Categories
Kesehatan

Pentingnya Stimulasi, Dokter Berikan Tips Ajari Anak Berbicara

bachkim24h.com, Jakarta – Ilmu Kesehatan Anak; Rumah Sakit Dr. Ben Mboy Kupang Winda Januarni Meye berbincang tatap muka dengan anak-anak; Saya diberi banyak tips seperti menggunakan bahasa standar, bernyanyi.

Winda mengatakan, ada empat tahapan dalam tumbuh kembang anak. Pidato dan bahasa adalah salah satu aspek tersebut. Ia mengatakan, proses belajar anak bersifat virtual dan diperlukan kontak mata selama mengajar.

“Jadi pada dasarnya anak-anak itu kecil, kan?” Ketika mereka lebih besar, mereka berbicara kepada anak-anak, tetapi tidak ketika mereka berdiri atau melihat wajah mereka. Jika dia tidak melihat gerakan bibir dan mulutnya, dia bukanlah seorang anak kecil. Hanya ada suara-suara yang bisa meniru kita; Namun karena tidak ada kontak mata langsung, anak-anak bingung bagaimana merespons suara-suara tersebut, kata Kementerian Kesehatan Jakarta dalam sebuah pernyataan. Rabu (9 November 2024).

Menurut Vinda, selain kontak mata, sebaiknya anak diajarkan bahasa normal. Ia mencontohkan; Kata “makan” sebaiknya tidak diubah menjadi mamam atau mayam karena dapat membingungkan anak.

Lalu beliau berpesan sebaiknya fokus pada bahasa ibu dulu dan hindari banyak bahasa. Jika memungkinkan, kami bisa mengajarkan bahasa lain, misalnya bahasa daerah. Menurut teori, mengajar anak berbicara bahasa selain bahasa ibu biasanya dimulai pada usia dua tahun.

“Jadi bernyanyi ya, kita bernyanyi untuk orang dewasa, tapi untuk anak-anak itu proses belajarnya sangat kompleks,” ujarnya.

Dijelaskannya, ketika anak bernyanyi, mereka perlu mengetahui kata-katanya, mengurutkan baris-barisnya, dan bernyanyi dengan nada-nada tertentu. Oleh karena itu, salah satu pilihan stimulasi dengan menyanyikan lagu anak bisa menjadi.

Winda mengatakan, biasanya pada usia 24 bulan atau 2 tahun, bayi sudah bisa menambahkan kata-kata yang dipahami orang dewasa, seperti ayah bermain atau ibu menyapu.

Saat itu, ia juga menyarankan untuk membatasi penggunaan gadget karena tidak ada komunikasi dua arah yang membantu perkembangan anak.

“Rekomendasinya, perangkat tersebut digunakan untuk aktivitas interaktif. Misalnya orang tua atau kakek dan neneknya sedang berada di luar kota, makanya kadang melakukan video call,” ujarnya.