Categories
Hiburan

Luna Maya Berterima Kasih ke Security Mal yang Pukul Anjing, Ternyata Demi Selamatkan Anak Kucing

bachkim24h.com, Jakarta Insiden keamanan yang melibatkan seekor anjing di kawasan Plaza Indonesia Jakarta tampaknya berbuntut panjang. Menyesalkan kejadian tersebut, Luna Maya akhirnya angkat bicara dan berterima kasih kepada pihak keamanan mal.

Berdasarkan rekaman CCTV, anjing tersebut mencoba memakan anak kucing tersebut dan penjaga mal harus memukulinya. Berbagai sumber menyebutkan anak kucing itu malah meledak.

Laporan lain menyebutkan satpam tersebut diperiksa dan dipecat setelah kejadian tersebut menjadi viral. Di sisi lain, organisasi nirlaba Natha Satwa Nusantara memberikan penjelasan berdasarkan rekaman CCTV dari berbagai sudut.

Menanggapi kejadian tersebut, Luna Maya angkat bicara dan mengamini penjelasan Nata Satwa Nusantara bahwa memberikan pertolongan medis pada seekor anjing bernama Fei dan anak kucing yang diserang adalah satu hal.

 

Bintang Suzanne: Breathing in the Tombs ini mendesak masyarakat dan diri mereka sendiri untuk belajar tentang pentingnya melihat sesuatu dari kedua sisi sebelum menilainya.

Terima kasih juga kepada Pak Security yang telah berupaya menyelamatkan anak-anak kucing tersebut, misalnya, tulis Luna Maya Nata di kolom komentar unggahan Satwa Nusantara.

“Melalui cerita ini, saya berharap kita semua, termasuk saya sendiri, akan belajar pentingnya kedua sisi cerita di pengadilan. “Jadi kita semua berpikir dan bertindak bijak ke depan,” cuitnya.

Tak berhenti sampai disitu, Luna Maya berharap masalah ini tidak berlarut-larut dan dapat ditemukan solusi yang tepat bagi semua pihak. Ia juga mendoakan agar anjing dan anak kucing Faye cepat sembuh.

 

“Saya berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan cepat dan damai. Saling memaafkan. Kami juga percaya bahwa FAY dan anak-anak kucingnya sehat. Amin,” tutup Luna Maja.

Ternyata, satpam yang viral tersebut melontarkan komentar video sambil menangis usai insiden pencurian anjing tersebut. Dia harus menghadapi situasi tersebut karena anjing Faye menyakiti anak kucing tersebut.

Categories
Sains

Spesifikasi Robot Anjing Israel, Mampu Melacak Terowongan Hamas

JAKARTA – Robot anjing Israel menjadi pusat pertarungannya dengan Hamas. Informasi tersebut mendapat perhatian karena kemampuannya yang unik dalam menemukan lokasi jaringan terowongan Hamas di bawah Gaza.

Dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI), robot anjing Israel dapat memantau terowongan Hamas sepanjang 500 kilometer di Gaza, dengan kemampuan ganda ini ditingkatkan dengan radar penembus tanah dan detektor gravitasi canggih untuk memetakan sistem di lantai terowongan.

Melaporkan dari Middle East Eye, Rabu (3/4/2024), inovasi berupa robot anjing pelacak muncul seiring tentara Israel menilai kemungkinan pertempuran di terowongan terlalu berbahaya. Fungsi utama robot adalah untuk mengurangi korban jiwa dalam operasi militer.

Strategi ini telah digunakan untuk melawan strategi Hamas yang membangun laboratorium bawah tanah selama hampir satu dekade. Beberapa terowongan berada sedalam 70 meter di bawah tanah untuk menyimpan senjata dan cadangan makanan.

Penghancuran terowongan sangat penting bagi keberhasilan Israel. Memasuki terowongan tersebut tidaklah mudah karena banyak jebakan yang disiapkan Hamas. Robot anjing pelacak buatan Israel dinilai efisien karena dilengkapi kemampuan mendeteksi dan menemukan berbagai jebakan yang dipasang Hamas.

Robot anjing pelacak ini mampu mendeteksi bom dan bahan peledak, menemukan titik masuk, serta menyerang musuh dengan menggigit bagian lengannya. Dijuluki IRIS, robot tersebut dikembangkan oleh perusahaan teknologi Israel, Roboteem. Robot ini berguna untuk mengambil gambar dan mengirimkannya kembali ke Bumi menggunakan sensor. Robot ini mendeteksi benda dan manusia.

Pasukan Israel juga memiliki robot dengan sensor dan senjata otomatis mirip dengan milik Angkatan Laut AS yang disebut Gladiator. Investasi Israel pada sistem robot anjing pelacak bernilai sekitar Rp 2 miliar.

Ternyata di balik kecanggihan dan nilai biayanya yang tinggi, robot-robot tersebut masih mempunyai kelemahan. Titik lemahnya adalah sumber energi dan daya tahan dalam pertempuran. Robot anjing pelacak ini masih belum mampu membawa beban lebih dari 10 kg.

Hal ini diamati pada tiga anjing mirip robot yang dibeli oleh Brothers in Arms, komunitas unit cadangan militer Israel. Peran ketiga robot tersebut adalah mengumpulkan data intelijen dan membantu prajurit tempur bekerja dengan baik di lapangan.

Categories
Lifestyle

Selain Manusia, Peneliti Temukan Hewan Juga Suka Bercanda dan Punya Selera Humor

bachkim24h.com, Jakarta – Orang suka tertawa, sehingga hal-hal lucu diapresiasi sejak kecil. Buktinya terlihat ketika bayi berusia tiga bulan terkikik-kikik saat orang tuanya memasang wajah lucu. Pada usia delapan bulan, bayi manusia telah belajar menggunakan wajah, tubuh, dan suaranya untuk membuat orang dewasa tertawa.

Melansir BBC, Selasa 27 Februari 2024 Penelitian baru menunjukkan bahwa bukan hanya orang yang menyukai komedi. Isabel Laumer, peneliti pascadoktoral di Universitas California, Los Angeles (UCLA), mempelajari lebih dari 75 jam video kera besar berinteraksi satu sama lain dan mempelajari perilaku lucu hewan tersebut.

Kera besar merupakan kerabat dekat manusia. Orangutan, simpanse, bonobo, dan gorila yang menjadi subjek penelitian ini tinggal di kebun binatang dan difilmkan dalam aktivitas sehari-harinya.

Para peneliti telah mengidentifikasi setidaknya 18 perilaku humoral yang berbeda, lima yang paling umum adalah monyet mendorong, memukul, memblokir, memukul tubuh, dan menarik bagian tubuh.

“Yang sering kita lihat adalah seekor monyet muda yang menyelinap di belakang seekor monyet dewasa, yang sibuk merawat monyet lainnya, lalu mendorong atau memukul punggungnya, terkadang memukulnya,” kata Laumer. Ini juga mengejutkan.

Menurut peneliti, jenis humor ini mirip dengan lelucon manusia. Hal ini dilakukan dengan sengaja dan terus menerus hingga kera memberikan respon.

Namun, banyak ilmuwan percaya bahwa humor di dunia hewan jauh lebih umum dibandingkan spesies tertentu. Misalnya, ahli biologi Charles Darwin menulis dalam bukunya “The Descent of Man” bahwa anjing dapat memiliki selera humor. Jika Anda pernah melihat atau melihat seekor anjing bermain dengan Anda, Anda pasti pernah mendengarnya menggeram, yang terdengar seperti tawa.

Dalam sebuah penelitian tahun 2005, ahli perilaku hewan Patricia Simont memainkan suara permainan anjing kepada sekelompok anjing di tempat penampungan hewan. Dia menemukan bahwa mendengar “tawa” membuat stres anjing yang berlindung berkurang.

Mark Bekoff, seorang profesor ekologi dan biologi evolusi di Universitas Colorado di Boulder, mengatakan anjing memiliki perilaku lucu yang mirip dengan kera besar. Misalnya, ketika seekor anjing mencoba mengajak pasangannya yang enggan bermain, dia bercanda lalu lari.

“Saya pernah melihatnya pada rubah, serigala, dan anjing hutan,” kata Bekoff.

Jeffrey Bergdorf, seorang profesor peneliti di Northwestern University di Illinois, telah mempelajari bagaimana tikus merespons gelitian selama hampir satu dekade. Bergdorf menemukan bahwa ketika tikus digelitik, mereka mengeluarkan suara kegembiraan yang mirip dengan tawa.

“Kami menemukan bahwa hewan-hewan tersebut sangat berhati-hati saat mengeluarkan suara tawa,” kata Bergdorf.

Menurut penelitian dari Universitas Humboldt di Berlin, tikus kembali digelitik dan bahkan bisa diajari bermain petak umpet dengan imbalan hadiah. Kini hasil penelitian Bergdorff tentang tawa pada tikus dikembangkan untuk mengatasi depresi.

Selain itu, peneliti lain mencatat bahwa lumba-lumba dan gajah mengeluarkan suara yang menarik saat bermain. Beberapa burung beo juga suka menggoda dan membingungkan anjing peliharaan. Selera humor ini juga ditemukan pada spesies seperti kuda, beruang madu, dan macaw merah.

Walaupun hewan-hewan di atas terdengar tertawa saat bermain atau bercanda, apakah tawa mereka membuktikan bahwa hewan memiliki selera humor?

Banyak bukti bahwa hewan memiliki selera humor masih bersifat anekdot karena hanya sedikit penelitian skala besar yang dilakukan. Sulit juga untuk mengetahui mengapa seekor binatang berperilaku lucu.

“Apakah menurut saya hewan punya selera humor? Ya, menurut saya memang begitu, tapi sulit dibuktikan,” aku Bekoff.

Ada juga pertanyaan tentang tujuan evolusi humor pada hewan, karena pada manusia tertawa berevolusi sebagai cara untuk membentuk ikatan pribadi. Bisakah humor memainkan peran serupa pada hewan?

“Pada manusia, humor dapat meruntuhkan hambatan sosial dan bertindak sebagai pemecah kebekuan, memperkuat hubungan,” kata Laumer.

“Kami tidak tahu apakah hal yang sama terjadi pada monyet atau hewan lain, tapi mungkin saja. Kami perlu menguji dan mengamati lebih banyak kelompok primata dan spesies lain untuk mengetahui secara pasti,” tambah Laumer.