Categories
Teknologi

Kecepatan 5G di HP Samsung Galaxy S24 Lebih Cepat Ketimbang iPhone 15, Kok Bisa?

bachkim24h.com, Jakarta – Baru-baru ini ada penelitian yang menguji kecepatan 5G pada smartphone Galaxy S24 dan iPhone 15 untuk mengetahui ponsel mana yang memiliki kemampuan 5G terbaik.

Survei tersebut dilakukan Ookla pada periode 1 Februari-24 Maret 2024. Perusahaan menguji kecepatan 5G pada lini smartphone Galaxy S24 – yang mencakup model S24, S24 + dan S24 Ultra, serta iPhone 15, 15 .Pro, dan 15 Pro Max – di 15 negara di Asia Pasifik, Afrika dan Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Utara.

Sebagai informasi, dilansir dari situs Ookla, Sabtu (20/4/2024), Galaxy S24 menggunakan modem 5G dari Qualcomm, yakni X75 5G yang dibenamkan pada chip Snapdragon 8 Gen 3 di seluruh lini Galaxy S24 di Kanada, Cina, Hong Kong, Taiwan, dan Amerika Serikat. Sedangkan varian S24 dan S24+ di negara lain menggunakan chipset Exynos 2400.

Sedangkan seluruh lini iPhone 15 menggunakan Qualcomm

Alhasil, lini Samsung Galaxy S24 menjadi smartphone dengan kecepatan 5G tercepat di dunia, dalam download dan upload.

Samsung Galaxy S24 merupakan smartphone 5G dengan kecepatan unduh rata-rata 324,61 Mbps.

Kecepatan tersebut melampaui seluruh jajaran iPhone 15 Series dengan kecepatan unduh 272,99 Mbps.

Perlu diketahui, kecepatan 5G yang diperoleh bergantung pada penyedia yang digunakan, tempat dan waktu pengujian, serta penerimaan sinyal ponsel yang diuji. 

Hasil terbaik yang diraih lini 5G Galaxy S24 berkat penggunaan modem baru dibandingkan lini iPhone 15.

Seluruh lini Galaxy S24 menggunakan Qualcomm

Sedangkan seluruh lini iPhone 15 menggunakan modem X70 5G dengan teknologi lawas, yang berarti kecepatan download ponsel tersebut tidak secepat Galaxy S24.

Dengan kekuatan 5G terbaik, layanan Samsung Galaxy S24 mampu memberikan koneksi yang stabil. yang dapat membantu Anda menjadi produktif dan bahagia di mana saja.

Di sisi lain, Qualcomm saat ini meluncurkan modem X80 5G dengan teknologi terkini. Modem ini memiliki banyak keunggulan, antara lain: 5G-High Capability: Mendukung kecepatan data tinggi, latensi rendah, dan jangkauan luas. Komunikasi Satelit NB-NTN: Menghubungkan jaringan terestrial di area tanpa sinyal seluler. Tensor Kecepatan: Meningkatkan throughput, kualitas layanan, distribusi, latensi, efisiensi, dan efisiensi energi.

Selain itu, terdapat FastConnect 7900 yang merupakan sistem koneksi seluler pertama: Menyediakan fungsionalitas AI: Beradaptasi dengan aplikasi dan kondisi tertentu untuk meningkatkan konsumsi daya, latensi jaringan, dan throughput. Wi-Fi 7, Bluetooth, dan teknologi Ultra Wideband: terintegrasi dalam satu chip untuk koneksi yang cepat, stabil, dan aman.

Sementara itu, Pemerintah kali ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membentuk gugus tugas untuk mengetahui dukungan 5G bagi operator.

Informasi tersebut diungkapkan Chairman dan Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Muhammad Buldansyah saat ditemui di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

 Pria yang akrab disapa Danny itu mengatakan, saat ini sedang dibentuk kelompok diskusi 5G.

Danny mengatakan, “Kami tidak akan kooperatif, terakhir dengan menteri, keputusan diambil oleh tim yang ditunjuk, dari masing-masing pemberi kerja, yang merupakan milik Kominfo”.

Saat ditanya mengenai kompensasi yang dicari investor, Danny mengatakan nilai tukarnya bisa bermacam-macam.

Yang terpenting, menurut Danny, Kominfo telah menyetujui pembayaran biaya tersebut, dalam hal ini terkait pembebanan jalur BHP untuk penggunaan layanan 5G.

Berikutnya adalah bagaimana program insentif diupayakan dan disetujui oleh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Keuangan dan DPR.

“Kemenkeu punya rekanan lain yaitu Dirjen Anggaran karena juga harus melapor ke DPR. Sebelum masuk ke Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, perlu dibuat daftar yang seru.” kata Dani.

Categories
Teknologi

ATVSI Bahas Potensi 5G Broadcasting, Kupas Tantangan dan Peluangnya di Industri Penyiaran

bachkim24h.com, Jakarta – ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta Indonesia) baru-baru ini mengadakan Forum Bisnis ATVSI tentang Penyiaran 5G: Tantangan dan Peluang.

Menurut Wakil Direktur Jenderal I ATVSI Taufan Eko Nugroho, forum ini digelar untuk menghadapi dinamika bisnis penyiaran saat ini.

Dikatakannya, dinamika bisnis penyiaran kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai aspek, mulai dari model bisnis, regulasi, sistem hingga teknologi.

Oleh karena itu, ATVSI mengadakan forum ini untuk mengajak para pemangku kepentingan agar memperhatikan permasalahan ini.

Mengapa kami memilih topik penyiaran 5G? Karena kami juga melihat bahwa teknologi penyiaran merupakan salah satu aspek perkembangan yang paling dinamis, kata Taufan saat membuka forum di Menara SCTV di Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024 ). ). ).

Typhoon mengatakan, teknologi 5G saat ini sedang diuji coba di siaran di beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Italia, Austria, Estonia, dan Republik Ceko.

Selain itu, beberapa negara sedang mengajukan studi kelayakan untuk menguji teknologi tersebut, yaitu India, Turki, dan Malaysia.

Untuk itu diharapkan dapat menarik perhatian para pemangku kepentingan penyiaran Indonesia, ujarnya.

 

“Kami berharap melalui ATVSI Business Forum 2024, para pengambil kebijakan dan regulator seperti DPR, Kementerian Komunikasi dan Informatika, KPI, serta pelaksana regulasi yaitu industri penyiaran dapat mengetahui perkembangan terkini. teknologi penyiaran 5G. Topan menjelaskan.

Tak hanya itu, ia berharap dengan adanya pembaruan yang dihasilkan, regulator dan industri penyiaran dapat mengambil langkah proaktif. Dengan begitu, mereka bisa merespon dengan baik penerapan 5G nantinya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyatakan bahwa pilar keempat demokrasi Indonesia, yaitu media bebas, terancam. FYI, Indonesia memiliki empat pilar demokrasi yang terdiri dari legislatif, eksekutif, yudikatif, dan kebebasan media.

“Jadi kami juga melihat hal itu sangat penting untuk diperhatikan. Jangan sampai pilar keempat demokrasi dikuasai algoritma,” ujarnya.

Ia mengatakan, peran algoritma di media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok menjadi sangat besar. Oleh karena itu, ia khawatir jika pemangku kepentingan tidak menyadari hal tersebut, algoritma dapat mengambil alih pilar keempat demokrasi.

Meski demikian, dia tak memungkiri bahwa teknologi bisa membantu mengembangkan industri penyiaran tanah air. Oleh karena itu, ke depan para pelaku industri tidak hanya akan bekerja sama dengan kolaborator di bidang yang sama, namun juga dengan pihak lain.

“Saya kira teknologi ke depan akan semakin konvergen dan terintegrasi. Kita sebagai pemain di lapangan tidak hanya bekerja sama dengan pemain di industri TV saja, tapi kita juga harus bekerja sama dengan pihak lain seperti operator,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan di bidang penyiaran.

“Mudah-mudahan kita bisa bersama-sama menjaga dan memperkuat pilar keempat demokrasi, yaitu kebebasan media,” ujarnya.