JAKARTA – Raja Charles III tengah terlibat skandal lingkungan hidup, di mana pihak kerajaan mengambil untung dari bisnis lingkungan hidup yang mencemari lingkungan. Laporan tersebut juga menuduh perusahaan tersebut menyewakan properti dengan isolasi yang buruk dan membuat kesepakatan yang meragukan.
Dikutip oleh Marca, menanggapi investigasi Channel 4 Dispatches bertajuk “Jutaan Rahasia”, Istana Buckingham membela aktivitas keuangan Royal Estate karena laporan baru mengkaji praktik pendapatan Kadipaten Cornwall dan Kadipaten Lancaster.
Penyelidikan tersebut menuduh bahwa perkebunan tersebut, yang diawasi oleh Raja Charles dan Pangeran William, menghasilkan hampir $61 juta (Rs 966 miliar) untuk keluarga kerajaan tahun lalu, sementara mereka mengambil keuntungan dari usaha kontroversial, yang beberapa di antaranya mungkin berdampak pada lingkungan.
Istana Buckingham menyatakan bahwa Kadipaten mandiri secara finansial dan tidak didanai oleh pembayar pajak.
Kadipaten Lancaster, yang dikelola oleh Raja Charles, menekankan bahwa “Kadipaten sepenuhnya membiayai dirinya sendiri dan tidak bergantung pada uang pembayar pajak.
Sementara itu, Kadipaten Cornwall yang saat ini diketuai oleh Pangeran William berpandangan bahwa Kadipaten tersebut merupakan badan hukum privat.
Kedua daerah tersebut digambarkan beroperasi dengan mandat bisnis yang jelas untuk menghasilkan pendapatan.
Dampak lingkungan Investigasi Channel 4 menyoroti potensi konflik kepentingan di wilayah tersebut, mengambil keuntungan dari bisnis yang dapat merugikan pengelolaan lingkungan. Kadipaten Cornwall, misalnya, memiliki banyak hak mineral di seluruh Inggris, termasuk situs yang sensitif terhadap lingkungan seperti Hingston Down.
Di sini, perusahaan menyewa lahan untuk mengekstraksi batu pembangunan jalan, yang berdampak pada lanskap alam. Selain itu, Kadipaten mengizinkan operasi penambangan di Cornwall, bahkan di wilayah yang saluran airnya sebelumnya terkena dampak penambangan.
Sementara itu, Kadipaten Lancaster terus menerima pendapatan dari proyek-proyek yang berkaitan dengan ladang angin, sumber daya yang sebelumnya telah dijanjikan oleh Raja Charles untuk digunakan demi “kepentingan publik yang lebih besar” daripada menambah pendapatan kerajaan.