bachkim24h.com, Jakarta Ramai perbincangan soal penggunaan batu kecubung dalam sepekan terakhir. Menurut Ahli Jamu Tradisional Indonesia (PDPOTJI), ada beberapa alasan masyarakat menggunakan batu kecubung. Salah satunya karena ingin mencoba.
“Alasan orang mencoba batu safir biasanya karena kondisi emosi atau mental yang tidak stabil, misalnya kalangan muda dan muda,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) Dr. Ingrid Tania, M.Sc
Ingrid mengatakan batu kecubung sering digunakan karena kondisi emosi atau mental seseorang sedang tidak stabil. Biasanya digunakan untuk meredakan depresi atau stres. Sama seperti ketika ingin mengetahui tentang rokok, obat keras atau narkotika.
Digunakan oleh pecandu narkoba.
Lagi pula, orang yang menggunakan batu kecubung juga bisa menjadi orang yang kecanduan. Pecandu menyalahgunakan batu kecubung dan mencampurnya dengan obat yang lebih kuat yang disebut karnofen.
“Itu adalah obat psikoaktif atau obat yang bersifat adiktif dan sebenarnya ilegal. Sudah tidak diperbolehkan lagi peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dulunya obat penyakit tulang, tapi karena bisa psikoaktif dan membuat ketagihan, maka dilarang,” kata Ingrid, mengutip Antara.
Namun obat keras tersebut masih beredar di kalangan masyarakat umum dengan harga murah, termasuk para pezina yang menggunakan buah Neelam.
Ingrid memperingatkan bahwa mengonsumsi minuman tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan halusinasi, peningkatan libido secara tiba-tiba, gangguan irama jantung, dan bahkan kematian.
Jika ada yang mabuk Neelam, Ingrid menyuruh segera membawanya ke rumah sakit terdekat.
“Masyarakat tidak bisa membantu dari segi medis, jalan satu-satunya adalah ke rumah sakit karena orang yang mabuk Neelam harus diberikan obat penangkal senyawa penyebab keracunan atau halusinasi,” ujarnya.
Direktur RSJ Sambang Lehom Banjar Kalimantan Selatan, UD Raswandhi Nora mengatakan, hingga saat ini pihaknya sudah menerima 44 pasien diduga mabuk Neelam. Sedangkan korban tewas dikabarkan berusia antara 20 hingga 40 tahun.
Dr. Firdous Yamani, psikiater konsultan kecanduan di RSJ Sambang Lihum, mengatakan pasien yang datang akibat kecanduan Neelam berada dalam kondisi yang sangat serius. Mereka tampak gelisah, berbicara tidak jelas, dan bahkan sulit tidur.
“Jadi mereka kita berikan suntikan untuk menenangkannya, dan jika mereka sulit tidur, kita akan memberikan obat lain untuk menenangkannya,” kata Firdaus.
Berdasarkan pemeriksaan awal, Firdous menduga korban telah mencampurkan zat lain dan mengonsumsi buah Neelam. Namun, kata dia, dugaan tersebut harus ditindaklanjuti dengan uji laboratorium.