Categories
Sains

Ini Obat Termahal di Dunia, Harganya Mencapai Rp65,6 Miliar

JAKARTA – Obat termahal di dunia saat ini dipegang oleh Lenmeldi, obat terapi gen untuk metachromatic leukodystrophy (MLD). Harganya pun sangat mahal, mencapai 4,2 juta USD atau sekitar Rp 65,6 miliar. Kelangkaan penyakit ini menjadi salah satu alasan dibalik mahalnya biaya terapi gen.

MLD merupakan penyakit neurodegeneratif yang menyerang anak kecil. Penyakit ini menghilangkan kemampuan berbicara dan berjalan dengan cepat. Sekitar setengah dari penderitanya meninggal, dan sisanya hidup dalam keadaan vegetatif, sehingga memberikan beban berat bagi keluarga.

Meski menakutkan, MLD tergolong penyakit yang sangat langka. Di Amerika Serikat, hanya 40 anak yang didiagnosis menderita MLD setiap tahunnya.

Dalam laporan MIT Technology Review, Kamis (21/3/2024), Orchard Therapeutics, produsen Lenmeldy, sebuah terapi gen MLD, menjelaskan bahwa harga $4,2 juta mencerminkan nilai pengobatan ini bagi pasien dan keluarga. Orchard mempekerjakan 160 orang untuk mengembangkan Lenmeldi, lebih banyak dari jumlah anak yang dapat dirawat dalam beberapa tahun ke depan.

Namun, Maxx Chatsko, pendiri Solt DB, sebuah perusahaan yang mengumpulkan data produk bioteknologi, memperkirakan bahwa Lenmeldy akan kesulitan secara komersial, seperti terapi gen lainnya.

Terapi gen MLD disetujui di Eropa tiga tahun lalu dengan biaya yang relatif rendah. Namun, Orchard hanya menghasilkan $12,7 juta dalam penjualan produk pada sebagian besar tahun lalu, yang menunjukkan volume pasien yang sangat terbatas.

Meski harganya mahal, Lenmeldy menawarkan harapan bagi penderita MLD. Terapi gen ini menambahkan gen yang hilang ke sel sumsum tulang anak-anak, sehingga membalikkan akar penyebab kondisi di otak. Banyak anak yang menerima Lenmeldi dalam uji coba sejak tahun 2010 telah menunjukkan perkembangan luar biasa dan kehidupan normal.

Kelompok independen seperti Institute for Clinical and Economic Review (ICER) bahkan telah menetapkan bahwa terapi gen MLD memiliki nilai ekonomi, dengan perkiraan biaya antara USD 2,3 hingga USD 3,9 juta.

Mahalnya biaya terapi gen seperti Lenmeldy mungkin menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutannya. Salah satu contohnya adalah Glybera, terapi gen lain yang hanya dibeli satu kali sebelum ditarik dari pasaran karena tidak menunjukkan efektivitas yang cukup untuk memenuhi harga $1 juta.

Categories
Kesehatan

Dokter Ingatkan Tak Usah Mencium dan Memeluk Balita Saat Kumpul Lebaran

bachkim24h.com, Dwinanda Aydina, dokter anak dan subspesialis penyakit menular dan penyakit tropis Jakarta, memperingatkan agar tidak mencium bayi dan anak kecil saat berkumpul untuk merayakan. Kontak fisik, seperti berciuman dan berpelukan, bisa membuat anak kecil tidak nyaman.

“Anak-anak, terutama anak kecil, lebih rentan terhadap penyakit menular, jadi jangan cium, peluk saja,” kata Dwinanda.

Anda bisa berpegangan tangan dan menjalin ikatan dengan si kecil. Jadi Anda dapat menghemat waktu Anda dengan foto grup.

“Jadi untuk silaturahmi cukup berjabat tangan atau berfoto bersama. Hindari kontak fisik,” sarannya dalam wawancara online beberapa waktu lalu.

Menurut Dwinanda, penting bagi orang tua yang memiliki bayi untuk tidak mencium putra atau putrinya, serta tidak membalikkan badan dan menggendongnya seperti oleh-oleh. Keterlibatan orang tua dalam program ini sangat penting. Jika seseorang menatapmu, menjauhlah

Jika salah satu prinsip tersebut lemah atau berlebihan, menurut Dwinanda sebaiknya dibiarkan saja. Karena sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk melindungi anak-anaknya.

“Tentu saja saya tidak peduli apa kata orang. Karena anak ini adalah tanggung jawab orang tua, maka orang tua dilarang keras untuk mencium anaknya, menggendongnya sebagai oleh-oleh,” ujarnya.

Menurut Dwinanda, ada risiko tertular penyakit saat liburan. Terutama anak-anak yang masih lemah karena penyakitnya.

Oleh karena itu, mudik itu ibarat peristiwa besar. Ada risiko tertular. Bisa menular melalui droplet, udara, atau tangan kotor, jadi masih menjadi masalah, ”ujarnya. 

Setelah Anda mengetahui adanya risiko, penting untuk mengambil tindakan pencegahan agar tidak tertular penyakit tersebut.

Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

1. Mengenakan masker di tempat umum

“Bagi anak-anak yang mampu menggunakan masker, gunakanlah masker di ruangan yang ramai atau tertutup,” sarannya.

 2. Selalu mencuci tangan dengan sabun 

“Ajari anak untuk mencuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, menggunakan toilet, dan buang air kecil.

Anak-anak mengikuti orang tuanya, sehingga penting bagi orang tua untuk meneruskan teladan ini.

 

 

“Kalau ada yang batuk atau batuk, jangan memaksa keluarga untuk berkumpul. Lebih baik istirahat di rumah. Kita tahu istirahat adalah salah satu cara untuk pulih,” sarannya.