Categories
Kesehatan

5 Arahan Wapres Ma’ruf Amin untuk BKKBN terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

bachkim24h.com, Jakarta – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memberikan beberapa arahan kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terkait program Bangga Kencana dan Percepatan Penyusutan Perdesaan (PPS).  

“Tahun ini akan dievaluasi seluruh target dalam RPJMN 2020-2024, termasuk target prevalensi cicilan sebesar 14 persen pada tahun 2024. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian,” kata Ma’ ruf Amin. pada Rapat Kerja Nasional BKKBN di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Instruksi yang diberikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin adalah: Pertama, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program yang telah dilaksanakan. Baik terkait prestasi, pembelajaran maupun rekomendasi. Penilaian ini penting, agar program-program yang telah kita laksanakan dapat terus berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya. Kedua, Wapres meminta untuk mengidentifikasi dan menavigasi faktor-faktor yang menyebabkan lambatnya pencapaian penurunan stunting dalam dua tahun terakhir. Fokuskan strategi dan pendekatan pada pencegahan kerugian lebih lanjut, tanpa mengurangi intervensi terhadap anak-anak yang gagal. Memimpin berbagai intervensi kebijakan pada isu-isu leverage yang tinggi untuk mempercepat pengurangan kemacetan.

“Selain itu, saya meminta agar mereka tetap menjaga komitmen pimpinan dan visi terhadap program pengurangan pendekatan, baik di pusat maupun daerah, terutama di masa transisi dan pergantian kepemimpinan tahun ini.”

“Akhirnya saya menyampaikan apresiasi atas kerja keras saudara selama ini dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” ujar Wapres.

Tak lupa, Ma’ruf juga meminta partisipasi dan kontribusi seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk lembaga non-pemerintah, dalam mendukung pencapaian tujuan penurunan racht.

Mari kita jaga dan perkuat kerja sama, sinergi dan kolaborasi menuju Indonesia tanpa ada pemulihan hubungan. “Semoga Allah SWT selalu memberikan ‘inayahnya dan meridhoi segala ikhtiar kita semua,” harapnya.

Di awal pidatonya, Ma’ruf mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama dalam mengawal kebijakan pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

Ma’ruf pun menyentuh ibu kota Indonesia untuk mendapatkan Emas Indonesia. Menurutnya, dengan proyeksi penduduk usia produktif yang mendekati 70 persen dari total penduduk, maka bisa dikatakan modal besar menuju Indonesia Emas 2045 sebenarnya sudah tercurah.

Namun tugas selanjutnya adalah bagaimana memastikan potensi bonus demografi tersebut dapat dikelola dengan baik.

“Tentu kita ingin SDM yang ada benar-benar menjadi aset dan kekuatan bagi bangsa,” ujarnya.

“Selanjutnya, ketika kita menghadapi tantangan global yang dinamis dan beragam yang harus kita antisipasi, maka strategi dan kebijakan pembangunan manusia yang tepat dan komprehensif akan menjadi semakin penting,” tambahnya.

Dalam dua puluh tahun ke depan, lanjut Ma’ruf, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai lebih dari 9 miliar jiwa.

Kondisi ini tidak hanya dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia, namun juga urbanisasi dan arus migrasi.

Di sisi lain, sumber daya alam semakin terbatas, berbanding terbalik dengan meningkatnya kebutuhan penduduk. Tantangan lainnya termasuk pemanasan global, tren perkembangan teknologi, dan perubahan geopolitik.

“Oleh karena itu, saya menaruh harapan besar pada Program Bangga Kencana dan Percepatan Kemundurannya, agar tercipta SDM Indonesia yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.”

Untuk menghadirkan generasi penerus bangsa yang tangguh, unggul, berdaya saing, dan unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka program ini harus tanggap dan beradaptasi dengan kebutuhan sumber daya manusia.

Ma’ruf berharap program ini mampu memberikan kontribusi nyata dalam membangun keluarga dan masyarakat Indonesia yang sehat, terpelajar, bermoral, sejahtera dan sejahtera.

Lebih lanjut, Ma’ruf mengatakan daya saing suatu bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.

Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan percepatan pengentasan kemiskinan menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.

Stunting harus dihindari sejak awal di tingkat keluarga, dengan memastikan kecukupan gizi setiap anggota rumah tangga, pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, akses terhadap sanitasi dan air minum, perilaku bersih dan sehat, serta perawatan yang baik.

Keluarga juga harus lebih aktif mengakses layanan kesehatan, seperti pemeriksaan rutin ibu hamil, vaksinasi, dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.

Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah harus terus bersinergi untuk menjamin ketersediaan layanan kesehatan keluarga di Indonesia dengan kualitas yang semakin baik, pungkas Ma’ruf.