Categories
Hiburan

Kamu Ibu Baru? Kenali 7 Tanda Baby Blues Demi Kesehatan Mentalmu

bachkim24h.com, Jakarta Pasca melahirkan, kegembiraan menyambut kelahiran buah hati kerap menimbulkan berbagai emosi yang campur aduk. Perasaan ini bisa berupa kegembiraan, kelelahan, dan kecemasan. Banyak ibu baru yang mengalami fenomena yang disebut baby blues. Meski sering terjadi, namun penting bagi para ibu untuk mengenali tanda-tanda awal kondisi ini agar dapat ditangani dengan baik.

Baby blues merupakan suatu kondisi emosional yang dapat muncul beberapa hari setelah kelahiran. Ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa tertekan, cemas, atau mudah tersinggung tanpa alasan yang jelas. Perasaan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu.

Jika tidak ditangani dengan baik, baby blues bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi pasca melahirkan. Sangat penting untuk mengenali gejala baby blues sejak dini agar ibu bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

Beberapa gejala yang paling umum termasuk perasaan tertekan, kelelahan ekstrem, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan. Selain itu, ibu mungkin tidak bisa merawat bayinya dengan baik atau mungkin merasa terisolasi dari lingkungan sekitar. Mengenali gejala-gejala ini dapat membantu ibu dan keluarga mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Berikut penjelasannya:

Seringkali ibu yang baru melahirkan mengalami perasaan sedih yang sulit dipahami, padahal segala sesuatu di sekitarnya tampak normal dan baik-baik saja. Perubahan hormonal pasca melahirkan berperan penting dalam munculnya perasaan tersebut. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa memengaruhi hubungan emosional ibu dan bayi.

Setelah melahirkan, tubuh wanita mengalami perubahan hormonal secara drastis yang dapat menimbulkan perasaan sedih atau depresi. Ini adalah kondisi umum dan dalam kasus yang lebih parah dikenal sebagai baby blues atau bahkan depresi pasca melahirkan. Penting bagi ibu baru untuk mendapatkan dukungan emosional dan perawatan yang diperlukan untuk mengatasi perasaan tersebut agar tidak mengganggu perkembangan hubungan yang sehat dengan bayinya.

Setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami perubahan emosi yang signifikan. Mereka tidak hanya menunjukkan perasaan sedih, namun seringkali menjadi lebih sensitif dan mudah menangis karena hal terkecil. Ini adalah reaksi alami terhadap berbagai perubahan fisik dan mental. Namun, jika perasaan ini terus berlanjut selama lebih dari dua minggu, penting untuk segera mencari dukungan dan bantuan.

Mengurus bayi memang bisa sangat menegangkan, namun jika seorang ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional yang berlebihan, bisa jadi ini adalah tanda-tanda baby blues. Kelelahan seringkali disertai dengan sulit tidur, padahal ada kesempatan untuk istirahat.

Ibu yang baru saja melahirkan seringkali sulit berkonsentrasi dan mungkin merasa bingung. Tugas-tugas kecil yang tadinya tampak mudah kini tampak membebani dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil keputusan. Ini semua adalah gejala umum baby blues yang sering diabaikan.

Kecemasan merupakan hal yang wajar, namun bagi ibu yang mengalami baby blues, rasa cemas seringkali sangat membebani. Rasa takut tidak bisa merawat bayi dengan baik atau khawatir akan keselamatan anak terus-menerus menghantui pikiran ibu, seolah tak ada habisnya.

Seringkali perasaan terputus dari anak Anda sangat menyusahkan. Meski seorang ibu menantikan kelahiran anaknya dengan penuh kegembiraan, namun kondisi baby blues bisa membuat ikatan emosional terasa kurang hangat. Hal ini dapat menimbulkan perasaan bersalah pada ibu, padahal perasaan tersebut merupakan hal yang wajar dan dapat dialami oleh banyak orang.

Ibu baru yang mengalami baby blues seringkali merasa lebih rentan dan mudah tersinggung. Hal-hal kecil yang sebelumnya tidak mengganggu Anda bisa tiba-tiba memicu emosi. Biasanya baby blues hilang dalam beberapa minggu setelah lahir, namun jika gejalanya menetap atau memburuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Penting untuk diingat bahwa baby blues adalah kondisi umum dan Anda tidak sendirian. Berbagi perasaan dengan pasangan atau orang terdekat bisa sangat membantu.

Memiliki sistem pendukung yang baik adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit dengan lebih mudah. Jadi, jangan ragu untuk mendapatkan dukungan dan berbagi cerita Anda!

Categories
Kesehatan

BKKBN Sebut Ibu yang Alami Baby Blues di Indonesia Capai 57 Persen

bachkim24h.com, Jakarta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaporkan 57 persen ibu baru di Indonesia mengalami baby blues. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia untuk kategori “small blues”.

“57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka tersebut berarti Indonesia menjadi negara dengan peringkat tertinggi di Asia untuk risiko baby blues,” kata Nopian Andusti, Deputi Bidang Kesejahteraan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, melalui online, mengutip Antara. .

Mengingat tingginya kejadian baby blues di kalangan ibu muda di Indonesia, BKKBN berpendapat perlunya peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader baby blues (BKB) mengenai situasi baby blues.

Nopian menjelaskan, baby blues terjadi karena penurunan kadar hormon tertentu yang menyebabkan perubahan emosi. Belum lagi, perubahan hidup saat menjadi seorang ibu juga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena baby blues.

Terkait hal yang sama, Psikolog Naftalia Kusumavardhani mengatakan, kondisi tidak menyenangkan saat hamil juga meningkatkan risiko baby blues.

“Proses kehamilan yang sulit bagi seorang ibu, bepergian kemana-mana selama sembilan bulan bersama anak bukanlah tugas yang mudah. Bagi para ibu yang sedang menantikan kehamilan, tentu saja masa ini merupakan masa yang menyenangkan. Namun bagi mereka yang tidak menyangka bisa hamil, pernah mengalami kesulitan, konflik dengan keluarga, dan sebagainya, maka masa kehamilan ini bisa jadi tidak menyenangkan,” kata Naftalia.

 

Gejala baby blues mungkin akan dialami ibu beberapa hari setelah melahirkan. Sedikit banyak, rasa sedih itu muncul dalam waktu 2-3 hari setelah ibu melahirkan bayinya.

Biasanya muncul dua hingga tiga hari setelah melahirkan dan sekitar dua minggu setelah melahirkan, kata psikolog klinis dewasa Nuran Abdat yang berpraktik di RS Kemang, Klinik Brawijaya, dan UMMI Bogor, di lain waktu.

Menurut Nooran, ada beberapa hal yang mungkin dirasakan para ibu saat mengalami baby blues. Pada masa ini, ibu akan mengalami gelombang perasaan yang naik turun.

“Perubahan emosi masih ada tentunya. Naik turunnya emosi cukup jelas yaitu perubahan suasana hati,” kata Nouran.

Selain suasana hati emosional, ibu mungkin juga mengalami perasaan lain. Ibarat perasaan sedih yang meluap-luap hingga membuat Anda semakin sering menangis.

“Kesedihan yang luar biasa, mudah lupa, sulit konsentrasi, sangat sensitif, sering menangis,” kata Nouran.

Selain itu, Nooran menambahkan, saat baby blues terjadi, ibu mungkin kurang tidur dan merasa cemas karena takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik.

Nouran mengatakan baby blues sendiri merupakan awal dari kondisi lain yang disebut depresi pasca melahirkan (PPD).

Faktanya, baby blues dapat meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Seperti yang Anda ketahui, depresi pasca melahirkan dan baby blues merupakan dua kondisi yang berbeda. Saat ini, beberapa orang tidak menganggap keduanya adalah hal yang sama.

“Nampaknya baby blues merupakan pertanda atau kemungkinan seseorang mengalami depresi pasca melahirkan. Artinya baby blues dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya PPD pada ibu hamil dan pasca melahirkan,” kata Nouran.