Categories
Sains

Astronot Membutuhkan Robot Seks di Luar Angkasa? Ahli Beberkan Alasannya

JAKARTA – Gagasan astronot menggunakan “robot seks luar angkasa” mungkin terkesan aneh, namun ada beberapa alasan mengapa hal itu bisa dipertimbangkan:

Misi luar angkasa yang memakan waktu lama dapat berdampak buruk pada kesehatan mental para astronot. Isolasi, kebosanan, dan kurangnya keintiman fisik dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.

Menurut Daily Start, robot seks dapat memberikan rasa keintiman dan koneksi, sehingga membantu mengurangi efek negatif tersebut.

Tubuh manusia beradaptasi dengan gravitasi nol, dan hal ini dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk hilangnya kepadatan tulang dan atrofi otot. Aktivitas seksual, bahkan dengan robot, dapat membantu mensimulasikan beberapa efek gravitasi dan menjaga kesehatan fisik astronot.

Misi luar angkasa jangka panjang ke Mars atau lebih jauhnya menimbulkan keraguan tentang kelangsungan hidup spesies manusia. Robot seks dapat digunakan untuk reproduksi in vitro, sehingga manusia dapat bereproduksi di luar angkasa.

Penggunaan robot seks menimbulkan pertanyaan etis tentang hubungan manusia-mesin dan potensi eksploitasi. Penting untuk mengembangkan pedoman yang jelas mengenai penggunaan teknologi ini di luar angkasa.

Robot seks harus dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan dan privasi astronot. Penting untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat diretas atau disalahgunakan.

Tidak semua orang merasa nyaman dengan gagasan astronot menggunakan robot seks. Penting untuk mempertimbangkan penerimaan sosial terhadap teknologi ini sebelum penerapannya.

Ide robot seks luar angkasa memang kontroversial, namun ada beberapa alasan mengapa robot tersebut dapat dipertimbangkan untuk misi luar angkasa jangka panjang.

Penting untuk meneliti dengan cermat potensi manfaat dan tantangannya sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan teknologi ini.

Penting untuk dicatat bahwa penelitian mengenai topik ini masih dalam tahap awal, dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami potensi manfaat dan risiko robot seks luar angkasa sebelum dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam misi luar angkasa yang sebenarnya.

Categories
Sains

Baju Antariksa Ini Memungkinkan Astronot Bisa Meminum Air Kencing

JAKARTA – Bayangkan para astronot menjelajahi Bulan dan Mars, tanpa harus khawatir kehabisan air minum. Berkat inovasi yang terinspirasi dari film Dune, hal ini menjadi mungkin.

Seperti dilansir IFL Science, pakaian luar angkasa canggih baru yang disebut “quiet suit” ini terinspirasi dari pakaian serupa yang dikenakan oleh karakter dalam novel dan film Dune karya Frank Herbert.

Pakaian ini dirancang untuk mendaur ulang keringat dan urin pemakainya menjadi air minum yang bersih dan aman.

Teknologi ini bekerja dengan menggunakan kateter berbasis vakum eksternal yang dihubungkan ke unit reverse osmosis. Sistem ini memungkinkan penyaringan dan daur ulang air secara efisien, memastikan pasokan air minum yang konstan bagi astronot selama misi luar angkasa.

Astronot dapat menjelajah lebih lama tanpa perlu kembali ke stasiun luar angkasa untuk mengisi ulang air.

Misi luar angkasa memerlukan logistik yang rumit dan mahal. Pakaian ini membantu mengurangi jumlah air yang perlu diangkut, sehingga menghemat biaya dan ruang penyimpanan.

Astronot tidak perlu khawatir tentang dehidrasi atau ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penanganan air.

Mendaur ulang air langsung ke dalam pakaian tersebut meminimalkan limbah yang dihasilkan selama misi luar angkasa.

Pengembangan pakaian ini masih dalam tahap awal, namun peneliti dari Weill Cornell Medicine dan Cornell University optimis teknologi ini dapat diterapkan dalam misi luar angkasa manusia dalam waktu dekat.

Stillsuit adalah contoh bagus tentang bagaimana fiksi ilmiah dapat menginspirasi inovasi teknologi yang sesungguhnya. Teknologi ini berpotensi merevolusi eksplorasi ruang angkasa dan memungkinkan umat manusia melakukan eksplorasi lebih jauh dari sebelumnya.

Categories
Sains

Ilmuwan Usulkan Ubah Definisi Planet, Ini Alasannya

BERLIN – Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mendefinisikan ulang planet, sehingga mengurangi status Pluto menjadi “planet kerdil”.

Definisi ini didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk apakah benda tersebut mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk menjadi bulat karena gravitasi, dan apakah lingkungan di sekitar orbitnya “bersih” dari benda lain.

Namun, definisi ini bermasalah bagi beberapa astronom, termasuk Dr. Jean-Luc Margot, penulis utama studi baru yang mengusulkan definisi baru tentang sebuah planet. Salah satu masalah dengan definisi IAU adalah definisi tersebut tidak jelas dan tidak mencakup exoplanet (planet yang mengorbit bintang selain Matahari). Masalah lainnya adalah definisi tersebut menimbulkan hasil yang tampaknya tidak masuk akal, seperti Pluto diklasifikasikan sebagai planet kerdil sedangkan Ceres dan Eris diklasifikasikan sebagai planet.

Definisi ini mencakup kedelapan planet di tata surya kita, serta planet kerdil Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Ini juga akan mencakup banyak exoplanet yang ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.

Dr Margot yakin definisi baru ini lebih sederhana, jelas dan lebih lengkap dibandingkan definisi IAU saat ini. Dia juga percaya bahwa hal ini akan menghasilkan klasifikasi planet yang lebih konsisten dan logis.

IAU belum secara resmi menanggapi Dr. menjawab Margot, namun kemungkinan definisi planet akan dibahas lagi di masa mendatang. Ketika exoplanet baru ditemukan, penting untuk memiliki definisi planet yang dapat diterapkan pada semua tata surya.

Perdebatan mengenai definisi planet ini kemungkinan akan berlanjut selama bertahun-tahun. Namun, Dr. Margot menawarkan kerangka baru yang menarik untuk memikirkan apa artinya menjadi sebuah planet.