Categories
Edukasi

Pentingnya Keberlanjutan Pengelolaan Penghayat Kepercayaan di Indonesia

JAKARTA, bachkim24h.com – Di tengah dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang, keberlanjutan kepemimpinan umat menjadi salah satu fokus utama. Pemeluk agama adalah sekelompok orang yang mempunyai sistem kepercayaan dan pengamalan spiritual yang berbeda dengan agama mayoritas di Indonesia.

Meski sering dianggap minoritas, namun peran mereka dalam menjaga keberagaman budaya dan spiritual di Indonesia sangatlah penting. Kelompok agama mengandung nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun yang tidak hanya penting bagi komunitasnya tetapi juga turut menyumbang kekayaan budaya suatu bangsa. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang lebih terstruktur dan matang.

Kepala pakar kebudayaan Sri Hartini mengungkapkan harapan besarnya. Kami ingin Ditjen Kebudayaan diperbarui dan menjadi Kementerian Kebudayaan.

Deklarasi ini bukan sekedar ambisi kelembagaan, namun juga mencerminkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat struktur kelembagaan guna menjamin keberlanjutan kepemimpinan umat beriman di Indonesia. Hal ini disampaikan pada Seminar Nasional Ketuhanan Yang Maha Esa pada tanggal 20 Agustus 2024 di Surabaya, Jawa Timur.

Selama bertahun-tahun, umat beriman menghadapi berbagai tantangan, mulai dari stigma sosial hingga pengakuan hukum yang terbatas. Namun, pengakuan formal terhadap mereka, terutama setelah keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2017 yang mengakui penganut yang menggunakan KTP, merupakan sebuah langkah maju yang penting.

Meskipun demikian, kesinambungan upaya kepemimpinan dan dukungan umat tetap merupakan kebutuhan yang mendesak.

Direktorat Kepercayaan Kepada Kesatuan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA) yang berada di bawah naungan Direktorat Kebudayaan berperan aktif dalam mendorong persatuan dan kesetaraan. Namun karena tantangan yang semakin berat, perbaikan situasi kelembagaan menjadi suatu keharusan untuk menjamin terpeliharanya dan dikembangkannya nilai-nilai luhur yang dianut umat beriman.

Dengan peningkatan status kelembagaan seperti yang diharapkan Sri Hartin, diharapkan Ditjen Kebudayaan semakin mempunyai peluang untuk mendukung dan memperkuat peran umat dalam pembangunan nasional berkelanjutan. Keberlanjutan ini penting tidak hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk mendorong persatuan dan kesetaraan dalam keberagaman Indonesia.

Salah satu peserta yang hadir dalam seminar tersebut, Joko Witono dari Perkumpulan Budha Jawi Visnu, menekankan perlunya Direktorat Jenderal Kebudayaan mengambil langkah signifikan untuk menyelamatkan akar budaya bangsa melalui kepercayaan dan komunitas adat.

Konsep Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI terhadap pembangunan penting ini adalah menyerap aspirasi dari bawah, yaitu dari bawah ke atas, bukan dari atas. Jadi saya harap begitu. “KMA ini menuju ke bawah, bukan hanya berdasarkan laporan.”

Direktur Kebudayaan Hilmar Farid sebelumnya menegaskan bahwa “pengajaran umat beragama memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan sosial dan budaya, serta memecahkan berbagai tantangan global.

“Dengan dukungan yang lebih kuat, Direktorat Jenderal Kebudayaan dapat lebih optimal dalam memastikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak umat beragama, serta mendukung mereka dalam menghadapi perubahan zaman. Penganut agama ingin Ganjar memimpin Indonesia. Dukungan para penganut agama tersebut karena Ganjar dalam dua periode kepemimpinannya di Jawa Tengah melakukannya dengan cara yang kredibel. bachkim24h.com.co.id 8 Agustus 2022