bachkim24h.com, Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana menyelesaikan tujuh proyek di Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) pada semester I 2024.
Ketujuh proyek IKN tersebut adalah Jalan Lingkar Logistik Sepaku Seksi 4, Jalan Tol IKN Seksi 5A, Gedung Sekretariat Presiden dan Pendukung, Kementerian Koordinator 3, Kementerian Koordinator 4, IPAL 123 dan Saluran Utilitas Terpadu (MUT) – 01.
Kepala Eksekutif Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan komitmen tersebut sejalan dengan rencana pemerintah yang akan memulai peralihan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN pada Juli 2024.
“Waskita Kariya sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melalui pembangunan proyek IKN, Wasquita Kariya juga mendukung pemerintah dalam menarik tambahan investasi di IKN. Penyelesaian sarana dan prasarana IKN,” kata Hanugroho dalam keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).
Ia menambahkan, total Wasquita Karya menggarap 12 proyek senilai Rp 13,6 triliun di IKN. Kedua belas proyek tersebut antara lain Jalan Tol Lingkar Sepaku Seksi 4 senilai Rp139 miliar, Tol IKN Seksi 5A senilai Rp1,12 triliun, Gedung Sekretariat Negara senilai Rp1,35 triliun, Gedung Kementerian Koordinator senilai Rp3,403 miliar.
Kemudian Gedung Kemenco 4 senilai Rp 735 miliar, IPAL 1,2,3 KIPP IKN Rp 447 miliar, Jalan Feeder Distrik IKN 644 miliar Rp, Apartemen ASN 3 senilai Rp 1,13 triliun, Jalan Nasional IKN Seksi 6C – 539 miliar rupiah dan MUT-01 senilai Rp158 miliar, tol IKN ruas 3B-2 senilai Rp533 miliar dan Jalan Akses Bandara VVIP IKN.
Komitmen Waskita Kariya untuk mempercepat pembangunan proyek ini juga sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar ibu kota nusantara bisa menjadi tuan rumah upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024, kata Hanugroho. .
Hanugroho menambahkan, sektor infrastruktur masih memiliki potensi untuk tumbuh seiring dengan kuatnya kebutuhan infrastruktur di Indonesia serta mendukung pembangunan dan pertumbuhan perekonomian nasional. Ke depan, Wasquita Karya siap terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Hingga Januari 2024, Wasquita Kariya mencatat perkembangan proyek yang dilaksanakan di IKN dibandingkan September 2023. Pemadatan ruas Sepaku dengan rincian jalan akses sebesar 95,23 persen, tol IKN seksi 5A sebesar 76,20 persen.
Selain itu, Gedung Sekretariat Negara 55,04 persen, MUT-01 56,12 persen, Rumah Kemenko 3 50,98 persen, Rumah Kemenko 4 50,65 persen, IKN Distrik Jalan Feeder 44,06 persen, Apartemen ASN 3 22,3, AL8 persen, IP 3 26,3AL8 IKN 14,65 persen , Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 0,75 persen, Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 dan Jalan Akses Bandara VVIP IKN yang kontraknya ditandatangani pada Januari tahun ini.
Sebelumnya diberitakan Vaskita Kariya (Persero) TBC. (kode saham: WSKT) telah menyelenggarakan pameran publik pada tahun 2023 yang berlangsung secara online. Acara tersebut dihadiri oleh CEO Waskita Karya Muhammad Hanugroho, CFO Vivi Suprihatno, Direktur Pengembangan Bisnis Rudi Purnomo, investor, analis keuangan, perwakilan media, pemegang obligasi dan masyarakat umum.
Tujuan diadakannya pameran publik tahun 2023 ini adalah untuk meninjau kinerja operasional dan keuangan perusahaan pada tahun 2023, serta memaparkan strategi bisnis untuk menjawab tantangan di tahun 2024.
Sekretaris Perusahaan Senior Vice President Perseroan, Ermi Puspa Yunita menjelaskan, Wasquita saat ini fokus menyelesaikan proyek infrastruktur yang sedang berjalan dan proyek strategis nasional.
“Sampai saat ini perseroan sedang mengerjakan 90 proyek yang sedang berjalan dengan total nilai kontrak sebesar 52,7 triliun rudimen. Berdasarkan segmentasi proyek, total nilai kontrak adalah 60% proyek sambungan infrastruktur, 17% sumber daya air, 13% gedung, proyek EPC 10% dan anak perusahaan,” ujarnya.
Selain itu, perseroan memberikan kontribusi besar dalam pembangunan mega proyek Modal Nusantara (IKN) dengan total nilai kontrak Rp10,2 triliun, dan saham Wasquita Rp6,7 triliun.
Total, perseroan telah melaksanakan 10 proyek, antara lain Jalan Akses Jalan Lingkar Sepaku Seksi 4, Ruas Tol IKN 5A, Gedung Sekretariat Negara, Gedung Kemenko 3, Gedung Kemenko 4, IPAL 1,2,3 dan IKN 4, Jalan Pengumpan. Zona KIPP IKN, Rumah Penataan ASN, Jalan Nasional Seksi IKN 6C-1 dan Terowongan Multi Guna-01 (MUT).
Sementara itu, perseroan mematok nilai kontrak baru (NKB) hingga November sebesar Rp 14,4 triliun.
Dari sisi kepemilikan proyek, akuisisi NCB masih didominasi oleh proyek pemerintah (62%), disusul proyek BUMN/BUMD (22%), pengembangan usaha (15%) dan swasta (1%).
Sedangkan berdasarkan jenis proyek, konektivitas infrastruktur 54%, air 15%, gedung 17%, EPC 1% dan anak perusahaan 14%,” kata Ermi.
Selain itu, perseroan juga menjelaskan upaya restrukturisasi yang telah dilakukan sejak awal tahun. Perseroan terus melakukan diskusi intensif dengan kreditur bank mengenai proses review Master Restructuring Agreement (MRA) secara komprehensif.
“Perusahaan telah mendapat persetujuan dari seluruh bank Himbara dan beberapa bank swasta untuk skema restrukturisasi Wasquita yang telah mencapai 95% dari nominal utang,” tambah Ermi.
Metode restrukturisasi tersebut akan dilakukan pada 8 jalur yaitu; Restrukturisasi keuangan, mobilisasi modal masyarakat (PMN) dari pemerintah dan partisipasi masyarakat melalui right issue, kredit yang dijamin pemerintah, kemitraan strategis jalan tol, restrukturisasi anak perusahaan, transformasi bisnis, penyelesaian jalan tol Sumatera, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya melakukan restrukturisasi keuangan Wasquita melalui penyertaan modal negara (PMN) dan dukungan konstruksi untuk menyelesaikan pekerjaan mengatasi kerugian di wilayah Bogor-Chawi Sukabumi, Kayu Agung-Kapal Betung, dan Kampung Bekasi-Kawang. Melayu.” Jalan, proyek IKN, kontrak “Ini baru dari Kementerian PUPR, penyesuaian tarif pajak, dan integrasi tol,” kata Ermi.
Pemaparan akhir program perusahaan juga fokus pada peningkatan tata kelola dan kinerja perusahaan melalui program transformasi bisnis. Wasquita pun kembali menekuni bisnis utamanya sebagai kontraktor sederhana.
Perbaikan tata kelola perusahaan antara lain pembentukan komite manajemen risiko konstruksi yang memastikan bahwa setiap proyek yang dikerjakan merupakan proyek yang sehat dengan risiko finansial rendah, termasuk syarat pembayaran bulanan, uang muka dan jaminan pembayaran dari pemilik. Proyek-proyek yang diadopsi Waskita dapat berjalan lancar, selesai tepat waktu dan memberikan dampak positif terhadap produktivitas perusahaan.