LIPUTAN 6.com, Jakarta – Calon peziarah dengan diabetes harus mengendalikan pola makanan untuk mempertahankan tingkat gula darah saat beribadah di Tanah Suci. RSUPN Dr. Cypo Mangunkusumo Jakarta Lilic Fauzia Ahmed, SC, T, RD, hipoglikemia mengatakan kurang dari normal atau gula darah (gula darah).
“Diet reguler adalah hal yang sangat penting untuk menjaga gula darah stabil, dan itu harus dipertimbangkan dalam perawatan yang cerdas,” kata Lilich dalam percakapan online di Jakarta pada hari Sabtu.
Diabetes peziarah juga harus makan makanan seimbang seperti peziarah lainnya.
Lilich, saat beribadah di Arab Saudi, anggota peziarah Indonesia, mengatakan mereka biasanya bisa makan sarapan, makan siang, dan malam hari. Menu ziarah harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Mengingat bahwa kebutuhan kalori tidak terpenuhi karena banyak kegiatan ibadah selama Tanah Suci, Lilich menyatakan bahwa konsumsi nutrisi dengan buah -buahan dan sayuran harus ditingkatkan dengan buah -buahan dan sayuran.
“Lebih baik melipatgandakan sayuran dan buah -buahan, untuk memaksimalkan penggunaan buah -buahan, misalnya ada supermarket di depan masjid besar. Ini dapat digunakan untuk membeli jus buah atau buah. Ini baik untuk tubuh.”
Lilis mengingatkan para penyembah diabetes untuk memastikan bahwa kebutuhan air mereka dipenuhi dan tubuh terhidrasi.
Lilich mengatakan bahwa peziarah selalu membawa botol minum sehingga mereka bisa minum kapan saja.
“Lebih baik minum setiap 35 menit atau satu jam sekali,” katanya.
“Jangan minum air dingin selama ziarah, karena peziarah Indonesia berpikir ketika cuaca panas benar -benar baik. Maka itu bermasalah dengan batuk dan tenggorokan. Minum air pada suhu normal bagus.”