Categories
Sains

Bangkai Kapal Tertua di Dunia Ditemukan 1.800 Meter di Bawah Laut

LONDON — Sebuah kapal Zaman Perunggu yang tenggelam sekitar 3.300 tahun lalu telah ditemukan di dasar Laut Mediterania, bersama dengan muatan berupa ratusan toples utuh yang dulunya berisi barang dagangan.

Terletak sekitar 90 kilometer (56 mil) di lepas pantai utara Israel dan pada kedalaman 1.800 meter (6.000 kaki), kapal kuno ini merupakan kapal tertua yang pernah ditemukan di laut dalam.

Sejauh ini, semua bangkai kapal dari Zaman Perunggu – yang dimulai sekitar 5.000 tahun lalu – telah ditemukan di perairan dangkal dekat pantai. Misalnya, bangkai kapal tertua di dunia terletak di lepas pantai pulau Dokos Yunani dan diyakini tenggelam sekitar 4.200 tahun yang lalu.

Oleh karena itu, asumsi akademis saat ini adalah perdagangan pada masa itu dilakukan dengan pelayaran yang aman dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya, selalu terlihat dari pantai, jelas Jacob Sharvit, kepala unit maritim Kantor Purbakala Israel. pernyataan melalui email, seperti dilansir IFL Science.

“Penemuan kapal ini hari ini mengubah seluruh pemahaman kita tentang kemampuan navigasi kuno: ini adalah kapal pertama yang ditemukan pada jarak yang sangat jauh sehingga tidak ada daratan yang terlihat.”

“Mereka mungkin menggunakan benda langit untuk navigasi, dengan mengamati dan mengukur posisi Matahari dan bintang,” tambahnya.

Kapal dan muatannya terlihat selama inspeksi rutin bawah air oleh perusahaan eksplorasi dan produksi gas alam besar. Setelah memetakan lokasi tersebut, perusahaan menentukan bahwa kapal tersebut memiliki panjang antara 12 dan 14 meter (39 hingga 46 kaki) dan membawa ratusan amphorae Kanaan.

“Jenis kapal yang diidentifikasi berdasarkan muatannya dirancang sebagai cara paling efisien untuk mengangkut produk yang relatif murah dan diproduksi secara massal seperti minyak, anggur, dan produk pertanian lainnya seperti buah-buahan, jelas Sharvit.

Kehadiran kargo besar ini menunjukkan “hubungan komersial yang signifikan” antara negara asal kapal dan Levant kuno, tambahnya.

Pada tahap ini, sedikit yang diketahui tentang asal usul atau sejarah kapal tersebut, meskipun Sharvit mengatakan bahwa “kapal tersebut tampaknya tenggelam di bawah tekanan, baik karena badai atau upaya serangan pembajakan – kejadian umum di Zaman Perunggu Akhir.”

Untungnya, kapal tersebut akhirnya mendarat di dasar laut yang biru, terlindung dari gelombang, arus dan penyelam yang dapat menabrak dan merusak bangkai kapal di perairan dangkal.

Penemuan ini merupakan penemuan penting yang menawarkan wawasan baru mengenai perdagangan dan pelayaran di Mediterania kuno. Hal ini juga menunjukkan bahwa pelaut Zaman Perunggu lebih mampu melakukan perjalanan jarak jauh di laut terbuka dibandingkan perkiraan sebelumnya.