Categories
Kesehatan

Sulitnya Buktikan Kejahatan Seksual pada Anak

Psikolog forensik Jakarta Riza Indragiri Amriel mengatakan kepada bachkim24h.com sangat sulit membuktikan kejahatan seksual terhadap anak. Senin (13/7/2015), dikutip Antara, Reza di Jakarta mengatakan, “Anak-anak adalah korban yang sempurna, mudah ditaklukkan, dan mudah diancam.”

Kemudian biasanya ada jeda waktu yang lama antara kejadian dan penyidikan, akibatnya barang bukti sudah hilang, pelaku kabur, dan korban hilang ingatan. “Polisi sering menginterogasi anak-anak dengan gaya orang dewasa,” ujarnya. Hasil investigasinya kurang bagus.” Korban kejahatan seksual juga kerap dianggap memalukan, sehingga korban kerap mendapat tekanan dari orang tua atau anggota keluarganya demi mendongkrak nama baik keluarga. “Inilah sebabnya anak-anak korban kekerasan seksual sama banyak predator saat dewasa.

Kini, Indonesia menjadi negara tujuan pendidik terdaftar nomor satu di Australia. Dia menjelaskan: “Kami mempunyai pengalaman luar biasa bekerja dengan anak-anak korban John Vogel.

Susanto, anggota Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan sulitnya mencari saksi dalam kejahatan seks. “Tetapi apa yang disampaikan oleh para korban, ahli, dan advokat lainnya sudah cukup untuk membuktikannya,” kata Susanto.

Misalnya, PAUD mengatakan dalam persidangan di Saint Monica, korban mengaku, namun terdakwa dibebaskan karena ketidaksesuaian bukti di persidangan. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara IBN Oka Diputra membebaskan terdakwa kasus pelecehan seksual.

Hakim menilai dua dakwaan jaksa tidak terbukti. Cerita bermula dari pengakuan L yang ditusuk jari guru tarinya oleh ibunya.

Kekerasan itu terjadi saat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tempat diadakannya tarian tersebut. Berdasarkan otopsi yang dilakukan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), penyebabnya adalah ada sesuatu yang bersarang di kornea anak tersebut.