bachkim24h.com, Jakarta – Beban kanker di Indonesia masih tinggi, terutama kanker payudara, kanker serviks dan rahim, kanker usus besar, dan kanker darah. RS Pelni menerima pasien BPJS dan sekitar 60 persen pasien kanker memerlukan terapi radiasi.
Data RS Pelni pada tahun 2022 menunjukkan ada 2.120 pasien kanker yang dirawat di sana. Sebanyak 608 pasien dirujuk ke rumah sakit lain, dan 9,7 persen dirujuk karena memerlukan terapi radiasi.
Menghadapi tingginya kebutuhan tersebut, RS Palni meluncurkan layanan radioterapi pada Selasa 6 Februari 2024, menjadi rumah sakit kedua di Jakarta Barat yang menawarkan layanan tersebut. Pelayanan radioterapi di RS Pelni meliputi radioterapi pancaran eksternal, brakiterapi 3D dan simulasi CT.
Profesor Dr Soehartati A Gondhowiardjo SpOnk Rad(K), tokoh inspiratif radioterapi di Indonesia, menyatakan kehadiran layanan radioterapi di RS Pelni sejalan dengan tema Hari Kanker Sedunia, “Close the Care Gap”. Pelayanan Radioterapi di Indonesia. Kurangnya layanan kesehatan dan jaminan akses yang setara bagi pasien kanker.
Menurut perempuan yang akrab disapa Profesor Tati ini, fokusnya harus pada akses layanan medis bagi pasien kanker untuk mengurangi kesenjangan layanan kesehatan. Hal itu diungkapkannya dalam diskusi bertema “Langkah Menuju Pemenuhan Seribu Keinginan” yang digelar di lantai satu Gedung Merial Tower RS Palni.
“Karena bertambahnya jumlah penduduk, hal ini bersamaan dengan bertambahnya jumlah pasien kanker saat ini. Hal inilah yang perlu kita fokuskan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan bagi pasien kanker yang harus berkembang dengan baik. Untuk mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan bagi pasien kanker. pasien,” katanya.
Peresmian fasilitas pengobatan radiasi ini dilakukan oleh Direktur Utama PT RS PELNI, Ary Setyo Nugroho, dan Direktur Medis Pertamina Bina Medika IHC, Dr. Lia Gardenia Partakusuma SpPK(K) MM, MARS, FAMM, dan Prof.Dr. Hariyono Winarto SpOG (K).
Saat itu, Profesor Hariono membahas program imunisasi HPV pada anak kelas 5 sekolah dasar (SD) sebagai salah satu program Kementerian Kesehatan RI untuk menjembatani kesenjangan pelayanan kesehatan di bidang onkologi.
Ia menjelaskan, vaksin HPV mencegah kanker serviks yang masih tinggi di Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 mencatat 36.633 kasus kanker serviks atau 17,2 persen dari seluruh kanker pada wanita, dan 21.003 kematian atau 19,1 persen kematian akibat kanker.
Rumah Sakit Pelni sebagai salah satu penyedia brakiterapi juga mendukung pengobatan kanker serviks di Indonesia.