Categories
Bisnis

Rupiah Selasa Sore Ditutup Melemah ke 16.046 per Dolar AS

bachkim24h.com, Jakarta Nilai tukar rupiah melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi 16.046 terhadap dolar AS pada Selasa, dibandingkan 16.026 pada perdagangan sebelumnya.

Pada Senin (6/5), nilai tukar Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) Bank Indonesia melemah menjadi 16.054 per dolar AS dari sebelumnya di level 16.025. “Minggu ini akan fokus pada komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve (Federal) mengenai jalur suku bunga, terutama karena data non-farm payrolls (NFP) yang lebih lemah dari perkiraan membuat para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga lagi. oleh… 2019. Bank Sentral, kata Direktur Forexindo Futures Ibrahim Al-Sawabi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Presiden Fed Richmond Thomas Parkin dan Presiden Fed New York John Williams mengatakan suku bunga saat ini sudah sesuai, artinya inflasi bisa mencapai target 2 persen sehingga tidak perlu dinaikkan lagi.

Alasan dikeluarkannya laporan ini berdasarkan data ISM (Purchasing Managers Index) AS bulan April 2024 yang hanya mencapai angka aktual sebesar 49,2, lebih rendah dari perkiraan sebesar 50,0, atau dibandingkan 50,3 pada bulan sebelumnya.

Demikian pula dengan data non-farm payrolls bulan April 2024 yang hanya sebesar 175 ribu, di bawah estimasi sebesar 238 ribu, atau angka sebenarnya sebesar 175 ribu, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 315 ribu.

Selain laporan buruk dari pejabat RBI, tidak ada data ekonomi signifikan dari dalam atau luar negeri yang bisa berdampak signifikan terhadap nilai tukar rupee.

 

Menurut saudara analis Bank Voorie, Rully Noah, kepercayaan pasar terhadap ekspektasi penurunan suku bunga RBI pada September 2024 berpotensi mendorong nilai tukar Rupee lebih tinggi.

Dia berkata, “Ketika perekonomian AS mulai mengalami penurunan yang mulus tahun ini karena kebijakan suku bunga tinggi yang dilakukan oleh Federal Reserve, kepercayaan pasar akan berlanjut untuk waktu yang lama karena pasar tenaga kerja AS tidak seketat tahun lalu. . “

Belakangan, data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2024 yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya membuat para pelaku pasar bersorak.

“Masih tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia mencerminkan perekonomian Indonesia belum terkena dampak resesi ekonomi global dan daya beli masyarakat yang kuat seiring dengan tingkat konsumsi yang tinggi,” kata Rowley.