bachkim24h.com, Jakarta – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaporkan hasil tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Periode tersebut mencatatkan Rp3,75 triliun atau naik 3,66 persen dibandingkan tahun 2022. yaitu Rp 3,63 triliun.
Laba bersih Bakri & Brothers meningkat berkat pendapatan grup PT Bakri Metal Industries (BMI) sebesar Rp 49,3 miliar dan pendapatan PT Multi Control Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar.
Selanjutnya, BNBR mencatatkan EBITDA sebesar Rp446,04 miliar pada tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat sebesar Rp121,51 miliar atau naik 37,44% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp324,52 miliar.
Meski pendapatannya meningkat, perseroan berhasil menurunkan pendapatannya dari Rp 2,91 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 2,99 triliun pada tahun 2022. Dengan demikian, laba kotor perseroan meningkat 23,35 persen dari Rp883,37 miliar menjadi Rp716,17222 miliar.
Presiden dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Navian Bakrie menjelaskan kepada pejabat tersebut, “Pencapaian ini merupakan hasil koordinasi yang baik dari beberapa proyek strategis unit bisnis, khususnya di sektor manufaktur dan teknologi informasi.” Keterangan, Kamis (14/03/2024).
Laba usaha BNBRO pada tahun 2023 sebesar Rp348,31 miliar. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 231,93 miliar, angka tersebut meningkat Rp 116,38 miliar atau meningkat 50,18%.
Namun sepanjang tahun 2023 penuh, perseroan mencatatkan beban lain-lain senilai Rp30,34 miliar. Keadaan ini berbeda dengan pendapatan lain-lain yang dibukukan tahun lalu sebesar Rp 121,8 miliar.
Setelah tidak termasuk beban pajak penghasilan, perseroan menghasilkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 237,47 miliar pada tahun 2023. Laba ini turun 10,77 persen dari rekor tahun lalu Rp 266,13 miliar.
CFO BNBR Roy Hendrajanto M Shakti menambahkan, neraca perseroan saat ini sangat ramping dan sehat. Khususnya dalam penyelesaian kewajiban derivatif Glencore sebesar USD 854,7 juta atau Rp 13,1 triliun.
Dengan penyelesaian utang tersebut, rasio utang terhadap ekuitas perseroan jauh lebih baik dan sehat dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 12,08 triliun atau 10,44x Rp 589,27 miliar atau 1,67x 2023.
“Dengan demikian, neraca perusahaan akan menjadi lebih ramping dan sehat, sehingga ke depan diharapkan BNBR dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan sebelumnya,” kata Roy.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan dalam rilis data Bursa Efek Indonesia (BEI), aset perseroan tercatat sebesar Rp7,1 triliun per akhir Desember 2023, turun jauh dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp17,46 triliun. Namun liabilitasnya turun signifikan menjadi Rp4,44 triliun pada tahun 2023 dari Rp15,94 triliun pada tahun 2022.
Sedangkan ekuitas meningkat dari Rp 1,53 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 2,66 triliun pada tahun 2022.