bachkim24h.com, Jakarta – Pada pertengahan September lalu, XL Axiata menguji registrasi kartu prabayar menggunakan teknologi pengenalan wajah biometrik.
Tujuannya agar keamanan data telekomunikasi pelanggan dengan operator dapat lebih terjamin. Pasalnya, saat registrasi dilakukan menggunakan teknologi pengenalan wajah, pengguna diminta memindai wajah menggunakan perangkat yang tersedia saat proses registrasi SIM.
Nantinya, identitas yang dipindai akan digunakan untuk memverifikasi bahwa pelanggan yang mendaftarkan kartu SIM prabayar adalah pemilik sah identitas tersebut.
Operator lain yang juga menguji registrasi prabayar menggunakan teknologi pengenalan wajah biometrik adalah Telecocel.
Namun, hingga saat ini, registrasi prabayar yang menggunakan biometrik untuk pengenalan wajah belum diperkenalkan atau diwajibkan secara resmi oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Digital – yang sebelumnya dikenal sebagai Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Direktur dan Chief Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Ysi D’Axiata menjelaskan, operator sebenarnya akan memperkenalkan registrasi kartu prabayar menggunakan teknologi pengenalan wajah biometrik.
Sayangnya, kata Yassi, kendalanya ada pada biaya regulasi. Sebab, setiap operator perlu memverifikasi biometrik pelanggan atau wajahnya dengan data pribadi yang tersimpan di data center Dukcapil, ada biaya yang harus dibayarkan.
“Setiap kami melakukan panggilan API untuk autentikasi biometrik, biayanya Rp 3.000 per kunjungan. Kalangan industri meminta pemerintah mengkaji ulang harganya,” kata Yosi saat ditemui dalam media Gathering XL Acceta di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Yessie juga menyebutkan, misalnya seorang pelanggan mencoba memverifikasi biometrik dan kemudian sistem gagal mencocokkan data yang ada, sehingga setiap upaya dihitung sebagai transaksi.
Misalnya dia ambil biometrik tiga kali baru berhasil, maka biayanya sekitar Rp 9.000,- kata Yesi.
Sebagai perbandingan, biaya verifikasi data registrasi prabayar menggunakan SMS per hit atau SMS terkirim adalah Rp 1.000 mulai tahun 2025. Sedangkan biaya per hari untuk pengalaman verifikasi data adalah Rp 500.
“Awal tahun 2025 itu Rp 1.000, itu untuk pengalaman, bukan untuk keberhasilan transaksi. Jadi kami menghimbau kepada pemerintah yang diungkapkan melalui ATSI, bagaimana kita bisa menjamin keamanan data tapi Biaya juga ikut terlibat,” kata Dacey.
Bagaimana bisa
Pada proses registrasi kartu prabayar menggunakan teknologi biometrik, pelanggan XL Axiata akan diminta untuk memindai wajah menggunakan perangkat yang disediakan pada saat proses registrasi kartu prabayar.
Data biometrik yang terkumpul akan otomatis diverifikasi oleh instansi pemerintah di bidang identifikasi kependudukan.
Hal ini untuk memastikan bahwa pendaftar pelanggan memiliki kredensial yang valid. Teknologi pengenalan wajah biometrik ini juga memungkinkan verifikasi identitas lebih akurat sekaligus mempercepat proses registrasi kartu prabayar.
Selain itu, prosesnya mengikuti standar Know Your Customer (KYC) yang diterapkan di industri untuk memastikan validitas data pelanggan dan mengurangi risiko penipuan atau pencurian identitas.
Inovasi layanan pelanggan ini juga merupakan bagian dari upaya XL Axiata dalam mendukung peraturan pemerintah tentang wajib registrasi nomor prabayar, yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan mencegah penyalahgunaan layanan telekomunikasi.