bachkim24h.com, Jakarta – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mengumumkan bahwa Sight Investment Company Pte Limited telah mengakuisisi saham SILO pada 16 Desember 2024.
Mengutip informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (18/12/2024), Sight Investment Company Pte Limited membeli 982.500 saham SILO di harga Rp 2.850 per saham, sehingga saham AMD menjadi 2,8 miliar.
Tujuan transaksi investasi adalah status kepemilikan saham secara langsung, tulis Sekretaris Perusahaan PT Siloam International Hospitals Tbk Ratih Hadivinoto.
Pasca transaksi pembelian, Sight Investment Company Pte Limited memiliki 8.251.973.832 saham SILO atau setara 63,45 persen atau setara 63,44 persen dari sebelumnya 8.250.991.332 saham SILO.
Sebelumnya pada 11 Desember 2024, Sight Investment Company Pte Limited membeli 1.045.607.632 lembar saham SILO dengan harga Rp 2.850 per saham. Total pembelian saham SILO sebanyak Rp 2,97 triliun berstatus kepemilikan saham langsung.
Setelah transaksi tersebut, Sight Investment Company Pte Limited memiliki 8.251.973.832 saham SILO atau setara 63,44 persen.
Harga saham SILO diperdagangkan melemah 0,33 persen ke Rp3.030 per saham pada perdagangan Rabu 18 Des 2024 pukul 11:46 WIB. Harga saham SILO dibuka Rp3.040 per saham Harga saham SILO berada pada level tertinggi Rp3.050 dan terendah sebesar Rp3.050. Rp 3.010 per saham. Total frekuensi perdagangan 540 kali dengan volume perdagangan 8.491 saham. Nilai transaksi harian 2,6 miliar AMD.
Sebelumnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), jaringan rumah sakit swasta di Indonesia, mengumumkan kinerja keuangan dan operasionalnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2024.
Perusahaan telah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam perolehan pendapatan dan volume operasional, yang mencerminkan keberhasilan pelaksanaan strategi dan optimalisasi jaringan rumah sakit yang berkelanjutan.
Pada periode 9 bulan tahun 2024, pendapatan bersih Siloam tumbuh 10,8 persen year-on-year menjadi Rp 7,06 triliun, dengan momentum kinerja didorong oleh peningkatan volume rawat inap dan rawat jalan serta efisiensi operasional jaringan rumah sakit.
Pertumbuhan pendapatan ini mencerminkan strategi ekspansi Siloam yang efektif dengan menyelaraskan kebutuhan pasien dengan keahlian medis.
Kerangka kerja perusahaan menekankan optimalisasi sumber daya dan pengelolaan biaya, yang menghasilkan pertumbuhan EBITDA inti sebesar 8,2 persen tahun-ke-tahun menjadi Rp 2,11 miliar, sementara laba bersih kantor pusat naik 10,6 persen tahun-ke-tahun menjadi Rp 977,8 miliar.
Pencapaian keuangan ini menunjukkan pendekatan pertumbuhan Perusahaan yang disiplin, diimbangi dengan komitmen untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas di seluruh Indonesia.
CEO Siloam Benny Harianto mengatakan Siloam akan terus menunjukkan pertumbuhan dan fleksibilitas yang kuat sepanjang tahun 2024. Kinerja perusahaan yang berkelanjutan menunjukkan keberhasilan eksekusi strategi.
“Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sekaligus mengoptimalkan operasional rumah sakit untuk menjamin keberlanjutan finansial. Manajemen akan tetap fokus pada keunggulan operasional dan memperluas layanan dan program medis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” kata Benny dalam keterangan resmi. . , dikutip Senin (11/11/2024).
SILO juga mengalami peningkatan volume pasien, yaitu pasien rawat inap meningkat 9,8 persen menjadi 244.976 pasien, sedangkan hari rawat inap meningkat 9 persen menjadi 759.695 hari.
Melalui pengembangan program kesehatan yang berkesinambungan, Siloam berhasil mempertahankan tingkat okupansi sebesar 68 persen, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan jumlah tempat tidur operasional mencapai 4.097 tempat tidur.
Perusahaan tetap fokus untuk mengoptimalkan jangkauan dan kompleksitas layanan medis yang ditawarkan, khususnya pada program Kardiologi, Onkologi, Neurologi, Gastroenterologi dan Ortopedi (CONGO).
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) ikut serta dalam penawaran sukarela saham PT Siloam Hospitals Tbk. Dari usaha patungan tersebut, LPKR menjual 18,57% kepemilikannya di SILO berkurang menjadi 29,09%.
Transaksi strategis ini memungkinkan Perusahaan untuk mengurangi tingkat utang, memperkuat fokusnya pada bisnis real estate, sekaligus mempertahankan kepentingan strategisnya pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Sejak berdirinya rumah sakit pertama di desa Lipo pada tahun 1992, LPKR SILO telah membangun jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Keputusan untuk mengurangi keterlibatan SILO merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk fokus pada bisnis operasi regional yang terintegrasi penuh; yang meliputi bank tanah, pembangunan kota mandiri, perumahan, lahan industri, hotel, pusat perbelanjaan gaya hidup, dan taman pemakaman.
Perusahaan mendapat uang tunai Rp 6,9 triliun setelah pajak dari kesepakatan tersebut. Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang seperti obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya. Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja, dan keperluan korporasi lainnya.
Transaksi ini diharapkan dapat mengurangi utang bersih LPKR menjadi Rp4,3 triliun.
“Transaksi ini merupakan langkah maju dalam penyelarasan strategis perusahaan dengan bisnis inti real estate kami. Meskipun kami mengurangi kepemilikan kami di SILO, kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan SILO sebagai pemegang saham strategis,” kata Ketua LPKR Marlo Budiman dalam sebuah pernyataan. keterangan tertulis Kamis (19/9/2024).
LPKR optimis namun berhati-hati terhadap masa depan bisnis Perusahaan, percaya bahwa langkah ini akan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memperkuat posisi Perusahaan di industri real estat.