelaskan, banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti Kaliandra, Gamal, dan Lamtoro.

“Setelah beberapa saat Cabang-cabangnya dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa. sedangkan daunnya bisa dijadikan pakan ternak,” tutup Meika.

Penerapan proyek kehutanan energi dengan partisipasi masyarakat diharapkan dapat membantu mendorong pembentukan kelompok tani di wilayah sasaran proyek.

Categories
Otomotif

Menko Luhut Sebut Elon Musk Pertimbangkan Bikin Pabrik Baterai di Indonesia

bachkim24h.com, Jakarta Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan CEO Tesla Elon Musk sedang mempertimbangkan investasi baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

“Iya, itu tadi (soal kendaraan listrik) baterai yang dipikirkannya,” ujarnya usai peluncuran buku Sitarum Harum di Badung, Bali.

Luhut juga mengatakan, selain potensi investasi baterai Elon Musk, pihaknya juga menjajaki kemungkinan pendirian fasilitas pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.

Soal landasan peluncuran, masih dilakukan pengerjaan, kata Luhut.

Sementara itu, rencana investasi baterai Tesla Elon Musk muncul setelah pria pemilik SpaceX itu bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di World Water Forum (WWF) di Bali.

“Kami mengajukan proposal untuk melihat apakah di sini bisa dibangun pabrik baterai EV dengan prekursor katoda. Dia juga akan mempertimbangkannya,” kata Luhut.

Selain itu, Luhut juga menyebut kemungkinan Elon Musk siap menjadi anggota dewan Eureka AI, sebuah proyek kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan di Indonesia.

“Eureka AI selanjutnya akan berkolaborasi dengan Grok AI. Dia (Elon Musk) juga memiliki AI, dan Elon Musk siap menjadi direksi Eureka,” kata Luhut.