bachkim24h.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menunjuk Hokky Situngkir sebagai Direktur Teknologi Informasi (Aptika) yang baru.
Sebelum Hokky Situngkir, posisi General Manager Aptika sendiri dijabat oleh Semuel Arijani Pangerapan yang mengundurkan diri pada 4 Juli 2024.
Rapat direktur baru Aptica digelar di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (19 Juli 2024). Berbeda dengan dulu, pelantikan kali ini dilakukan secara tertutup.
Seperti dilansir tim bachkim24h.com di laman LinkedIn, Hokky Situngkir merupakan pendiri dan peneliti lembaga penelitian bernama Bandung Fe Institute.
Bandung Fe Institute sendiri merupakan organisasi penelitian yang menggunakan penelitian inkonvensional untuk melihat proses sosial di Indonesia, hubungan sosial, kualitas tata kelola sosial, pembangunan berkelanjutan, pengembangan masyarakat dan sumber daya alam.
Dimuat dalam website Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir telah menjadi peneliti sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Saat ini beliau juga tercatat sebagai Direktur Pusat Studi Disabilitas Universitas Surya sejak Februari 2013.
Beliau juga merupakan konsultan Yayasan Sobat Budaya sejak Oktober 2014, pendiri Budaya Nusantara dan anggota Jurnal Kompleksitas Sosial.
Sebelum menjadi Direktur Aptics, ternyata Hokky Situngkir bekerja di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada tahun 2019 hingga 2020 sebagai konsultan riset. selama satu tahun. BSSN.
File, mantan General Manager Aptics, Arijani Pangerapan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai jurnalis dalam jumpa pers di kantor Cominfo, Kamis (04/07/2024).
Kepergian pria yang akrab disapa Semmy ini merupakan wujud perannya sebagai Direktur Jenderal yang bertanggung jawab atas transformasi digital di Indonesia, mengacu pada Lembaga Penelitian Nasional (PDNS) yang sempat lumpuh beberapa waktu lalu akibat . terkena ransomware.
“Alasan (dipublikasikan) situasi ini secara teknis adalah tanggung jawab saya sebagai Direktur Transformasi Digital pemerintah,” kata Semmy dalam wawancara dengan media.
Dia menambahkan: “Saya mengambil tanggung jawab ini dengan sangat serius dan mengatakan bahwa ini harus saya tangani. Saya seharusnya menanganinya dengan baik dan sekarang saya kembali.”
Menurutnya, pengunduran dirinya diumumkan pada 1 Juli lalu. Selain itu, kemarin (3 Juli 2024), Samuel Arijani mengundurkan diri dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Semmy juga membagikan pengembangan kunci dekripsi ransomware Brain Cipher yang disediakan oleh kelompok peretas Lockbit 3.0.
Singkatnya, Semmy mengatakan kunci dekripsi mencoba membuka data PDNS yang sebelumnya dikunci oleh ransomware Brain Cipher.
“Kita coba, berhasil dibuka, tapi karena banyak yang gembok, maka prosesnya masih berjalan,” tutupnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Siber dan Kriptografi Nasional (BSSN) baru-baru ini memastikan Pusat Data Nasional (PDN) diserang oleh hacker atau kelompok hacker Ransomware Sandi Otak.
Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini telah menutup catatan-catatan pemerintah, termasuk catatan-catatan publik didalamnya.
CEO Aptika Semuel Pangerapan menceritakan momen saat tim Brain Cipher Ransomware menyerang Pusat Data Nasional.
“Pada Kamis dini hari (20 Juni 2024), server Pusat Data Nasional diserang. Peretas mengenkripsi informasi yang ada di PDN,” ujarnya.
“Pada Kamis pagi kami mengetahui data PDN diserang,” tambah Semuel dalam konferensi pers pemutakhiran Pusat Data Nasional Sementera, Senin (24/6/2024) di Kantor Komunikasi dan Informatika Jakarta, Rabu. (24/6/2024).
Usai mengusut kasus tersebut, Cominfo dan tim kuasa hukum masih mencari sumber penyebarannya. Kominfo belum menyampaikan hasil penyelidikannya.
“Kami masih menyelidiki masalah ini,” kata Samuel.
FYI, serangannya adalah Brain Cipher Ransomware. Malware ini merupakan pengembangan dari LockBit 3.0 yang sebelumnya mengambil alih korbannya, salah satunya Bank Syariah Indonesia pada Mei 2023.
Varian malware ini menyerang PDN dengan strategi yang kurang lebih sama dengan serangan BSI, namun metode yang digunakan sedikit berbeda, tambah Samuel.
Atas serangan ransomware tersebut, Kominfo dan BSSN pun meminta maaf.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat atas terganggunya permasalahan PDN, khususnya permasalahan keimigrasian,” kata BSSN, Hinsa Siburian.