bachkim24h.com, Jakarta Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) sukses memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran. Sejumlah janji dari pasangan calon nomor urut 2 kemudian dinantikan publik, salah satunya program makan siang gratis.
Namun penerapan program tersebut dinilai perlu mengingat kondisi perekonomian nasional. Pasalnya, Direktur Ekonomi Digital Center for Economic and Legal Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan efek makan siang gratis pemerintahan baru akan mengurangi kesenjangan fiskal.
“Mereka butuh anggaran yang bisa mencapai ratusan triliun (Rp), baik di tahun pertama maupun tahun kelima. Dengan adanya program makan siang gratis dari pemerintah, saya kira keuangan kita tidak akan cukup kuat untuk membiayainya. menopang beban fiskal,” ujarnya kepada bachkim24h.com, Kamis (21 Maret 2024).
Oleh karena itu, Nailul mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran akan menghadapi beberapa opsi. Salah satu hal yang pasti dan mudah dilakukan adalah dengan mengurangi subsidi energi, khususnya BBM.
“Tetapi kita harus ingat bahwa kenaikan harga BBM dengan menghilangkan subsidi akan meningkatkan inflasi, menambah beban hidup masyarakat, termasuk masyarakat miskin. Kemiskinan juga akan meningkat,” ujarnya.
“Ini tidak sebanding dengan efek makan siang yang sebenarnya juga bisa salah sasaran,” kata Nailul.
Oleh karena itu, pihaknya memperkirakan penerapan program makan siang gratis bagi ibu hamil, siswi, dan pelajar Indonesia belum sepenuhnya terlaksana pada akhir semester pada tahun 2029.
“Biasanya kita terjebak menargetkan 51 persen dari target pada tahun 2029. Beban APBN kita terlalu besar jika kita memaksakan untuk menargetkan 100 persen dari target penerima manfaat,” imbuhnya.
Nailul kemudian mengklaim, makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran bisa sejalan dengan program bantuan yang dibiayai pemerintah sebelumnya, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
“Sebenarnya saya melihat bisa masuk program Keluarga Harapan dengan lebih banyak tujuan dan memberi melalui kontribusi di program bansos,” pungkas Nailul.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan hasil resmi pemilu 2024 pada Rabu malam, 20 Maret 2024.
Hasil pemilu 2024 dirilis setelah KPU menggelar rapat paripurna terbuka untuk meninjau kembali hasil pemungutan suara tingkat nasional di 38 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan hitungan KPÚ, pasangan capres dan cawapres nomor urut dua yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara terbanyak dari total 164.227.475 suara yang terkumpul di seluruh Tanah Air.
Prabowo-Gibran mengumpulkan total 96.214.691 suara. Selain itu, pasangan calon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara dan pasangan calon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md memperoleh 27.040.878 suara.
Wakil Ketua Umum Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia Sarman Simanjorang mengatakan, dunia usaha mengharapkan situasi yang aman, nyaman dan menguntungkan bagi para pengusaha pasca pengumuman hasil pemilu 2024.
“Bagi dunia usaha, kunci terpentingnya adalah stabilitas politik sebagai landasan pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha,” kata Sarman dalam keterangan tertulis yang dikutip, Kamis (21/3/2024).
Lanjutnya, dunia usaha sangat berharap pasca pengumuman dan penetapan hasil pemilu 2024, suasana akan aman, sejuk, dan kondusif sehingga tidak mengganggu aktivitas perekonomian dan investasi.
“Khusus pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1445, transaksi perekonomian di berbagai sektor aktif dan produktif,” imbuhnya.
Selain itu, masyarakat juga akan menerima THR pada minggu depan yang diharapkan dapat mendongkrak konsumsi rumah tangga. “Dalam situasi seperti ini masyarakat membutuhkan kemudahan dalam berbelanja,” ujarnya.
Sarman mengatakan, sudah menjadi tanggung jawab bersama masyarakat untuk menjaga kenyamanan dan kondisi pasca pengumuman hasil pemilu 2024.
“Jika terjadi perselisihan pemilu, sebaiknya diselesaikan melalui lembaga penegak hukum yang ada, yakni mahkamah konstitusi,” jelasnya.
“Kami berharap proses transisi kepemimpinan berjalan baik hingga Oktober, memberikan kepercayaan kepada dunia usaha dan industri sebagai investasi,” kata Sarman.
Sarman juga menyoroti upaya Kadin Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, yaitu memposisikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 dan keluar dari jebakan pendapatan menengah.
“Hal ini tentunya memerlukan optimalisasi potensi yang dimiliki Indonesia, antara lain potensi angkatan kerja produktif hingga 187 juta pekerja, pasar yang besar dengan jumlah penduduk 275 juta jiwa, dan kekayaan sumber daya alam yang juga dapat mendorong pembangunan,” tutupnya. .